32
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan secara merdeka dalam arti bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini betujuan melindungi profesi Jaksa dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan
supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan KKN.
Kejaksaan harus mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara lain turut menciptakan kondisi yang mendukung dan
mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakan adil dan makmur berdasarkan Pancasila, serta kewajiban untuk turut
menjaga dan menegakan kewajiban pemerintah dan negara serta melindungi kepentingan masyarakat. Di sinilah letak peran strategis
Kejaksaan dalam pemantapan ketahanan bangsa. Dasar hukum pelaksanaan kedudukan dan peranan Kejaksaan
Republik Indonesia sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dalam tata susunan kekuasaan
badan-badan penegak hukum dan keadilan dijabarkan pada Pasal 5 Ayat 1, Pasal 20 Ayat 1 UUD 1945, yaitu :
Pasal 5 Ayat 1 Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang- Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 20 Ayat 1 Tiap-tiap Undang-Undang menghendaki persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat
33
3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia
Susunan organisasi terdapat dalam Pasal 4 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1999 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia yaitu : a. Jaksa Agung;
Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang antara lain sebagai berikut :
1 Memimpin dan mengendalikan Kejaksaan dalam melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi serta membina aparatur Kejaksaan
agar berdaya guna dan berhasil guna; 2 Menetapkan dan mengendalikan kebijaksanaan pelaksanaan
penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; 3 Melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, eksekusi dan
tindakan hukum lain berdasarkan peraturan perundang-undangan; 4 Mengkoordinasikan penanganan perkara pidana tertentu dengan
instansi terkait meliputi penyelidikan dan penyidikan serta melaksanakan tugas-tugas yustisial lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Presiden;
5 Melakukan pencegahan dan pelarangan terhadap orang yang terlibat dalam suatu perkara pidana untuk masuk ke dalam atau ke
luar meninggalkan wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia,
34
peredaran barang cetakan yang dapat mengganggu ketertiban umum,
penyalahgunaan danatau
penodaan agama
serta pengawasan aliran kepercayaan yang membahayakan ketertiban
masyarakat dan negara berdasarkan peraturan perundang- undangan;
6 Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara, mewakili pemerintah dan negara di dalam dan di luar
pengadilan sebagai usaha menyelamatkan kekayaan negara baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden; 7 Menyampingkan perkara demi kepentingan umum, mengajukan
kasasi demi kepentingan hukum kepada Mahkamah Agung dalam perkara pidana, perdata, dan tata usaha negara, mengajukan
pertimbangan teknis hukum kepada Mahkamah Agung dalam pemeriksaan kasasi perkara pidana, menyampaikan pertimbangan
kepada Presiden mengenai permohonan grasi dalam hal pidana mati berdasarkan peraturan perundang-undangan;
8 Memberikan izin tertulis dan menetapkan persyaratan dan tata cara bagi seorang tersangka atau terdakwa untuk berobat atau menjalani
perawatan di rumah sakit di dalam maupun di luar negeri berdasarkan peraturan perundang-undangan;
9 Memberikan perizinan sesuai dengan bidang tugasnya dan melaksanakan tugas-tugas lain berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Presiden;