Analisis Kasus Penerapan Non-Penal

pada kepala, serta korban mengalami pendarahan yang banyak akibat luka- luka robek pada kepala dan dagu korban • Kematian korban diperkirakan antara 4 sampai 12 jam sebelum korban diperiksa berdasarkan kaku mayat yang hampir maksimal pada seluruh tubuh korban yang berwarna kebiru-biruan dan tidak hilang bila ditekan • Luka robek I, luka robek II, luka memar I dan luka memar II pada kepala serta luka lecet pada lengan kiri bawah belakang korban diakibatkan karena trauma benda tumpul Berdasarkan hal tersebut maka unsur ini telah terpenuhi Dakwaan Kesatu telah Terbukti dengan perbuatan Terdakwa, maka Terdakwa haruslah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 44 ayat 3 UU RI No. 23 Tahun 2004 KUHP dan kesalahan yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut dapat dipertanggung jawabkan kepadanya karena selama dalam persidangan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf dan alasan pembenar yang dapat menghapus kesalahan Terdakwa.

3. Analisis Kasus

a. Sebab terjadinya Pembunuhan dan Pasal yang didakwakan serta Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Posisi kasus yang telah diurauikan di atas menyebutkan bahwa yang menjadi pelaku pembunuhan adalah orangtua dari korban dan usia anak yang menjadi korban masih tergolong dibawah umur. Hal ini terjadi karena anak Universitas Sumatera Utara dibawah umur masih lemah dan berada dibawah otoriterkekuasaan orangtua dan orangtua dianggap sebagai orang yang harus dipatuhi atau ditakuti. Ketiga kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orangtua didahului dengan tindakan kekerasan fisik yang pada akhirnya mengakibatkan matinya korban. kekerasan fisik dalam kasus yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak kandungnya diatas disebabkan karena beberapa hal, seperti dalam Putusan Nomor: 154Pid.B2011PN.Pbg disebabkan karena orangtua yaitu ayah dari korban tengah bingung karena masalah ekonomi keluarga dan berniat bunuh diri bersama anaknya dengan racun yang sudah disiapkan. Namun setelah beberapa lama kemudian, susu yang telah dicampur racun tikus yang telah diminum Terdakwa dan Korban tersebut tersebut tidak menimbulkan reaksi apa-apa terhadap Korban maupun Terdakwa, sehingga pada saat Korban sedang tiduran di tempat tidur, Terdakwa lalu mencekik leher Korban dengan kedua tangannya sekuat tenaga sehingga Korban tidak bergerak lagi, selanjutnya untuk memastikan Korban sudah meninggal dunia, selanjutnya Terdakwa membekap mulut dan menutup hidung Korban hingga Korban benar-benar meninggal dunia, selang beberapa lama kemudian Terdakwa meninggalkan rumah tersebut lalu membeli sebotol insektisida merk Matador, meminumnya tetapi tidak menimbulkan reaksi apapun. Dari fakta-fakta yang ditemukan melalui Surat Visum Et repertumNomor 474.S15863IKF09.05.20011 tanggal 09 Mei 2011 yang dibuat dan ditanda tangani oleh Dr. M. Zaenuri Syamsu Hidayat, SpKF, MsiMed, Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Prof. Dr. Margono Universitas Sumatera Utara Soekarjo, Purwokerto makaa di simpulkan bahwa kematian korban karena mati lemas akibat pembekapan dan tidak ada tanda-tanda keracunan Berdasarkan kronologis kasus, diketahui bahwa terdakwa dalam melakukan perbuatannya dengan perencanaan dan dengan maksud atau tujuan untuk menghilangkan nyawa anaknyakorban, sehingga dakwaan Jaksa Penuntut Umum dimulai dari Pasal 340 KUHP yang jelas mengatur tentang tindak pidana pembunuhan dengan perencanaan terlebih dahulu. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa dengan tuntutan sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Joko Muji Widodo Bin Darmoharjoso terbukti bersalah dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain yaitu Korban Muchamad Khoirul Umam, sebagaimana Dakwaan Kesatu primair Pasal 340 KUHP. 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Joko Muji Widodo Bin Darmoharjoso dengan pidana penjara selama 9 sembilan Tahun di kurangi selama Terdakwa menjalani tahanan sementara dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan 3. