Tugas dan Wewenang Kejaksaan
48
vide: art 3 RO. Bld, sebagai konsekuensi penugasannya untuk membela kepentingan negara dan publik, baik dalam proses pidana maupun masalah
perdata dan ekstra yudisial lainnya.
24
Bahwa akibat bergulirnya reformasi telah membuat perubahan mendasar terhadap pola pikir dan tata laku warga masyarakat. Realitas demikian juga
membawa konsekuensi dalam reformasi hukum, khususnya bidang Datun, lebih fokusnya atas keberadaan Jaksa Pengacara Negara. Hal ini terkait
dengan meningkatnya kesadaran hukum atau merebaknya keberanian warga masyarakat menggugat berbagai kebijakan pemerintahnegara. Beberapa
contoh konkret di antaranya :
Pertama, pada 2005 ada class action gugatan perwakilan kelompok
yang diadukan oleh sekitar 20 juta mantan anggota Partai Komunis Indonesia terhadap presiden dan mantan presiden Republik Indonesia. Penggugat
mendalilkan bahwa pemerintah Republik Indonesia telah melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pelanggaran hak asasi manusia terhadap
mereka. Penggugat menuntut agar pemerintah Republik Indonesia dihukum untuk membayar ganti rugi minimum Rp. 400 juta per penggugat, sehingga
jumlah keseluruhannya Rp. 8.000 triliun. Pemerintah Republik Indonesia selanjutnya menugaskan Jaksa Agung cq Jaksa Pengacara Negara menghadapi
gugatan tersebut. Atas usaha keras para Jaksa Pengacara Negara, pemerintah Republik Indonesia akhirnya terhindar dari kewajiban membayar ganti rugi
tersebut.
24
Duniakontraktor, Landasan Hukum Jaksa Pengacara Negara”, http:duniakontraktor. wordpress.com20110307landasan-hukum-jaksa-pengacara-negara, diakses Sabtu, tanggal 09
Agustus 2014.
49
Kedua, terindikasinya usaha-usaha untuk merugikan negara dengan cara
mengajukan gugatan perdata. Kekayaan negara yang paling rawan dalam hubungan ini adalah aset dalam bentuk tanah. Penggugat mendalilkan bahwa
tanah dimaksud adalah miliknya seperti yang terjadi pada tanah hak PT Telkom Sorong-Papua, tanah kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, tanah-
tanah yang digunakan oleh Kejaksaan Tinggi Gorontalo dan lain sebagainya. Namum berkat berbagai alat bukti maupun saksi serta kontribusi Jaksa
Pengacara Negara, semua dalil gugatan terbantah sehingga terselamatkan aset- aset tersebut.
Ketiga, munculnya strategi menggunakan gugatan perdata untuk
mengusahakan agar tindakan-tindakan kejaksaan dalam rangka pemberantasan korupsi, dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum atau tidak sah. Contoh
dalam kasus terpidana korupsi David Nusa Wijaya. Sanak saudara terpidana menggugat dengan mendalilkan bahwa, penyitaan dan perampasan barang
yang dilakukan kejaksaan adalah perbuatan melanggar hukum karena barang barang tersebut milik penggugat, bukan milik terpidana. Setelah melalui
persidangan perdata yang cukup panjang, akhirnya kejaksaan diwakili Jaksa Pengacara Negara dapat memenangkan perkara tersebut.
Keempat, banyak sudah pemerintah daerah, BUMN maupun BUMD
mangadakanmembuat naskah kerja sama Memorandum of Understanding MoU dengan institusi kejaksaan, yang maksudnya adalah kerja sama dalam
pemerian bantuan hukum dengan mengunakan Jaksa Pengacara Negara jika terjadi gugatan terhadap lembaga pemerintah maupun badan usahanya.
50
Beberapa contoh tersebut di atas, sebenarnya sudah menunjukan kontribusi eksitensi mupun peran serta Jaksa Pengacara Negara dalam bidang
Datun. Namun ada beberapa hambatan di antaranya :
25
1. Minim atau sangat kurangnya kegiatan sosialisasi menyangkut keberadaan Jaksa Pengacara Negara.
2. Terbatasnya jumlah personel jaksa yang secara khusus mendapatkan bekal tambahan pendidikanpelatihan menuju profesionalisasi sebagai Jaksa
Pengacara Negara. 3. Kecenderungan adanya keengganan mengunakan ataupun menugaskan
Jaksa Pengacara Negara. Institusi pemerintahnegara jika mendapat gugatan Datun, biasanya lebih sreg menugaskan bagianbiro hukumnya
atau malahan advokat untuk menghadapi gugatan tersebut. 4. Dalam memberikan bantuan hukum perdata, sering dipermasalahkan dan
dipersidangan mendapat semacam eksepsi dari Advokat. Mereka para Advokat menyatakan bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2003 tentang Advokat, bantuan hukum hanya dapat diberikan oleh advokat. Beruntungnya selama ini dalam persidangan Hakim selalu
mengabaikan, atau menolak eksepsi tersebut dengan menyatakan bahwa Jaksa Pengacara Negara adalah penugasan khusus bersifat kasuistis
berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
25
Kabarindonesia,“JPNsebagaiPengacaraNegara,http:kabarindonesia.comberita.php?p il= 20jd=JPN+sebagai+Pengacara+Negaradn, diakses Sabtu, tanggal 09 Agustus 2014.
