Peranan Pemupukan NPK Tambahan terhadap Viabilitas Benih

Nitrogen Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NO 3 - dan NH 4 + . Dalam jaringan tanaman, N merupakan komponen penyusun berbagai senyawa esensial bagi tanaman misalnya asam amino. Selain itu, N terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin dan auksin Lakitan, 2004. Peranan utama nitrogen N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Fosfor Fosfor P diserap tanaman dalam bentuk H 2 PO 4 - , HPO 4 2- , PO 4 - , atau tergantung dari nilai pH tanah. Unsur fosfor P bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu; membantu asimilasi dan pernapasan; serta mempercepat pembungaan, pemasalan biji, dan buah Novizan, 2003. Kalium Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K +. Fungsi utama Kalium K ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda. Gejala kekurangan ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas tanah terutama pada daun- daunnya. Bila tidak ada faktor lain yang mempengaruhi, maka tanda-tanda kekurangan unsur hara terlihat sebagai berikut: 1. Kekurangan unsur hara Nitrogen N a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning- kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas 2. Kekurangan unsur hara Fosfor P a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tuakeabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil- kerdil, nampak jelek dan lekas matang 3. Kekurangan unsur hara Kalium K Defisiensikekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda. a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting untuk tanaman kentang akan menggulung dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor merah coklat, sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan d. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Agustus sampai Oktober 2009.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang kedelai Glycine max [L.] Merr. varietas Anjasmoro hasil pertanaman yang telah diinvigorasikan dengan cara hidrasi-dehidrasi kontrol, direndam dan dilembabkan dan pupuk NPK susulan pada saat berbunga dosis 0, 75, dan 100 kgha, kertas merang ukuran 20 cm x 25 cm, plastik ukuran 20 cm x 25 cm, kertas label, karet gelang, dan aquades. Alat yang digunakan adalah pisaucutter, nampan, mistar, alat semprot 500ml sprayer, neraca analitik, oven, germinator IPB 73-2B, seed counter, gunting, kalkulator, benang, dan alat tulis.

3.3 Rancangan Penelitian dan Analisis Data

Untuk menjawab perumusan masalah dan menguji hipotesis, maka perlakuan berasal dari hasil penelitian di lapang yang disusun secara faktorial 3 x 3 dalam rancangan percobaan berupa rancangan kelompok teracak sempurna. Faktor pertama adalah 3 cara hidrasi; kontrol H0, pelembaban H1, dan perendaman H2. Faktor kedua adalah pemupukan susulan 0 kgha P0 , 75 kgha P1 , dan 100 kgha P2 NPK. Setiap satuan percobaan diulang 3 kali. Data yang telah dirata-ratakan, kemudian diuji homogenitas ragamnya dengan uji Barlett. Jika hasil uji Barlett adalah homogen, maka data dianalisis. Analisis data dilakukan dengan analisis ragam dan kemenambahan model diuji dengan uji Tukey. Hasil data yang didapat akan dianalisis dengan uji F terencana dan dilanjutkan pemisahan nilai tengah dengan perbandingan ortogonal pada taraf 0,05 dan 0,01. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Penyiapan Benih Pengujian viabilitas benih yang dilakukan merupakan hasil dari benih yang telah mengalami masa penyimpanan selama 8 bulan. Setelah mengalami masa penyimpanan tersebut diduga benih telah mengalami kemunduran benih deteriorasi maka benih diberikan perlakuan invigorasi yaitu menggunakan cara hidrasi-dehidrasi kontrol, direndam, dan dilembabkan yang merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi mutu benih yang dianggap rendah dengan cara