Invigorasi Benih TINJAUAN PUSTAKA

jenuh dengan uap air. Sedangkan proses pengembalian kadar air benih seperti semula dapat dilakukan dengan mengeringkan benih dengan cahaya matahari langsung, dengan oven suhu 30°C atau dengan mengangin-anginkan benih sampai tercapai berat awal.

2.3 Pengujian Viabilitas Benih Kedelai

Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang ditunjukkan dalam fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya. Gejala metabolisme atau pertumbuhan dapat ditunjukkan dari potensi tumbuh maksimum dan daya berkecambah. Sadjad 1993 menyatakan bahwa viabilitas benih merupakan salah satu faktor penentu mutu benih terutama secara fisiologi yang ditentukan oleh daya berkecambah dan vigor benih. Pengujian viabilitas mencakup pengujian daya berkecambah dan pengujian vigor. Daya berkecambah menunjukkan kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi lingkungan yang optimum, sedangkan vigor benih mencerminkan kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi lingkungan yang beragam Sadjad, 1994. Menurut Konsep Steinbauer-Sadjad 1989 dalam Sadjad 1993, mengemukakan bahwa perkembangan viabilitas benih selama periode hidup benih dibagi menjadi tiga bagian yaitu periode I, periode II, dan periode III. Pada periode I adalah periode pembangunan atau pertumbuhan dan perkembangan benih atau disebut juga periode penumpukan energi energy deposit. Periode II yaitu periode penyimpanan benih atau periode mempertahankan viabilitas maksimum atau disebut juga periode penambatan energi energy transit. Periode III dinamai periode tanam atau periode kritikal atau periode penggunaan energi energy release dan mulai terjadi proses kemunduran vigor dan viabilitas benih. Pada semua periode, vigor aktual atau yang juga disebut vigor sesungguhnya atau vigor hakiki terus menurun secara gradual linear dari viabilitas benih maksimum sampai benih mati. Ciri-ciri vigor menurut Sadjad 1980 dapat diperlihatkan oleh pertumbuhan yang cepat dan merata pada kondisi yang beragam. Lebih lanjut Sadjad 1993, mendefinisikan vigor sebagai suatu kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan yang sub optimum, dan diatas normal pada keadaan optimum, atau mampu disimpan pada kondisi yang sub optimum dan tahan disimpan lama dalam keadaan optimum. Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain 1 tahan disimpan lama 2 tahan terhadap haman dan penyakit 3 pertumbuhan cepat dan merata 4 mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan sub optimal Sutopo, 2002. Proses penuaan atau mundurnya vigor ditandai dengan penurunan daya kecambah, peningkatan jumlah kecambah normal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan, terhambatnya pertumbuhann dan perkembangan tanaman meningkatnya