Hasil Ekstraksi Minyak dari Lemak Babi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Minyak dari Lemak Babi

Pada penelitian ini minyak babi yang digunakan merupakan hasil ekstrasi dari jaringan lemak bagian abdomen. Lemak babi didapatkan dari rumah pemotongan hewan khusus babi, PD. Dharmajaya di daerah Kapuk, Jakarta barat. Setelah lemak disiapkan dengan dibersihkan menggunakan air, lemak selanjutnya dipotong kecil-kecil dan ditempatkan pada gelas kimia untuk dipanaskan dalam oven suhu 95°C selama 2 jam hingga jaringan lemaknya mencair. Minyak yang mencair tersebut disaring menggunakan kain dan hasil saringan dicampurkan dengan Na 2 SO 4 anhidrat untuk menghilangkan air. Na 2 SO 4 anhidrat yang berbentuk serbuk bersifat higroskopik sehingga dapat menarik air yang terdapat pada minyak Rowe et al., 2009. Air yang terdapat dalam minyak dapat mengganggu kemurnian minyak yang dihasilkan, karena tujuan utama dari proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak serta memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 2 kg lemak babi yang di rendering kering didapatkan 800 mL minyak babi yang masih tercampur dengan lemak. Pembuatan minyak babi ini dilakukan karena tidak ditemukannya sediaan minyak babi yang bersertifikat analisis. Secara organoleptis, minyak babi yang dihasilkan bening serta memiliki bau yang tidak enak. Setelah didiamkan pada suhu ruang, minyak babi akan menghasilkan endapan. Minyak babi merupakan salah satu minyak yang mempunyai titik cair yang cukup rendah yaitu 36º-42ºC American College of Toxicology, 2001. Sehingga bila berada di suhu ruangan minyak babi akan membentuk dua lapisan gambar 4.1. Lapisan atas yang tetap bening adalah minyak murni dan lapisan bawah adalah lapisan lemak yang bersifat plastis. Plastisitas lemak disebabkan karena lemak merupakan campuran trigliserida yang masing-masing mempunyai titik cair sendiri, ini berarti bahwa pada suatu suhu, sebagian dari lemak akan cair dan sebagian lagi dalam bentuk kristal-kristal padat Gaman dan Sherrington, 1994. 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1 Hasil ekstraksi lemak babi dalam suhu ruang Minyak babi memiliki komposisi campuran dari berbagai trigliserida. Sebagian besar lemak hewani merupakan zat padat karena unit penyusunnya berupa asam lemak jenuh rantai panjang. Asam lemak jenuh pada minyak babi merupakan komposisi tebesar dalam minyak babi, yaitu asam palmitat dan asam stearat. Asam lemak jenuh tersebut memiliki titik cair pada suhu diatas 60 o C- 69 o C, sehingga pada suhu ruangan lemak dapat memisah sesuai dengan titik cairnya. Hasil ekstraksi dari lemak babi menunjukkan adanya kandungan lemak dan minyak yang memiliki sifat fisik yang berbeda pada suhu ruangan. Sehingga lapisan minyak kemudian dipisahkan kembali dengan lapisan lemak yang terbentuk untuk menghasilkan minyak babi yang murni. Gambar 4.2 Minyak babi murni hasil ekstraksi Lapisan minyak Lapisan lemak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Hasil Pembuatan Simulasi Emulsi dengan Minyak Babi dan Minyak