51
5. Masih sering timbul pertanyaan tentang BUMNBUMD termasuk bagian pemerintahnegara atau tidak.
6. Masalah Surat Kuasa Khusus. Bersarkan Pasal 30 Ayat 2 Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
secara tegas menyatakan, bahwa di bidang hukum Datun kejaksaan dapat mewakili pemerintahnegara Republik Indonesia baik di dalam maupun di
luar pengadilan. 7. Tidak adanya anggaran dana operasional yang mencukupi dalam hal
mengajukan gugatan untuk pemulihan keuangan negara. Kedelapan, kurangnya
literatur menyangkut
Datun, publikasi
maupun kegiatanpelatihan yang mendukung.
Contoh kasus yang lainnya dimana Kejaksaan pernah memberikan bantuan hukum perdata kepada PT Jamsostek Persero, padahal pada saat
yang sama Direksi PT Jamsostek Persero sedang diperiksa oleh Penyidik Tindak Pidana Khusus berdasarkan sangkaan terjadinya tindak pidana korupsi.
B.
Pelaksanaan Fungsi Pengacara Negara Oleh Kejaksaan
Selama ini banyak pihak beranggapan bahwa Kejaksaan hanya bertugas menangani perkara pidana atau sebagai Penuntut Umum, padahal disamping
tugas tersebut Kejaksaan juga berwenang menangani perkara perdata, yang dasar hukum dan pelaksanaannya telah ada sejak perundang-undangan Hindia
Belanda yaitu Staatsblaad 1922 Nomor 522 dan peraturan perundang- undangan yang tersebar dalam BW, Ardonansi Catatan Sipil dan Ordonansi
Kepailitan.
52
Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan negara tersebut
dilaksanakan secara merdeka. Oleh karena itu, Kejaksaan dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lainnya. Selanjutnya ditentukan Jaksa Agung bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara
independen demi keadilan berdasarkan hukum dan hati nurani. Dengan demikian Jaksa Agung selaku pimpinan Kejaksaan dapat sepenuhnya
merumuskan dan mengendalikan arah dan kebijakan penanganan perkara untuk keberhasilan penuntutan.
Untuk membentuk jaksa yang profesional harus ditempuh berbagai jenjang pendidikan dan pengalaman dalam menjalankan fungsi, tugas, dan
wewenang. Sesuai dengan profesionalisme dan fungsi Kejaksaan, ditentukan bahwa jaksa merupakan jabatan fungsional. Dengan demikian, usia pensiun
jaksa yang semula 58 lima puluh delapan tahun ditetapkan menjadi 62 enam puluh dua tahun.
Kewenangan Kejaksaan untuk melakukan penyidikan tindak pidana tertentu dimaksudkan untuk menampung beberapa ketentuan Undang-Undang
yang memberikan kewenangan kepada Kejaksaan untuk melakukan penyidikan, misalnya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
53
Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan mempunyai kewenangan untuk dan atas nama negara atau pemerintah sebagai penggugat
atau tergugat yang dalam pelaksanaannya tidak hanya memberikan pertimbangan atau membela kepentingan negara atau pemerintah, tetapi juga
membela dan melindungi kepentingan rakyat. Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara mempunyai tugas melakukan
danatau pengendalian kegiatan penegakan, bantuan, pertimbangan dan pelayanan hukum serta tindakan hukum lain kepada negara, pemerintah dan
masyarakat di Sidang perdata dan tata usaha negara. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara
menyelenggarakan fungsi :
26
1. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang perdata dan tata usaha negara berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan
teknis; 2. Pengendalian kegiatan penegakan hukum, bantuan pertimbangan dan
mewakili kepentingan negara dan pemerintah; 3. Pelaksanaan gugatan uang pengganti atas putusan pengadilan, gugatan
ganti kerugian dan tindakan hukum lain terhadap perbuatan yang melawan hukum yang merugikan keuangan negara;
4. Pemberian bantuan hukum terhadap masyarakat yang menyangkut pemulihan dan perlindungan hak dengan memperhatikan kepentingan
umum sepanjang negara atau pemerintah tidak menjadi tergugat;
26
Query,“Perdata dan TataUsaha Negara”,http:kejari-jaksel.go.idstaticpage.php?page= organisasi-datun, diakses Sabtu, 09 Agustus 2014.
54
5. Pelaksanaan tindakan hukum di dalam maupun di luar pengadilan mewakili kepentingan keperdataan dari negara pemerintah dan masyarakat
baik berdasarkan jabatan maupun kuasa khusus; 6. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait serta
memberikan bimbingan dan petunjuk teknis dalam penanganan masalah perdata dan tata usaha negara di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang
bersangkutan; 7. Pemberian saran konsepsi tentang pendapat dan atau pertimbangan hukum
Jaksa Agung mengenai perkara perdata dan tata usaha negara dan masalah hukum lain dalam kebijakan penegakan hukum;
8. Peningkatan kemampuan, ketrampilan dan integritas kepribadian aparat tindak pidana khusus di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang
bersangkutan.
55