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara masingmasing sebesar Rp.1000 Putusan Nomor: 1357Pid.B2012PN.JKT.Tim, disebabkan karena Gangguan jiwa psikotik depresi. Terdakwa mengerti, tetapi kurang memahami nilai dan resiko perbuatannya. Terdakwa membacok korban dengan celurit sehingga mengakibatkan Bahwa berdasarkan Visum Et Repertum RSUP Universitas Sumatera Utara Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo Nomor:287VER926.08.12IX2012, tertanggal 6 September 2012, Hasil Bedah Mayat atas mayat korban yang dibuat dan ditanda tangani diatas Sumpah Jabatan oleh Dr.dr.Yuli Budiningsih,SpF, dokter pada Rumah Sakit tersebut setelah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam diperoleh kesimpulan hasil pemeriksaan yaitu: Pada pemeriksaan luar ditemukan luka terbuka pada leher dan kuping telinga kanan akibat kekerasan tajam, selanjutnya ditemukan luka lecet pada telinga kanan dan memar pada kedua lutut akibat kekerasan tumpul. Sedangkan, pada pemeriksaan dalam ditemukan terputusnya pembuluh nadi dan pembuluh balik leher, robeknya otot leher sisi kiri, robeknya kerongkongan serta pucatnya organ-organ dalam sebab kematian tersebut karena kekerasan tajam pada leher yang memutuskan pembuluh nadi dan pembuluh balik kanan dan kiri sehingga terjadi pendarahan. Jaksa Penuntut Umum menggunakan dakwaan subsidair yang dimulai dari Pasal 44 ayat 3 Undang-Undang R.I No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga kekerasan fisik yang mengakibatkan matinya korban, Pasal 80 ayat 4 Undang-Undang R.I No.23 Tahun 2002 kekejaman terhadap anak yang dilakukan orangtua, tentang Perlindungan Anak, Pasal 338 KUHP pembunuhan biasa. Menghilangnya nyawa korban dalam kasus ini di sebutkan sebagai akibat dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh Terdakwa yaitu dengan membacok beberapa kali, dengan menggunakan clurit miliknya ke tubuh anaknya dan dalam proses pemeriksaan terdakwa terbukti mengalami gangguan jiwa psikotik depresi. Terdakwa mengerti, tetapi kurang memahami nilai dan resiko Universitas Sumatera Utara perbuatannya, maka dalam hal menetapkan dakwaannya, jaksa penuntut umum menggunakan Undang-undang yang mengatur tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nomor 23 Tahun 2004. Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa telah melakukan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga yang mengakibatkan matinya Kaysa Ivanna Salsabila, sebagaimana dakwaan kedua Pasal 80 ayat 4 Undang-Undang R.I No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Putusan Nomor : 203Pid.B2013PN.GS disebabkan karena terdakwa marah kepada korban karena korban memukul adiknya hingga menangis dan sepontan terdakwa mengambil kayu dan memukulkannya dan mengenai pada bagian kepala Korban Alm sehingga mengalami luka-luka, melihat korban Korban Alm mengalami luka maka terdakwa menggendong kemudian membawa ke sumur untuk membersihkan darah pada luka-luka korban Korban Alm selanjutnya pada hari yang lain, terdakwa yang melihat kotoran korban berserak di lantai rumah kemudian marah dan menampar saksi korban Korban Alm dengan menggunakan tangan kanan kemudian menendang dengan menggunakan kaki kanan sehingga korban KORBAN Alm langsung terjatuh ke lantai kamar dengan posisi telukup dan tidak bergerak lagi, melihat korban tidak bergerak lagi maka terdakwa mengangkat korban kemudian dipangkunya dan ternyata korban tidak bernafas lagi kemudian meninggal dunia, sesuai dengan hasil Visum Et Repertum Nomor :440.2433Yankes-PKDKR1013 tanggal 17 Mei 2013 yang dibuat dan ditanda tangani oleh dr.Yuniarman Waruwu selaku Dokter Pemerintah pada Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Bawo Lato Universitas Sumatera Utara Kecamatan BawoLato, dalam kesimpulannya : Telah diperiksa sesosok mayat anak laki-laki yang dikenal bernama Aprilius Ndruru dalam kesimpulannya korban Korban Alm umur 7 tahun dari