Biaya ini meliputi perawatan fasilitas-fasilitas yang ada di dalam pabrik. Dalam industri kimia nilainya sekitar 30
– 80 dari total pembelian alat diambil sebesar 30 , Peters Timmerhaus,
1991. Service facilities
= 30 x PEC = 30 x 38.689.101.710,519
= Rp 11.606.730.513,156
Total Direct Cost DC DC = Rp 126.900.253.610,505
b. Indirect Cost IC
Indirect cost atau biaya tidak langsung meliputi:
Biaya teknik dan supervisi engineering and supervision cost Biaya untuk desain kontruksi dan teknik, gambar, akuntansi,
kontruksi dan biaya teknik, travel, reproduksi, komunikasi, dan biaya kantor pusat. Besarnya sekitar 5-30 dari biaya langsung,
diambil sebesar 8 Peters Timmerhaus, 1991. Teknik dan supervisi = 8 x DC
= 8 x Rp 126.900.253.610,505
= Rp 10.152.020.288,840 Biaya Konstruksi Contruction cost
Biaya ini bervariasi pada situasi yang berbeda-beda, namun dapat diperkirakan sekitar 6-30 dari biaya langsung, diambil sebesar 8
Peters Timmerhaus, 1991. Konstruksi
= 15 x DC
= 15 x Rp 126.900.253.610,505 = Rp 19.035.038.041,575
Biaya Jasa Kontraktor Contractor’s Fee
Biaya ini bervariasi pada situasi yang berbeda-beda, namum dapat diperkirakan sekitar 2-8 dari total Direct cost, diambil sebesar 4
Peters Timmerhaus, 1991. Biaya jasa kontraktor = 4 x DC
= 4 x 126.900.253.610,505 = Rp 5.076.010.144,420
Biaya Tak Terduga Contingencies Faktor biaya tak terduga biasanya dilibatkan dalam estimasi
investasi modal untuk menjamin kejadian yang tak terduga, seperti badai, banjir, perubahan harga, perubahan desain yang kecil,
kesalahan dalam estimasi, dan biaya tak terduga lainnya. Biaya ini berkisar 5-15 dari total FCI, diambil sebesar 6 Peters
Timmerhaus, 1991. Biaya tak terduga
= 6 x FCI Plant start up
Sebelum pabrik beroperasi, kemungkinan akan ada perubahan- perubahan yang bertujuan untuk mengoptimumkan kondisi desain.
Perubahan itu meliputi material, peralatan dan kerugian bila pabrik hanya beroperasi dengan kapasitas menurun. Biaya ini berkisar 0
– 12 dari modal tetap, diambil sebesar 3 Peters Timmerhaus,
1991.
Biaya start up = 3 x FCI
Total Indirect Cost = Rp 34.263.068.474,836 + 9 FCI
Fixed Capital Investment FCI
FCI = Direct Cost + Indirect Cost
FCI = Rp 126.900.253.610,505 + 34.263.068.474,836 + 0,09 FCI
FCI = Rp 177.102.551.742,13
Sehingga dapat dihitung: Biaya tak terduga
= 6 x FCI = Rp 10.626.153.104,52 Biaya Start up
= 3 x FCI = Rp 5.313.076.552,264
2. Working Capital Investment WCI
Working capital untuk industri pabrik terdiri dari jumlah total uang yang
diinvestasikan untuk 1 stok bahan baku dan persediaan, 2 stok produk akhir dalam proses yang sedang dibuat, 3 uang diterima account
receivable , 4 uang terbayar account payable, dan 5 pajak terbayar
taxes payable. Perbandingan working capital terhadap total capital investment bervariasi
untuk perusahaan yang berbeda, namum sebagian besar pabrik kimia menggunakan working capital awal sebesar 10
– 20 dari total capital investment
Peters Timmerhaus, 1991. WCI = 15 Total Capital Invesment
Total Capital Investment TCI
TCI = FCI + WCI
= FCI + 0,15 TCI
= Rp 177.102.551.742,13 + 0,15 TCI TCI
= Rp 208.355.943.226,04
Sehingga, WCI = 15 x TCI = Rp 31.253.391483,91
Perincian TCI dapat dilihat pada Tabel E.4 berikut : Tabel E.4 Perincian TCI Pabrik Urea Formaldehid
Jenis Pengeluaran Biaya
1. Direct Cost - Purchased equipment-delivered
Rp 38.689.101.710,52 - Purchased equpment installation
Rp 15.475.640.684,21 - Instrumentation dan controls
Rp 3.868.910.171,05 - Piping
Biaya perpipaan Rp 15.475.640.684,21
- Electrical installed Rp 15.475.640.684,21
- Buildings Rp 19.344.550.855,26
- Yard improvement Rp 3.868.910.171,05
- Service facilities Rp 11.606.730.513,16
- Land Rp 3.095.128.136,84
Total Direct Cost Rp 126.900.253.610,51
2. Indirect Cost
- Engineering and supervision Rp 10.152.020.288,84
- Construction expenses Rp 19.035.038.041,58
- Contractor Fee Rp 5.076.010.144,42
- Biaya tak terduga Rp 10.626.153.104,53
- Plant start up Rp 5.313.076.552,26
Total Indirect Cost Rp 50.202.298.131,63
Fixed Capital Investment FCI Rp 177.102.551.742,13 Working Capital Investment WCI Rp 31.253.391.483,91
Total Cost Invesment TCI Rp 208.355.943.226,04
C. Total Production Cost
1. Manufacturing Cost MC
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan produk. Manufacturing cost
terdiri direct manufacturing cost, fixed charges dan plant overhead
.
