UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Hasil Pembuatan Simulasi Emulsi dengan Minyak Babi dan Minyak
Ikan
Cod Liver Oil
Formula diambil dari Formularium Nasional yang telah dimodifikai. Formula emulsi yang digunakan dalam pembuatan simulasi emulsi minyak ikan
adalah campuran minyak babi dan atau minyak ikan, gom arab, gliserin, sunset yellow,
oleum cinnamomi dan aquadest. Campuran bertujuan untuk mengetahui perbedaan spektrum FTIR minyak babi dalam campuran dengan minyak ikan
pada masing-masing formula. Dalam penelitian ini dibuat 6 macam formula emulsi minyak ikan. Gom arab dipilih sebagai emulgator dikarenakan ia
merupakan jenis emulgator alami yang sangat baik untuk tipe emulsi minyak dalam air. Gliserin digunakan sebagai bahan pemanis, sehingga dapat menutupi
rasa minyak ikan yang pahit.
Gambar 4.3 Simulasi emulsi minyak ikan
Setelah keenam formula emulsi selesai dibuat maka dilakukan evaluasi terhadap emulsi tersebut. Evaluasi homogenitas simulasi emulsi yaitu uji
sedimentasinya yang dilihat pada tabung sedimentasi selama 15 menit setelah pembuatan. Semuanya tetap stabil selama 15 menit. Hal ini penting dilakukan
untuk memastikan campuran minyak pada emulsi tercampur dengan baik agar pada proses ekstraksi nanti didapat campuran minyak yang homogen. Evaluasi
tambahan yang dilakukan adalah, uji redispersibilitas yang diamati pada emulsi, didapat bahwa emulsi mulai memisah setelah 24 jam penyimpanan namun dapat
didispersi kembali dengan pengocokan.
F1
F2 F3
F4 F5
F6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Emulsi yang hanya mengandung minyak ikan sebagai fase minyaknya memiliki viskositas yang lebih rendah dengan emulsi lain seiring dengan
penambahan konsentrasi minyak babi, yang dapat dilihat dari sifat alir emulsi dari berbagai konsentrasi yang ada. Hal ini menunjukan fungsi dari minyak babi yang
disebutkan oleh Food and Drug Administration FDA yaitu sebagai bahan peningkat viskositas.
Proses ekstraksi selanjutnya dilakukan pada 6 formula emulsi minyak ikan yang telah dibuat. Metode ekstraksi yang digunakan untuk memperoleh minyak
dari formula tersebut adalah metode ekstraksi cair-cair. Ekstraksi cair-cair ini dipakai karena metode ini dinilai paling tepat untuk senyawa-senyawa yang
digunakan dalam emulsi, terutama karena adanya asam lemak yang tidak mempunyai kromofor kuat dan dapat mengkontaminasi kolom kromatografi.
Kontaminasi bahan-bahan lipofilik dapat menghilangkan bentuk puncak kromatografi Watson,2010.
a b
Gambar 4.4 Ekstraksi cair-cair : a Penambahan kloroform b Penambahan
kloroform dan gliserin. Sejumlah 10 gram sampel emulsi ditambahkan 5 mL HCl pekat dan 20 mL
aquadest dikocok kuat. Penambahan HCl pekat tersebut bertujuan untuk memisahkan fase minyak dan air dan pengocokan dilakukan untuk membantu
mempercepat proses tersebut. Emulsi yang telah ditambahkan tadi kemudian dipindahkan ke corong pisah dan diekstraksi menggunakan kloroform 15 mL
dengan tiga kali pengulangan. Kloroform bersifat semipolar sedangkan minyak
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bersifat nonpolar. Namun minyak dapat larut dalam klorofom FI ed.III, 1979. Penggunaan gliserin sebagai pelarut tambahan digunakan pada proses ekstraksi
ini, karena emulgator yang digunakan bersifat hidrokoloid berkembang dalam air sehingga saat ekstraksi menggunakan kloroform minyak tidak dapat
terekstraksi secara optimal dan terjadi interfase terbentuknya tiga lapisan. Gom arab larut dengan gliserin sedangkan minyak tidak larut dalam gliserin, sehingga
minyak akan larut sempurna di dalam lapisan kloroform. Perbedaan hasil ekstraksi dengan penambahan gliserin atau tanpa gliserin dapat dilihat pada gambar 4.4.
Minyak babi dan minyak ikan akan berada pada lapisan kloroform karena kedua minyak larut dalam koroform. Lapisan kloroform berada di lapisan bawah
pada corong pisah karena masa jenis kloroform 1,4 gmL lebih besar dibandingkan masa jenis air 1 gmL dan gliserin 1,260 gmL. Lapisan
kloroform yang telah dipisahkan dimasukan ke dalam labu bulat 250 mL untuk diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C sehingga didapatkan minyak
dalam keadaan murni. Ekstrak minyak kemudian dimasukan ke dalam vial. Minyak
yang didapat
selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR.
4.3 Hasil Spektrum FTIR