hasil pemeriksaan luar dapat disimpulkan bahwa : Penyebab kematian korban karena trauma kepitis akibat trauma benda tumpul pada luka robek I, luka robek II, luka memar I dan luka memar II pada kepala, serta korban mengalami pendarahan yang banyak akibat luka-luka robek pada kepala dan dagu korban. Jaksa Penuntut Umum mendakwa dengan Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 44 ayat 3 UU Nomor : 33 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, Pasal 338 KUHP. Dalam dakwaan pertama, dinyatakan bahwa terdakwa telah melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, yang menyebabkan meninggal dunia sebagaimana diancam dalam Pasal Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Hal ini telah dijabarkan dalam posisi kasus sebelumnya, bahwa Penyebab kematian korban karena trauma kepitis akibat trauma benda tumpul pada luka robek I, luka robek II, luka memar I dan luka memar II pada kepala, serta korban mengalami pendarahan yang banyak akibat luka-luka robek pada kepala dan dagu korban dan pada tubuh korban banyak ditemukan bekas-bekas luka yang lama. Dakwaan alternatif lainnya masih dalam lingkup undang-undang yang mengatur tentang tindak pidana penganiayaan fisik yang mengakibatkan matinya korban yaitu dalam Pasal 44 ayat 3 UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Universitas Sumatera Utara Tangga Nomor 23 Tahun 2004 dan dakwaan terakhir yaitu Pasal 338 KUHP yang mengatur tentang tindak pidana pembunuhan biasa. Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya menyatakan terdakwa TERDAKWA bersalah melakukan tindak pidana kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga yang mengakibatkan matinya korban sebagaimana diatur dalam pasal 44 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa TERDAKWA dengan pidana penjara selama 10 Sepuluh Tahun dikurangkan sepenuhnya selama terdakwa menjalani masa tahanan sementara b. Fakta Hukum dan Putusan Hakim. Pada hari Jumat tanggal 29 April 2011, terdakwa yang bingung dengan keadaan ekonomi keluarganya membeli racun tikus lalu disimpan di rumah ter- dakwa yang jarang di tempati. Tujuan terdakwa membeli racun tikus untuk bunuh diri dan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2011, istri terdakwa saksi Isnaeni marah –marah kepada anak terdakwa korban Alul di depan Terdakwa dengan mengatakan “SUDAH MATI SAJA SEKALIAN DENGAN BAPAK MU “. Pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2011 sekira jam 10.00 Wib, terdakwa mengajak korban untuk bermain di rumah terdakwa yang tidak di tempati dan terdakwa kemudian mengambil dua buah gelas dan membuat susu yang dicampur racun tikus masingmasing satu bungkus, memberikan se- gelas susu kepada korban lalu Fakta Hukum dan Putusan Hakim atas Kasus dengan Nomor Putusan : 154Pid.B2011PN.Pbg Universitas Sumatera Utara diminum korban sampai habis. Terdakwa juga meminum segelas susu yang sudah dicampur racun tetapi racun tersebut tidak menimbulkan reaksi apaapa terhadap korban dan terdakwa. Terdakwa kemudian memcekik leher korban dengan kedua tangannya sekuat tenaga sampai korban tidak bergerak lagi kemudian membekap mulut dan menutup hidung korban sampai benar benar meninggal dunia. Terdakwa me ninggalkan rumah untuk membeli sebotol insek-tisida merk matador, lalu terdakwa kembali ke rumah dan sesampainya di rumah terdakwa lalu meminum satu botol insektisida sampai habis kemudian terdakwa tidur disamping korban yang sudah meninggal dunia. Korban Alul meninggal dunia ber dasarkan Visum Et Repertum No.474.315863 IKF09.05.2011 tanggal 9 Mei 2011 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. M Zaenuri Syamsu Hidayat, Sp.KF.MsiMed Dokter pada RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Dengan hasil Pemeriksaa: dari fakta- fakta yang ditemukan sendiri dari Pe meriksaan atas jenasah tersebut maka kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki umur kurang lebih lima tahun. Kematian di perkirakan terjadi lebih dari empat jam dari pemeriksaan.Pada