dipangkunya dan ternyata korban tidak bernafas lagi kemudian meninggal dunia. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdakwa dengan emosional
yang tidak stabil tidak dapat mengkontrol tindakannya sehingga ketika mendapati anaknya melakukan kesalahan, terdakwa tidak segan-segan melakukan kekerasan
terhadap anaknya yang akhirnya mengakibatkan matinya korban.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni:
1. Pengaturan hukum tentang tindak pidana pembunuhan yang dilakukan
orangtua terhadap anak kandung yaitu diatur dalam a.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHPmengatur tentang tindak pidana terhadap nyawa pembunuhan yang dapat dilakukan
oleh orangtua terhadap anak kandung diklasifikasikan dalam pasal- pasal berikut :
1. Pembunuhan Pasal 338
2. Pembunuhan dengan pemberatan Pasal 339
3. Pembunuhan berencana Pasal 340
4. Pembunuhan bayi oleh ibunya Pasal 341
5. Pembunuhan bayi berencana Pasal 342
6. Pengguguran kandungan oleh danatau dengan izin ibunya
Universitas Sumatera Utara
Pasal 346 7.
Matinya kandungan dengan izin perempuan yang mengandungnya Pasal 348
b. Pengaturan hukum tentang tindak pidana pembunuhan yang dilakukan
orangtua terhadap anak kandung di luar KUHP yaitu 1.
Pasal 80 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2. Pasal 44 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 2.
Tindak pidana tindak pidana pembunuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak kandung disebabkan oleh beberapa faktor yang digolongkan ke dalam
dua bagian besar yaitu a.
Faktor interen intern factorFaktor Intern itu tersebut terdiri dari : 1.
Menyangkut permasalahan jiwa atau psikologis. Mental illness 2.
Keluarga yang belum matang secara psikologis 3.
Kepribadian atau Karekter orang tua 4.
Pandangan Orangtua dalam Mendidik Anak b.
Faktor eksteren extern faactor. 1.
Masalah keuangan 2.
Stress sosial yang memicu masalah keluarga 3.
Kenakalan anak 4.
Struktur Keluarga Family structure 5.
Faktor perceraian
Universitas Sumatera Utara
6. Kondisi lingkungan sosial yang terisolasi.
3. penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana pembunuhan oleh orangtua
terhadap anak kandung yaitu: a.
Penerapan penal Penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana pembunuhan oleh
orangtua terhadap anak kandung dalam Putusan Pengadilan Negeri Purbalingga Nomor : 154Pid.B2011PN Pbg; Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur Nomor : 1357PID.B2012PN.JKT.TIM; PutusanPengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor: 203Pid.
B2013PN.GS; merupakan bentuk penegakan hukum terhadap tindak pidana pembunuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak
kandungnya. Ketiga putusan oleh Jaksa Penuntut Umum diputus dengan Pasal yang berbeda, yaitu Putusan Pengadilan Negeri
Purbalingga Nomor : 154Pid.B2011PN.Pbg dengan Pasal 340 KUHP dan seperti yang telah diuraikan bahwa perbuatan terdakwa
telah memenuhi unsur sebagai pelaku tindak pidana pembunuhan berencana. Kemudian Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
Nomor : 1357PID.B2012PN. JKT.TIM; dinyatakan bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana, “Melakukan Kekerasan Terhadap Anak Yang Mengakibatkan Matinya Orang Yang Dilakukan Oleh Orang Tuanya Sendiri” sesuai
dengan Pasal 80 ayat 3 dan 4 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan yang ketiga yaitu PutusanPengadilan Negeri
Universitas Sumatera Utara
Gunungsitoli Nomor: 203Pid. B2013PN.GS; yang memutuskan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Perbuatan Kekerasan Fisik Dalam Lingkup Rumah Tangga” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
44 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Hal ini menunjukkan bahwa Majelis Hakim dalam menentukan pasal yang dikenakan harus melihat dari niatmaksud dari orangtua tersebut
dalam melakukan perbuatannya sehingga untuk kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan orangtua terhadap anak kandungnya
dapat dikenakan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan juga peraturan perundang-undangan di luar KUHP yaitu UU Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU RI No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
b. Penerapan Non-Penal yaitu dengan upaya:
1. Upaya Preventif
2. Upaya Reformatif
B. Saran