Asas Pemungutan Pajak Hotel

memasyarakatkan kesadaran tentang pajak hotel kepada masyarakat selaku subjek pajak. Salinan nota pesanan yang sudah digunakan harus disimpan oleh wajib pajak dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan daerah atau keputusan bupatiwalikota, misalnya dalam waktu setahun, sebagai bukti dalam pembuatan surat pemberitahuan pajak daerah. Wajib pajak yang wajib menggunakan bon penjualan, tetapi tidak menggunakan bon penjualan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar dua persen per bulan dari dasar pengenaan pajak. Bon penjualan baru dapat digunakan setelah diporporasi oleh bupatiwalikota atau pejabat yang ditunjuk. Wajib pajak wajib melegalisasi bon penjualan kepada Dinas Pendapatan Daerah kabuaptenkota, kecuali dietapkan lain oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Wajib pajak yang wajib melegalisasi bon penjualan, tetapi menggunakan yang tidak dilegalisasi dikenakan sanksi administrasi, umumnya berupa denda sebesar dua persen per bulan dari dasar pengenaan pajak.

3. Asas Pemungutan Pajak Hotel

Dalam melakukan pemungutan pajak hotel tentu ada asas yang mengatur cara pemungutannya, dimana asas pemungutan pajak hotel tersebut adalah : 1 Pemungutan Pajak harus bersifat adil dan merata. 2 Penetapan pajak tidak ditentukan dan sewenang – wenang, oleh karena itu Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak terhutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran. 3 Wajib Pajak dapat membayar pajak sesuai dengan saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak. 4 Biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan semaksimal mungkin, demikian pula beban yang dipikul Wajib Pajak. 4. Pemungutan Pajak Hotel berdasarkan Perda Kabupaten Labuhan Batu Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel

a. Tata Cara Pemungutan

Dalam melakukan pemungutan pajak, pemungutan pajak tersebut tidak lah boleh dilakukan secara borongan. Wajib Pajak juga wajib membayar pajak terutang dengan dibayar sendiri berdasarkan peraturan perundang – undangan perpajakan. Dimana Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan dengan dibayar sendiri membayar pajak yang terutang berdasarkan SPTPD, SKPDKB, dan SKPDKBT. Dalam jangka waktu 5 lima tahun sesudah terutangnya pajak, Bupati dapat menerbitkan : a SKPDKB dalam hal ini : 1. Jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keteranga lain, pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar. 2. Jika SPTPD tidak disampaikan kepada bupati dalam jangka waktu 15 lima belas hari dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana ditentukan dalam surat teguran. 3. Jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yang terhutang dihitung secara jabatan. b SKPDKBT jika tidak ditemukan data baru danatau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang. c SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Jumlah kekurangan pajak terutang dalam SKPDKB sebagaimana tertulis dalam pasal 14 ayat 1 huruf a dan b Perda Labuhan Batu Nomor.6 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak. Kenaikan pajak tidak akan dikenakan jika Wajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukannya tindakan pemeriksaan. Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud akan dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25 dua puluh lima persen dari pokok pajak ditambah sanksi administrative berupa bunga sebesar 2 dua persen sebuan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 dua puluh empat bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.

b. Surat Tagihan Pajak

Dalam hal surat tagihan pajak, Buapati berwenang dalam menerbitkan STPD. Bupati dapat menerbitkan STPD jika : a Pajak dalam Tahun berjalan tidak atau kurang dibayar. b Dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaran sebagai akibat salah tulis danatau salah hitung. c Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bunga dan atau dend. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimana dimaksud ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga 2 dua persen setiap bulan untuk paling lama 15 lima belas bulan sejak terutangnya pajak.

c. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Bupati menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran Pajak yang terutang paling lama 30 tiga puluh hari setelah saat terutangnya pajak. SPPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pemeritah, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding, yang menyebabkan jmlah Pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paing lama 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan. Bupati atau permohonan wajib Pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untugan k mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenanakan bunga sebesar 2 dua persen sebulan. Pajak yang terutang berdasarkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa. Penagihan dengan Surat Paksa juga haru dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang – undangan.

d. Keberatan dan Banding

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas suatu : a. SKPDKB b. SKPDKBT c. SKPDLB d. SKPDN e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang – undangan perpajakan daerah yang berlaku. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai dengan alasan – alasan yang jelas. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukan yang bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya. Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit jumlah yang telah disetujui Wajib Pajak. Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan tidak dianggap sebai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan. Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh bupati atau pejabat yang dihunjuk atau tanda pengiriman surat melalui pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan. Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 dua belas bulan sejak tanggal surat keberatan diterima, harus member keputusan atas keberatan yang diajukan. Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah lama dan Bupati tidak member suatu keputusan keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonanan banding hanya kepada Pegadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati. Permohoan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 tiga bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan 1 satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding. Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2 dua persen sebulan untuk paling lama 24 dua puluh empat bulan. Imbalan bunga dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB. Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif sebesar 50 lima puluh persen dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan. Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda sebesar 50 lima puluh persen. Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100 seratus persen dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

e. Pembetulan, Pembatalan Pengurangan Ketetapan dan Pengahapusan Sanksi Administratif

Atas permohonannya Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapat membetulkan SPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis atau kesalahan hitung atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang – undangan perpajakan daerah. Dalam hal ini Bupati dapat : a. Mengurangkan atau meghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda maupun kenaikan pajakyang terutang menurut peraturan perundang – undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena salahnya. b. Mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar. c. Mengurangkan atau membatalkan STPD d. Membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau yang diterbitkan tidak sesuai dengna tata caranya. e. Mengurangkan ketetapan pajak tentang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu Objek Pajak.

f. Ketentuan Pidana

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana kurungan paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak 2 dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana penjara paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak 4 empat kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar. Denda – denda tersebut akan menjadi penerimaan Negara.

5. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah a. Pendaftaran

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Pajak Hotel Dalam Hubungannya Dengan Peningkatan Pendapatan Daerah Kabupaten Karo Sesuai PERDA No. 28 Tahun 2009 (Studi Kasus Di Tanah Karo-Kabanjahe)

11 90 108

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

1 51 73

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

1 10 73

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

0 0 7

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

0 0 1

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

0 0 13

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

0 0 23

Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011

0 0 2

BAB II PENGERTIAN DAN DEFINISI PAJAK DAN PAJAK HOTEL DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. DEFINISI PAJAK 1.Pengertian Pajak - Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Rantau Prapat Berdasarkan Perda Kabu

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Hukum Administrasi Negara Terhadap Pemungutan Pajak Hotel Di Kota Rantau Prapat Berdasarkan Perda Kabupaten Labuhanbatu Nomor 6 Tahun 2011

0 0 23