peme- riksaan di temukan : 1. Tanda-tanda pembekapan, 2.Tandatanda mati lemas 3. Tidak di temukan tanda-tanda keracunan. Kematian diperkirakan karena mati lemas akibat pembekapan Berdasarkan uraian fakta-fakta hukum dan uraian sebelumnya tentang unsur-unsur pasal 340 KUHP yang telah terpenuhi, maka Pengadilan Negeri Purbalingga berpendapat bahwa Terdakwa telah terbukti secara sah menurut hukum dan timbullah keyakinan bagi majelis Hakim bahwa suatu tindak pidana Universitas Sumatera Utara telah terjadi sedangkan terdakwa Joko Muji Widodo Bin Darmoharjoso adalah sebagai pelakunya sebagaimana dakwaan kesatu primair Jaksa Penuntut Umum. Menurut pengamatan Majelis Hakim selama persidangan berlangsung, tidak dijumpai alasan pemaaf maupun alasan pembenar yang dapat menghapus sifat melawan hukum maupun pertanggungjawab pidana yang ada pada diri terdakwa, maka terdakwa dinyatakan bersalah, dan dijatuhi pidana sesuai dengan perbuatannya yaitu : 1. Menyatakan terdakwa Joko Muji Widodo Bin Darmoharjoso, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan Berencana dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 3 tiga tahun 2. Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000,. seribu rupiah Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan Berencana. Peristiwa yang terjadi yaitu dimana Terdakwa membacok beberapa kali, dengan menggunakan celurit miliknya ke tubuh anaknya yang ke dua bernama Kaisa Ivanna Salsabila, perempuan, kira-kira berumur 4 empat Tahun, mengenai leher sebelah kiri dan akibat kejadian tersebut, terjadi luka bacok dan mengeluarkan darah dan akhirnya korban meninggal dunia. Fakta Hukum dan Putusan Hakim atas Kasus dengan Nomor Putusan: 1357Pid.B 2012PN.JKT.Tim Universitas Sumatera Utara Peristiwa tersebut terjadi pada hari Sabtu, tanggal 25 Agustus 2012, sekira Jam.21.00 Wib, di rumah Terdakwa di Jalan Raya PKP RT.08.RW.08 No.10, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur yaitu menjelang kejadian, korban dijemput keluarga Terdakwa untuk main dirumah Terdakwa dari rumah mantan isteri Terdakwa saksi Nurbaity. Korban masuk kekamar Terdakwa, tiba tiba ada suara “ Papa.... Papa.....sakit”, tidak lama Terdakwa keluar kamar membawa celurit dan bicara sama Ibu Terdakwa saksi Siti Fatoyah. Terdakwa mencari anaknya yang Pertama yaitu Nayla yang akan dibunuh dan Terdakwa juga bilang bahwa Kaysa sudah dibunuh dengan cara membacokkan cluritnya yang diambil dari lemari sebanyak 3 tiga sampai 4 empat kali, mengenai leher kiri, kanan dan bawah telinga hingga mengeluarkan banyak darah dari bekas luka bacok tersebut darah mengenai sprei dan pakaian serta bantal guling tempat korban tidur dijadikan barang bukti di persidangan, setalah membacok, Terdakwa mencium wajah korban, baru keluar kamar. Terdakwa cerai dengan isterinya kira kiranya 4 empat tahun yang lalu, punya 2 dua orang anak yang pertama ikut Terdakwa dan yang kedua ikut mantan isterinya, keduanya sering saling main bergantian, baik kerumah Terdakwa maupun kerumah Ibunya di Kalibata Tengah, Pancoran, Jakarta Selatan. Dua 2 minggu sebelum kejadian, sikap Terdakwa berubah menjadi sering diam, mengurung diri didalam kamar dan 3 tiga bulan sebelum kejadian, Terdakwa sering ada bisikan-bisikan aneh supaya membunuh anak-anak dan keluarga hingga sekarang tetapi Terdakwa sadar dan tahu, akibat perbuatannya yang akhirnya anaknya meninggal dan Terdakwa merasa menyesal. Terdakwa Universitas Sumatera Utara akhir -akhir ini sering memikirkan kondisi perekonomian keluarganya, masa depan anak-anaknya, namun tidak tahu jalan keluarnya. 