a. Direct Manufacturing Cost
Merupakan biaya yang berhubungan langsung dengan operasi manufaktur atau pembuatan suatu produk, yang terdiri:
Bahan Baku Raw Material Dalam industri kimia, salah satu biaya utama dalam operasi
produksi adalah untuk bahan baku yang terlibat dalam proses. Jumlah bahan baku yang harus disuplai persatuan waktu atau per
satuan produk dapat ditentukan dari proses neraca massa. Tabel E.5 Kebutuhan bahan baku proses dan harga
Komponen Massa
kgjam Harga 2013
Rpkg Harga 2017
Rpkg Biaya
Rptahun Metanol
1382,75 5.716,000
6.599 72.265.693.100
Urea 1722,94
1.371,840 1.584
21.610.820.049 Total
93.876.513.150
Utilitas Utilities Biaya untuk utilitas terdiri dari: biaya pengolahan air, biaya
pembangkit steam, biaya pembangkit listrik dan bahan bakar. Tabel E.6. Kebutuhan dan harga bahan pembantu untuk utilitas
Komponen Massa
kgjam Harga
Rpkg Biaya
Rptahun Alum
63,90 300,00
103.850.525,49 Soda Kaustik
53,25 5.500,00
1.586.605.250,55 Solar literjam
325,69 11.979,00 30.849.979.652,00
Kaporit 1.278,01
7.500,00 51.925.419.642,00
Asam Sulfat 3,00
900,00 120.401.498,46
Hidrazin literjam 46,07
1.200,00 126.320.673,72
Inhibitor Nat.Pospat 60,04
650,00 1.739.132.755,60
Dispersant 15,01
300,00 200.669.164,11
Total 83.085.746.151,19
Pekerja Operasi operating labor Dalam industri kimia, salah satu biaya utama dalam operasi
produksi adalah biaya pekerja operasi yang nilainya sebesar 10- 20 , diambil 10 Peters Timmerhaus, 1991.
Pekerja Operasi OL = 10 x TPC Direct Supervisory
Sejumlah supervisor langsung dan pekerja pencatat selalu diperlukan untuk operasi manufaktur, Jumlah kebutuhan pegawai
ini berhubungan erat dengan jumlah pekerja operasi, kompleksitas operasi, dan standar kualitas produk. Besarnya biaya direct
supervisory 10-25 sebesar 15 , Peters Timmerhaus, 1991.
Direct supervisory = 15 x OL
= 1,5 x TPC Perawatan dan Perbaikan Maintenence and Repair
Biaya perawatan dan perbaikan meliputi biaya untuk pekerja, material, dan supervisor. Biaya tahunan perawatan dan perbaikan
untuk industri kimia berkisar 2-10 dari fixed capital investment, diambil sebesar 5 Peters Timmerhaus, 1991
Perawatan = 5 x FCI
= 5 x Rp 177.102.551.742,13 = Rp 8.855.127.587,11
Operating Supplies
Dalam beberapa operasi manufaktur, persediaan macam-macam dibutuhkan untuk menjaga fungsi proses secara efisien. Misalnya
grafik, pelumas tes bahan kimia, penjagaan persediaan dan lainnya. Biaya tahunan untuk tipe tersebut sekitar 10-20 dari perawatan
dan perbaikan, diambil sebesar 10 Peters Timmerhaus, 1991. Operating supplies
= 10 MR = 10 x Rp 8.855.127.587,11
= Rp 885.512.758,71 Laboratory Charges
Biaya tes laboratorium untuk kontrol operasi dan untuk kontrol kualitas produk dimasukkan dalam biaya ini. Biaya ini umumnya
dihitung dengan memperkirakan jam pekerja yang terlibat dan mengalikannya dengan tingkat yang sesuai. Nilainya berkisar 10-
20 dari operating labor atau 15 dari TPC Peters Timmerhaus, 1991
Laboratory Charges = 15 x OL
= 1,5 x TPC Royalti dan paten
Biaya yang dipersiapkan untuk pembayaran paten dan royalti, karena pabrik beroperasi berdasarkan proses yang telah dipatenkan.
Dan telah terdapat pabrik dengan proses yang serupa di Cina. Besarnya biaya untuk pembayaran paten dan royalti sekitar 0
– 6 dari total ongkos produksi Total Production CostTPC. Peters
Timmerhaus, 1991
Paten dan royalti = 2 x TPC
Direct Manufacturing Cost
DMC = Rp 186.702.899.646,61 + 15 TPC
b. Fixed ChargesFixed Manufacturing Cost FMC
Merupakan biaya pengeluaran yang berkaitan dengan initial fixed capital investment
dan harganya tetap dari tahun ke tahun serta tidak tergantung pada jumlah produksi. Terdiri dari :
Depresiasi Depreciation Merupakan penurunan nilai atau harga dari peralatan atau
bangunan seiring berjalannya waktu pemakaian atau penggunaan. Depresiasi ini terdiri dari: depresiasi mesin dan peralatan dan
depresiasi bangunan. Depresiasi mesin dan peralatan = 10 x FCI
= 10 x Rp 177.102.551.742,13 = Rp 17.710.255.174,21
Depresiasi bangunan = 3 x BV
= 3 x Rp 19.344.550.855,259 = Rp 580.336.525,66
Total depresiasi = Rp 18.290.591.699,87 Pajak lokal Local Taxes
Nilai pajak lokal properti tergantung pada lokasi utama pabrik dan peraturan atau hukum daerah tersebut. Nilai local taxes sebesar 1-4
dari fixed capital investment, diambil 4 Peters and Timmerhaus, 1991.