berpengaruh pada hasil belajar dengan ditunjukkan dengan partisipasi atau tingkah laku siswa di kelas eksperimen pada pertemuan 4,5 dan 6 sangat baik yaitu 87,1 .
Hasil tersebut juga didukung penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Hadiyanta, Nur 2013 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model CTL dapat
meningkatkan peran serta belajar siswa dalam pembelajaran PKn, hal itu terlihat pada siklus I, skor peran serta belajar siswa sebesar 53,17 , pada siklus II sebesar
78,86 . Peningkatan peran serta siswa ternyata berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa, pada siklus I, rata-rata hasil tes kognitif sebesar 66,05, pada
siklus II sebesar 72,85. Pada penelitian ini model CTL dengan media video pembelajaran
memberikan pengaruh pada aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dalam proses pembelajarannya. Karena, model CTL dengan media video pembelajaran
memberikan fasilitas siswa dalam mengamati, mencoba, dan mengalami sendiri. Aktivitas siswa berakibat atau berpengaruh pada pada hasil belajar IPA, karena dari
aktivitas belajar siswa dapat memahami dan mengerti konsep, fakta, prinsip materi yang siswa peroleh. Sehingga semakin siswa memahami materi tersebut maka
semakin baik pula hasil belajar siswa ataupun sebaliknya.
4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian adalah keterlibatan hasil penelitian degan manfaat yang diharapkan. Implikasi hasil penelitian meliputi implikasi secara
teoritis, praktis, dan pedagogis.
4.2.3.1 Implikasi Teoritis Menurut Rusman 2010:190 pembelajaran kontektual sebagai suatu
model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat
konkret terkait dengan kehidupan nyata. Penggunaan media oleh guru dalam proses belajar dapat membantu siswa dalam memahami materi, menurut Hamalik
1986 dalam Arsyad, 2015:19 media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data dalam mendapatkan informasi serta dapat me
mbangkitkan keinginan dan minat belajar siswa. Piaget Rifa’i dan Anni, 2012:35 menjelaskan bahwa tahap perkembangan kognitif siswa pada usia 7-11
tahun masih pada kondisi oprasional kongkrit. Sesuai dengan teori tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa model
contextual teaching and learning dengan media video pembelajaran mampu memberikan pembelajaran IPA secara ilmiah, siswa aktif dalam pembelajaran serta
membantu siswa mengkontruksi pemehaman sendiri terhadap materi IPA dengan hasil aktivitas siswa bekriteria sangat baik yaitu 87,1. Aktivitas siswa juga
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi serta pendukung teori penelitian selanjutnya
yang mengkaji tentang model contextual teaching and learning dengan media video pembelajaran.
4.5.3.2 Implikasi Praktis Implikasi praktis diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian terhadap
pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Pengaruh model contextual teaching and learning dengan media video pembelajaran dapat memberikan alternatif kepada
guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, partisipatif dan mendapatkan hasil yang optimal. Model pembelajaran tersebut memfasillitasi siswa
dalam bekerja secara ilmiah, mengkontruksi pemahaman secara mandiri melalui pengalaman belajar yang berhubungan dengan dunia nyata atau kehidupan sehari-
hari siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga lebih optimal karena siswa dalam belajar lebih mudah menyerap materi yang didapat karena siswa
mengkontruksi dan memahami sendiri materi tersebut bukan dengan cara menghafal.
4.2.3.3 Implikasi Pedagogis Implikasi pedagogis dapat diartikan sebagai keterlibatan hasil penelitian
dengan gambaran umum pengaruh model contextual teaching and learning dengan media video pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus
Wijaya Kusuma. Meskipun dalam penelitian ini peneliti telah mengontrol variabel, namun pengaruh model pembelajaran tersebut tetap dipengaruhi oleh beberapa
faktor bai k dari dalam maupun luar. Menurut Rifa’i dan Anni 2012:80 faktor yang
berasal dari dalam atau internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, kemampuan intelektual, emosional, dan kondisi sosial.
Secara umum siswa kelas V yang berada di Gugus Wijaya Kusuma memiliki kesehatan yang baik tidak ada cacat tubuh, kemampuan intelektual yang tidak
tepaut jauh dan siap menerima pembelajaran, hal itu tersebut diperkuat dengan uji homogenitas nilai UAS IPA semester satu yang menunjukkan bahwa populasi
bersifat homogen. Perbedaan perhatian, minat, motivasi, kematangan dan kesiapan sedikit mempengaruhi hasil belajar IPA. Sedangkan faktor dari luar atau eksternal
menurut Rifa’i dan Anni 2012:81 meliputi seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana
lingkungan dan budaya masyarakat. Perbedaan suasana lingkungan sekolah dan tempat belajar sedikit mempengaruhi hasil belajar siswa.
98
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN