b. Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan atau
tempat tinggal jangka pendek yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
c. Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan khusus untuk tamu hotel.
d. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
6. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel
Pada Pajak Hotel yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang
mengusahakan hotel. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan pengusaha
hotel. Sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya
melakukan usaha dibidang jasa penginapan. Dengan demikian, pada Pajak Hotel subjek pajak dan wajib pajak tidak sama, dimana konsumen yang menikmati
pelayanan hotel merupakan subjek pajak yang membayar menanggung pajak sementara orang pribadi atau badan yang mengusahakn hotel bertindak sebagai
wajib pajak yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen subjek pajak dan melaksanakan kewajiban perpajakan lainnya.
Dalam menjalankan kewajiban perpajakan wajib pajak dapat diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh undang – undang dan peraturan daerah
tentang Pajak Hotel. Wakil wajib pajak bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara langsung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib pajak
dapat menunjuk seorang kuasa dan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajaknnya.
B. TUJUAN DAN MAANFAAT PEMUNGUTAN PAJAK
1. Tujuan dan Fungsi Pajak
Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara yaitu
1. Untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari
konsumsi ke investasi. 2.
Untuk mendorong tabungan dan menanam modal. 3.
Untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi sumber dari tangan masyarakat ke
tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah. 4.
Untuk memodifikasi pola investasi. 5.
Untuk mengurangi ketimpangan ekonomi 6.
Untuk memobilisasi surplus ekonomi Nurkse, 1971 dalam Muchlis,2002. Untuk mencapai tujuan, pemerintah perlu memegang asas-asas
pemungutan dalam memilih alternatif pemungutannya, sehingga didapat keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang masih diperlukan.
Asas-asas pemungutan pajak yang baik sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith Suparmoko, 1986 didasarkan pada:
1. Prinsip kesamaan keadilan equity Beban pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari setiap wajib pajak.
Artinya orang yang penghasilannya sama harus dikenakan pajak yang sama.
2. Prinsip kepastian certainty Pajak dikenakan berdasarkan kepastian hukum yang bersifat tegas, jelas dan pasti
bagi wajib pajak maupun aparatur perpajakan.
3. Prinsip kecocokan kelayakan convenience Pajak hendaknya dikenakan pada saat wajib pajak merasa senang hati
membayarkanya kepada pemerintah karena pajak yang dibayarnya layak dan tidak memberatkan, misalnya pada saat mempunyai uang.
4. Prinsip Ekonomi economy Dalam memungut pajak, hendaknya tidak menimbulkan biaya yang lebih besar
dari pada jumlah penerimaan pajaknya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada dasarnya pajak diorientasikan kepada kesenangan dan pelaksanaan yang tidak memberatkan bagi masyarakat
dan kepastian hukum sehingga dengan hal tersebut tidak menjadikan masyarakat secarasadar dan sukarela untuk membayar jumlah pajak yang terhutang. Pajak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan
negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal di atas maka pajak mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
•
Fungsi anggaran budgetair
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan
rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,
yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.
•
Fungsi mengatur regulerend
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
•
Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan,
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
•
Fungsi redistribusi pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan fungsi pajak tersebut diatas, dapat dipahami atau dimengerti bahwa fungsi pajak dikaitkan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara
umumnya dan anggaran pendapatan daerah pada khususnya yang dimaksud untuk mengisi kas negara atau daerah sebanyak-banyaknya dalam rangka pembiayaan
pengeluaran rutin pemerintah pusat atau daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk
membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan.
2. Manfaat Pemungutan Pajak