Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum
serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.
4
Penuntutan merupakan langkah penting dalam proses penindakan pidana karena penuntutan itu dihubungkan penyidikan dan pemeriksaan di sidang
pengadilan. Dalam melakukan penuntutan, Jaksa bertindak baik sebagai Jaksa Pengacara Negara maupun sebagai pengacara masyarakat. Jaksa merupakan
pelindung kepentingan umum. Oleh karena itu sikap seorang Jaksa terhadap tersangkaterdakwa dan orang-orang yang diperiksanya harus objektif dan
tidak memihak.
5
Kejaksaan sebagai satu lembaga pemerintahan, dasarnya bukan hanya Pasal 24 dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya disingkat
UUD 1945, tetapi juga Pasal 4 Ayat 1 UUD 1945 yaitu bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945,
hal mana sejalan dengan Pasal 19 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa Jaksa
Agung diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Pada tahun 1981 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
selanjutnya disingkat KUHAP diberlakukan, yang pada saat itu menyebabkan berkurangnya salah satu fungsi kejaksaan dalam bidang
4
Kejaksaan, PengertiaKejaksaan,http:www.kejaksaan.go.idtentang_kejaksaan.php?id=1, diakses Senin, 01 maret 2014. Jam 10.00 WIB
5
Andi Hamzah, Jaksa di berbagai Negara Peranan dan Kedudukannya, Jakarta : Sinar Grafika, 1995, h.10.
5
penyelidikan yang dialihkan kepada kepolisian. Dengan terjadinya pergeseran peran jaksa terutama di bidang pidana yaitu tidak dapat melakukan
penyelidikan lagi, namun tugas jaksa tidak berarti menjadi lebih sedikit atau ringan melainkan munculnya peran kejaksaan dalam bidang Perdata dan Tata
Usaha Negara menurut dalam Pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia yaitu bahwa “Kejaksaan
mempunyai tugas dan wewenang di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar
pengadilan untuk dan atas nama Negara atau pemerintah. Yang pada akhirnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
Republik Indonesia tugas penyidikan itu dapat kembali dilakukan oleh Jaksa terhadap perbuatan-perbuatan yang diindikasikan tindak pidana melanggar
hukum. Penambahan dari fungsi pidana ke perdata ini juga telah ditindaklanjuti
dengan kebijakan kejaksaan dengan dibentuknya suatu lembaga baru dalam lingkungan organisasi kejaksaan agung melalui Keputusan Jaksa Agung
Republik Indonesia tanggal 25 Maret 1992, yaitu dengan adanya Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara selanjutnya disingkat JAMDATUN,
organisasi ini juga dibentuk dalam tingkat Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.
Faktor pendorong kejaksaan menjalankan fungsinya dibidang perdata dan tata usaha negara yaitu melihat perkembangan yang terjadi di masyarakat,
dimana terdapat permasalahan yang sangat rumit, misalnya tentang
6
penguasaan tanahasset Negara yang dilakukan oleh masyarakat, disini pemerintah membutuhkan bantuan hukum untuk penyelesaian masalah
pengembalian tanahasset negara tersebut. Disinilah pemerintah dapat menggunakan jasa kejaksaan, dan dalam hal ini peranan kejaksaan sebagai
jaksa pengacara pemerintah diharapkan dapat mengembalikan asset Negara tersebut, baik dengan penyelesaian secara litigasi maupun non litigasi. Peran
kejaksaan di bidang perdata diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan masyarakat yang semakin maju seiring dengan zaman, dimana dengan
pemikiran hukum yang semakin maju masyarakat mengetahui, menuntut, dan mempertahankan hak-haknya.
Fakta lain yang dapat dirasakan saat ini dengan adanya peranan kejaksaan di bidang perdata sangat memberikan kontribusi yang cukup besar
kepada masyarakat luas juga. Kontribusi yang dimaksud yaitu didalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat guna menyelesaikan
sengketa antar masyarakat maupun antar kelompok masyarakat, kejaksaan dengan saran atau pendapat hukum yang diberikan dapat memberikan solusi
kepada masyarakat dalam penyelesaian suatu masalah sehingga tidak perlu diselesaikan melalui proses pengadilan, sedang peranan Kejaksaan untuk
pemerintah di bidang perdata dapat memberikan pendapat hukum atau bantuan hukum sebagai solusi penyelesaian masalah, dimana permasalahan dimaksud
dapat diselesakan melalui litigasi maupun non litigasi namun dari pada itu Kejaksaan di dalam menjalankan tugasnya sebagai pengacara negara harus
tetap mampu menjaga keseimbangankeserasian tugas di dalam Kejaksaan itu sendiri, yang dimaksudkan misalnya menghidari terjadinya conflict of interest
konflik kepentingan, sehingga tidak mengganggu fungsi utama kejaksaan di
7
bidang penuntutan.
6
Sebagai contoh permasalahan yang didalamnya terdapat perbenturan kepentingan ini terjadi pada sengketa tanah antara PT. PELINDO
dengan warga di Makassar. Dalam kasus sengeketa tanah tersebut terjadi dalam proses perkara
pidana dan perkara perdata. Dalam perkara pidana Jaksa yang bertindak sebagai jaksa penuntut umum menuntut warga melakukan tindak pidana
penyerobotan berdasarkan laporan dari PT.Pelindo, namun majelis hakim memutus bahwa Perbuatan Terdakwa adalah bukan perbuatan pidana dan
menyatakan terdakwa lepas dari segala tuntutan hukum, dengan pertimbangan bahwa status hak atas tanah harus dibuktikan dulu dalam sidang perkara
perdata.Setelah itu, pihak Kejaksaan selanjutnya bertindak dalam kapasitas sebagai Jaksa Pengacara Negara kuasa hukum PT. Pelindo melakukan
pemanggilan kepada satu-persatu warga termasuk mantan Terdakwa yang diputus lepas untuk melakukan negosiasi mengenai objek tanah yang
disengketakan. Dalam contoh kasus tersebut sangat jelas terjadi konflik kepentingan, pada satu sisi Kejaksaan bertindak sebagai Jaksa Penuntut
Umum untuk menegakkan dan menerapkan hukum pidana materiil secara objektif dan proporsional, namun pada sisi lain pada kasus pokok yang sama
bertindak sebagai Jaksa Pengacara Negara mewakili kepentingan keperdataan PT. Pelindo.
7
6
Djoko Prakoso, Tugas dan Peranan Jaksa Dalam Pembangunan, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984, h. 9.
7
Tugas dan Wewenang Kejaksaan dalam Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara dan Permasalahannya, http:www.pemantauperadilan.or.idindex.php, diakses Senin, 01 maret 2014.
Jam 10.00 WIB
8
Dengan munculnya peranan jaksa selain sebagai penuntut umum, dimana harus mampu menjalankan peran pada masing-masing tugas yang
dihadapkan secara profesional, maka penulis memilih judul “Peran Kejaksaan Sebagai Jaksa Pengacara Negara Studi di Kejaksaan Agung
RI” .