1. Menyatakan bahwa Terdakwa Ivan Reza Pahlevi, tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, “Melakukan Kekerasan Terhadap Anak Yang Mengakibatkan Matinya Orang Yang Dilakukan Oleh Orang Tuanya Sendiri ”; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut diatas, dengan pidana penjara selama 11 sebelas tahun dan denda sebesar Rp.200.000.000,-dua ratus juta rupiah, apabila Denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 6 enam bulan; 3. Menetapkan bahwa masa tahanan yang telah dijalani Terdakwa tersebut, sebelum Putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap, dikurangkan seluruhnya dari pidanahukuman yang dijatuhkan tersebut; Pada hari Selasa tanggal 23 April 2013 di dalam rumahnya sendiri di Dusun IV Fadoro Desa Siofaewali Kecamatan Bawolato Kabupaten Nias.Terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap anak kandungnya sendiri bernama KORBAN alias Lius sampai meninggal dunia. Terdakwa memukuli KORBAN karena pada saat terdakwa pulang dari sawah melihat KORBAN telah berak dan kecing di lantai kamar dan kotorannya berserakan di lantai sehingga terdakwa menjadi emosi dan memukuli KORBAN Fakta Hukum dan Putusan Hakim atas Kasus dengan Nomor Putusan : 203Pid.B 2013PN.GS Universitas Sumatera Utara Cara terdakwa melakukan pemukulan terhadap KORBAN adalah menampar pipi kiri KORBAN dengan telapak tangan kanan terdakwa sebanyak satu kali lalu terdakwa menendang dagunya dengan menggu nakan kaki kanan terdakwa lalu terdakwa mengambil kayu dapur dan memukuli KORBAN, setelah melakukan pemukulan tersebut terdakwa merasa kaget melihat korban KORBAN tidak bernyawa lagi, lalu terdakwa langsung memandikannya disumur dan menidurkannya diruang tamu dan akibat pemukulan terdakwa tersebut KORBAN mengalami luka-luka dan meninggal dunia. 1. Menyatakan Terdakwa TERDAKWA telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Perbuatan Kekerasan Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga” 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 8 delapan tahun. 3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 4. Membebani terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- Dua Ribu Rupiah c. Analisis dari Ketiga Putusan Pengadilan Negeri Berdasarkan ketiga kasus yang telah dijabarkan diatas fakta-fakta hukumnya, maka dapat dianalisis dengan teori kriminologi. Untuk kasus pertama dan kedua berdasarkan fakta-fakta hukumnya kita dapat melihat bahwa para terdakwa melakukan perbuatannya di sebabkan masalah perekonomian keluarga. Hal ini berkaitan dengan mazhab lingkungan ekonomi dan kejahatan yang Universitas Sumatera Utara tergolong kedalam golongan hubungan antara kondisi ekonomi dengan kriminalitas yang mempunyai teori determinisme ekonomi. Inilah yang menjadi dasar yang sederhana tetapi sangat mendalam, dari pemikiran ini juga bahwa faktor-faktor ekonomi mempengaruhi sifat dan bentuk dari semua hubungan-hubungan sosial. Dalam bentuk yang ekstrim, fakta ini di tingkatkan menjadi faktor dasar atau faktor penentu, yang mendominasi dan mengendalikan semua aspek-aspek lainnya dari kehidupan. Aliran sosialis yang yang menjadi pemikiran dasar sebagai landasan lahirnya teori-teori kriminologi juga menghubungkan kondisi kejahatan dengan kondisi ekonomi yang dianggap memiliki hubungan sebab akibat. Konteks dalam ketiga kasus yang telah diuraikan sebelumnya adalah sama yaitu pelaku adalah orang tua dan korban adalah anak kandung dari pelaku tersebut, tetapi ketiga kasus tersebut diputus oleh Hakim dengan ketentuan undang-undang yang berbeda. Setelah penulis mengamati perbedaan putusan Hakim tersebut, maka jelas terlihat bahwa hal yang membedakan dari ketiga kasus tersebut adalah maksud atau tujuan dari pelaku dalam melakukan perbuatannya. Kematian anak tidak selalu menjadi tujuan dari tindak pidana yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya tetapi bisa saja kematian tersebut merupakan akibat dari sebuah perbuatan lainnya. Penulis berpendapat bahwa putusan yang telah dijatuhkan oleh Hakim terhadap kasus dengan nomor perkara: 154Pid.B2011PN.Pbg. yang disebutkan bahwa pelaku yaitu orangtua korban terbukti melakukan Pembunuhan Berencana sebagaimana diatur dalam Pasal 340 KUHP adalah tepat. Alasan penulis Universitas Sumatera Utara menyatakan demikian dikarenakan bahwa dalam surat dakwaan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum Surat dakwaan yang