Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Teori-teori yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: 1 hakikat belajar; 2 hakikat pembelajaran; 3 model pembelajaran; 4 media pembelajaran; 5 hakikat IPA; 6 pembelajaran IPA di SD; 7 teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA melalui model CTL dengan media video.

2.1.1 Hakikat Belajar

Hakikat belajar yang dikaji meliputi pengertian belajar, aktivitas belajar, hasil belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. 2.1.1.1 Pengertian Belajar Slameto 2013:2 menjelaskan pengertian belajar secara psikologis sebagai suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara belaja r menurut Rifa’i dan Anni 2012:66 adalah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang yang membawa perubahan. Pengertin belajar diperjelas oleh pendapat Komalasari 2010:2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang didasarkan pada usaha dalam diri seseorang melalui pengalaman, sehingga mengalami perubahan tingkah laku. 2.1.1.2 Aktivitas Belajar Proses belajar diperlukan suatu aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga belajar melakukan kegiatan yang berupa aktivitas. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas Sardiman, 2014: 95. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Slameto 2013: 36 juga menegaskan bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan belajar siswa untuk mengembangkan aktivitasnya. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan siswa di sekolah. Paul B. Diedrich dalam Sardiman, 2014: 101 membuat daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan sebagai berikut: a. Visual activities kegiatan visual, yang termasuk di dalamnya misalnya, mencoba, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities kegiatan lisan, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities kegiatan mendengarkan, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities kegiatan menulis, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities kegiatan menggambar, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak. g. Mental activities kegiatan mental, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities kegiatan emosional, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah kegiatan siswa selama pembelajaran dalam memperoleh pengalaman belajar. Menumbuhkan aktivitas siswa sangat penting dalam pembelajaran, oleh karena itu guru perlu menimbulkan aktivitas siwa dalam pembelajaran. Aktivitas siswa meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. 2.1.1.3 Hasil Belajar Rifa’i dan Anni 2012:69 menyatakan hasil belajar sebagai perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Menurut Sudjana 2009:22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Pendapat kedua tokoh tersebut bahwa hasil belajar adalah perubahan yang diperoleh oleh siswa dari kegiatan belajar. Pendapat tersebut diperjelas oleh Susanto 2013:5 yang menjelaskan bahwa hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Klasifikasi hasil belajr dari Benyamin Bloom dalam Rifa’i dan Anni, 2012:70 membagi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotoris psychomotoric domain. Hasil belajar dapat mempengaruhi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik pada siswa. a. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan dan pengetahuan hasil belajar intelektual yang diperoleh siswa. Sudjana 2009:22 ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Rifa’i dan Anni 2012:70 ranah kognitif mencangkup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, dan penilaian diri evaluation. Disimpulkan bahwa ranah kognitif berkaitan dengan hasil intelektual yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan penilaian pada siswa. b. Ranah afketif berkenaan dengan sikap siswa, Sudjana 2009:23 ranah afektif terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Menurut Rifa’i dan Anni 2012:71 ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai yang terdiri dari penerimaan receiving, penanggapan responding, penelaian valuing, pengorganisasian organization, dan pembentukan pola hidup organization by value complex. Disimpukan bahwa ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai yang meliputi penerimaan, penanggapan reaksi, penilaian, organisasi dan pembentukan pola hidup. c. Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil keterampilan siswa. Sudjana 2009:23 ranah psikomotorik berkenaan dangan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang meliputi aspek gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretativ e. Mnurut Rifa’i dan Anni 2012:73 ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik dan syaraf, memanipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson dalam Rifa’i dan Anni 2012 meliputi persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation dan kreativitas originality. Disimpulkan bahwa ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan yang diperoleh siswa dari belajar yang berkaitan keterampilan motorik dan syaraf. 2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut teori Gestalt dalam Susanto, 2013: 12 hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkunganya. Pertama siswa; dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku, intelektual, motifasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan. Menurut Wasliman dalam Susanto, 2013: 12 hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Rifa’i dan Anni 2012:80 berpendapat bahwa faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar terbagi menjadi dua yaitu kondisi internal dan eksternal peserta didik. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Menurut Rifa’i dan Anni 2012:80 faktor internal mencangkup kondisi fisik, seperti kesehaan organ tubuh, kondisi psikis, kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi social. Wasliman dalam Susanto, 2013: 12 faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motifasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. b. Faktor Eksternal. Menurut Wasliman dalam Susanto, 2013: 12 faktor eksternal yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Rifa’i dan Anni 2012:81 faktor eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya masyarakat yang mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bersumber dari dalam siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran