hipoksia dan selanjutnya dapat menimbulkan edema sekunder, biasanya kesadaran umumnya baik.
2.3.6 Manifestasi klinis
Stroke menyebabkan berbagai deficit neurologic, bergantung pada lokasi lesi pembuluh darah mana yang tersumbat, ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat dan jumlah aliran darah kolateral skunder atau aksesori. Fungsi otak yang rusak dapat membaik sepenuhnya.
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunteer terhadap gerakan motorik. Gangguan control motor volunteer
pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia
paralisis pada 1 sisi karena lesi pada sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh adalah tanda lainnya. Diawal tahapan
stroke, gambaran klinis yang muncul biasanya adalah paralisis dan hilang atau menurunnya reflek tendon.
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia yang paling umum, disfungsi bahasa
dan komunikasi dimanisfetasikan sebagai berikut: a disartria kesulitan berbicara ditunjukan dengan berbicara yang sulit dimengerti yang disebabkan
oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara, b disfasia atau afasia bicara detektif atau kehilangan bicara terutama ekspresif
atau reseptif, c apraksia ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang
Universitas Sumatera Utara
dipelajari sebelumnya seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
Gangguan persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi.Stroke dapat mengakibatkan disfungsi persepsi visual, gangguan dalam
hubungan visual-spasial dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer diantara
mata dan korteks visual, homonimus hemianopsia kehilangan setengah lapang pandang dapat terjadi karena stroke dan mungkin bersifat sementara atau
permanen. Sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis. Kepala pasien berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan cenderung mengabaikan
bahwa tempat dan ruang pada sisi tersebut ini disebut amorfosintesis. Pada keadaan ini pasien tidak mampu melihat makanan pada setengah nampan dan
hanya setengah ruangan yang terlihat gangguan lapang pandang. Gangguan hubungan visual-spasial sering terlihat pada pasien dengan hemiplagia kiri. Pasien
mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokan pakaian ke bagian tubuh. Kehilangan sensori karena stroke
dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan proprisepsi kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian
tubuh serta kesulitan dalam menginterpretasikan stimuli visual, taktil dan auditorius.
Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik bila kerusakan telah terjadi pada lobus frontal, mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual kortikal
yang lebih tinggi mungkin dapat rusak. Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam
Universitas Sumatera Utara
lapang pandang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, kurang motivasi, yang menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam
program rehabilitasi mereka. Depresi umum terjadi dan mungkin diperberat oleh respon alamiah pasien terhadap penyakit katastrofik ini. Masal psikologik lain
juga umum terjadi dan dimanisfestasikan oleh labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam, dan kurang kerja sama.
Disfungsi kandung kemih merupakan hal yang paling sering terjadi pada pasien stroke, pasien tidak mampu untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan postural. Kadang-kadang setelah stroke kandung kemih menjadi atonik,
dengan kerusakan sensasi dalam respon terhadap pengisian kandung kemih dan kontrol sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang.
Secara sederhana, Muliyatsih, E dan Ahmad A mengungkapkan bahwa tanda dan gejala serangan stroke bervariasi, tergantung pada lokasi dan besarnya
kerusakan sel otak akibat kurangnya suplai oksigen. Sekitar 90 pasien yang terserang stroke tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.
Tanda dan gejala lainnya adalah tiba-tiba kehilangan rasa peka, bicara cadel atau pelo, gangguan bicara dan berbahasa, gangguan penglihatan, mulut mencong atau
tidak simetris ketika menyeringai, gangguan daya ingat, nyeri kepala hebat, vertigo, kesadaran menurun, gangguan mengontrol emosi, gangguan rasa peka,
gangguan menelan, dan beberapa tanda atau gejala lain yang menunjukkan adanya gangguan fungsi otak.
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Komplikasi