digunakan oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu surat dakwaan subsider yang artinya walaupun perbuatan yang dilakukan hanya satu tetapi jaksa ragu-ragu pasal mana yang pasti dilanggar oleh terdakwa dan untuk menghindari agar terdakwa tidak bebas karena salah menempatkan pasal yang didakwakan maka jaksa memakai surat dakwaan subsider yaitu kesatu primair melangggar pasal 340 KUHP, Subsidair melanggar pasal 338 KUHP, lebih subsidair melanggar pasal 355 ayat 2 KUHP, lebih subsidair melanggar pasal 353 ayat 3 KUHP lebih-lebih subsidair melanggar pasal 351 ayat 3 KUHP atau kedua melanggar pasal 44 ayat 3 Undangundang Nomor 23 Tahun 2004 TentangPenghapusan Kekarasan Dalam Rumah Tangga. Sehingga Hakim akan terlebih dahulu mempertimbangkan unsur-unsur dalam dakwaan primer yaitu Pasal 340 KUHP. Dalam putusan tersebut diuraikan bahwa perbuatan terdakwa telah memenuhi semua unsur dalam Pasal 340 KUHP tersebut. Pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa yaitu pidana penjara selama : 3 tiga tahun dan menurut penulis hal tersebut terbilang cukup ringan sebagai hukuman atas tindak pidana pembunuhan berencana yaitu tindak pidana pembunuhan yang hukumannya paling berat di dalam KUHP dan tindak pidana tersebut dilakukan oleh orangtua terhadap anak kandungnya Perbuatan terdakwa dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri yang seharusnya di jaga dandilindungi. Jelas maksud atau tujuan dari terdakwa melakukan perbuatannya adalah kematian dari korban, hal ini terlihat dalam uraian posisi kasus yang Universitas Sumatera Utara disebutkan bahwa terdakwa telah memberi keterangan bahwa terdakwa membeli racu tikus merk matador pada hari Jumat tanggal 29 April 2011, juga membeli susu coklat, racun tikus tersebut terdakwa minum bersamasama dengan korban, hal ini berarti perbuatan terdakwa telah direncanakan secara matang. Terdakwa seharusnya masih dapat mempertimbangkan untung dan ruginya jika tetap melakukan perbuatannya terhadap korban, hal ini terlihat pada fakta- fakta bahwa saat terdakwa dan korbaumah terdakwa, selanjutnya terdakwa masih sempat membiarkan korban untuk bermainmain di rumah tersebut, sambil terdakwa mempersiapkan rencananya dengan membuatkan dua gelas susu yang dicampur racun tikus yang dibeli dan disimpan terdakwa dua hari sebelumnya. Dalam situasi tersebut seharusnya terdakwa dapat mengurungkan niatnya untuk tidak melanjutkan perbuatannya menghabisi nyawa korban, sehingga dengan demikian terlihat bahwa terdakwa memang benarbenar tetap ingin melaksanakan rencananya untuk tetap menghilangkan nyawa korban dan terdakwa sendiri tersebut merupakan Willens En Wetten atau merupakan menghendaki dan mengetahui. Maka dari itu, penulis berpendapat bahwa lamanya pidana penjara yang harus dijatuhkan harus diatas dari 5 lima tahun agar hal tersebut benar- benar memberikan efek jera terhap pelaku ataupun masyarakat lainnya. Kasus dalam Putusan yang kedua yaitu Perkara Nomor : 1357Pid.B2012PN.JKT.Tim. Perbuatan terdakwa diputus oleh Hakim sebagai tindak pidana “Melakukan Kekerasan Terhadap Anak Yang Mengakibatkan Matinya Orang Yang Dilakukan Oleh Orang Tuanya Sendiri ” sesuai dengan Pasal 80 ayat 3 dan 4 UU.R.I Nmor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Universitas Sumatera Utara Anak sebagaimanadalam kasus tersebut disebutkan bahwa terdakwa melakukan kekejaman terhadap anak kandungnya yaitu membacok beberapa kali, dengan menggunakan clurit miliknya ketubuh anaknya yang kedua bernama Kaisa Ivanna Salsabila, perempuan, kira-kira berumur 4 empat Tahun, mengenai leher sebelah kiri dan akibat kejadian tersebut, terjadi luka bacok dan mengeluarkan darah dan akhirnya korban meninggal dunia ayat 3 dan pelakunya adalah orangtua korban ayat 4. Pasal-Pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa yaitu: Kesatu Pasal 44 ayat 3 UU.R.I Nomor 23 Tahun 2004 atau Kedua Pasal 80 ayat 3 dan UU.R.I Nomor 27 Tahun 2002 atau Ketiga Pasal 338 KUHPidana dan surat dakwaaan tersebut