Pengujian Viabilitas Benih Kedelai
Pada periode I adalah periode pembangunan atau pertumbuhan dan perkembangan benih atau disebut juga periode penumpukan energi energy deposit. Periode II
yaitu periode penyimpanan benih atau periode mempertahankan viabilitas maksimum atau disebut juga periode penambatan energi energy transit. Periode
III dinamai periode tanam atau periode kritikal atau periode penggunaan energi energy release dan mulai terjadi proses kemunduran vigor dan viabilitas benih.
Pada semua periode, vigor aktual atau yang juga disebut vigor sesungguhnya atau vigor hakiki terus menurun secara gradual linear dari viabilitas benih maksimum
sampai benih mati.
Ciri-ciri vigor menurut Sadjad 1980 dapat diperlihatkan oleh pertumbuhan yang cepat dan merata pada kondisi yang beragam. Lebih lanjut Sadjad 1993,
mendefinisikan vigor sebagai suatu kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan yang sub optimum, dan diatas
normal pada keadaan optimum, atau mampu disimpan pada kondisi yang sub optimum dan tahan disimpan lama dalam keadaan optimum. Vigor benih yang
tinggi dicirikan antara lain 1 tahan disimpan lama 2 tahan terhadap haman dan penyakit 3 pertumbuhan cepat dan merata 4 mampu menghasilkan
tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan sub optimal Sutopo, 2002.
Proses penuaan atau mundurnya vigor ditandai dengan penurunan daya kecambah, peningkatan jumlah kecambah normal, penurunan pemunculan kecambah di
lapangan, terhambatnya pertumbuhann dan perkembangan tanaman meningkatnya
kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman Copeland dan McDonald,1995. Kemunduran benih tidak
dapat dihentikan, tetapi dapat diperlambat, yaitu dengan mengendalikan faktor penyebabnya agar kemunduran benih dapat ditekan semaksimal mungkin. Benih
yang telah disimpan mengalami deteriorasi sehingga daya tumbuhnya rendah. Untuk mengatasi rendahnya daya tumbuh benih yaitu dengan perlakuan benih.
Perlakuan benih ini dapat dilakukan dengan cara invigorasi dengan hidrasi- dehidrasi pada benih kedelai.