bersifatalternatif, maka sesuai dengan karakter Surat Dakwaan Majelis Hakim memilih salahsatu dari 3 tiga Dakwaan tersebut, berdasarkan besarnya kemungkinan terpenuhinyaunsur-unsur dari Pasal yang didakwakan yaitu Pasal 80 ayat 3 dan 4 UUNomor 23 Tahun 2002, tentang Perlindungan Anak Penulis sependapat dengan putusan Hakim tersebut yaitu dengan alasan bahwa perbuatan dari terdakwa yaitu orangtua kandung dari korban sangat tidak manusiawi dengan melakukan penganiayaan fisik yang akibat perbuatannya akhirnya anaknya meninggal. Maksud atau tujuan dari pelaku melakukan perbuatannya bukanlah kematiannya karena dari pengakuannya, terdakwa sangat menyanyangi anaknya tersebut. Lain halnya dengan kasus yang ketiga yaitu dengan nomor perkara 203Pid.B2013PN.GS. Terdakwa oleh Penuntut Umum telah didakwa Universitas Sumatera Utara dengandakwaan Alternatif yaitu : Kesatu melanggar Pasal 80 ayat 3 UU Nomor 23Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, atau kedua melanggar Pasal 44 ayat3 UU. RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam RumahTangga, atau ketiga melanggar Pasal 338 KUHPidana. Surat dakwaan disusun secara alternatif, maka Majelis Hakim berpendapat untuk memilih Surat dakwaan Kedua yaitu melanggar Pasal 44 ayat 3 UU RI. No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Perbuatan Kekerasan Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 44 ayat 3 UU RI No. 23 Tahun 2004Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dalam kasus ini kekerasan fisik yang dilakukan oleh terdakwa terhadap korban telah dilakukan beberapa kali. Terdakwa pernah memukul korban dengan kayu dan mengenai pada bagian kepala korban Alm sehingga mengalami luka-luka, melihat korban Alm mengalami luka maka terdakwa menggendong kemudian membawa ke sumur untuk membersihkan darah pada luka-luka korban Alm selanjutnya pada hari yang lain lagi terdakwa pulang dari sawah ke rumah, setelah sampai di rumah terdakwa mencium bau kotoran manusia dan setelah memperhatikan maka terdakwa melihat kotoran korbanAlm berserakan di lantai melihat hal tersebut terdakwa kembali menampar korban Alm dengan menggunakan tangan kanan kemudian menendang dengan menggunakan kaki kanan sehingga korban Alm langsung terjatuh ke lantai kamar dengan posisi telukup dan tidak bergerak lagi, melihat korban tidak bergerak lagi maka terdakwa mengangkat korban kemudian Universitas Sumatera Utara dipangkunya dan ternyata korban tidak bernafas lagi kemudian meninggal dunia. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdakwa dengan emosional yang tidak stabil tidak dapat mengkontrol tindakannya sehingga ketika mendapati anaknya melakukan kesalahan, terdakwa tidak segan-segan melakukan kekerasan terhadap anaknya yang akhirnya mengakibatkan matinya korban.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

2 67 120

Sistem Peradilan Pidana yang Edukatif Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana (Studi di Kabupaten Simalungun).

2 76 133

Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Dan Penerapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No:770/Pid.Su

1 85 157

Pengajuan Praperadilan Oleh Pihak Tersangka Terhadap Sah Atau Tidaknya Penahanan Yang Dilakukan Penyidik Kejaksaan Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor.01/PID/PRA.PER/2011/PN. STB.)

1 81 145

Pola Asuh Orangtua Difabel Terhadap Anak Yang Normal (Studi Deskriptif: Pada Keluarga Pasangan Tunanetra Yang Bekerja Sebagai Tukang Pijat di Kelurahan Sei Sikambing D Medan).

8 167 106

Analisis Yuridis Tndak Pidana Narkotika Yang dilakukan oleh Anak

19 195 122

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur.

4 20 19

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN ORANGTUA TERHADAP ANAK KANDUNGNYA A. Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Y

1 2 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Pidana Dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Yang Dilakukan Orangtua Terhadap Anak Kandungnya

1 2 31