Kerangka Pikir Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation GI

ini nantinya siswa akan mulai untuk menyeleksi informasi yang diperoleh dari kelompok lain. Langkah selanjutnya adalah mendiskusikan informasi tersebut dengan kelompoknya masing-masing sebelum menarik kesimpulan. Sehingga ada indikator berpikir kritis yang lebih tinggi pada proses ini jika dibandingkan dengan penerapan model GI yang diskusinya hanya dalam satu kelompok saja. Hal tersebut didukung pendapat Morgan dalam Nurhayati 2011: 67 mengutip kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Komite Berpikir Kritis Antar-Universitas Intercollege Committee on Critical Thinking yang terdiri atas kemampuan mendefinisikan masalah, kemampuan menyeleksi informasi untuk pemecah masalah, kemampuan mengenali asumsi-asumsi, kemampuan merumuskan hipotesis dan kemampuan menarik kesimpulan. Berdasarkan proses yang dikemukakan, dapat diduga kemampuan berpikir kritis akan lebih tinggi menggunakan model pembelajaran TSTS dibandingkan model pembelajaran GI dengan peningkatan yang lebih tinggi pula. Hal tersebut didukung oleh penelitian Fatmawati 2014 bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray TSTS berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut adalah gambar kerangka pikir: Y1 1 X1 Dibandingkan Pretest Y2 1 Y1 2 Dibandingkan X2 Y2 2 Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir Keterangan: X1 : model pembelajarn TSTS; X2 : model pembelajaran GI; Y1 1 : rerata postest hasil belajar IPS Terpadu dengan model TSTS; Y2 1 : rerata postest hasil kemampuan berpikir kritis dengan model TSTS; Y1 2 : rerata postest hasil belajar IPS Terpadu dengan model GI; Y2 2 : rerata postest hasil kemampuan berpikir kritis dengan model GI.

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka diajukan hipotesis sebagai berikut. 1. Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. 2. Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Sugiyono 2013: 107 menyatakan penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat. Sugiyono 2013: 57 menyatakan penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, untuk mereduksi bila dipandang terlalu luas Sugiyono, 2013: 93. Berdasarkan hal tersebut, penelitian eksperimen ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari perlakuan atau tindakan terhadap suatu kelompok tertentu dibandingkan kelompok lain menggunakan perlakuan berbeda.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 20142015 yang terdiri 109 siswa.

2. Sampel

S ampel pada penelitian ini adalah kelas VIIIA dan VIIIB. Hasil tersebut berdasarkan penggunaan teknik cluster random sampling diperoleh kelas VIIIA dan VIIIB sebagai sampel kemudian kedua kelas tersebut diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil undian diperoleh VIIIB sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS dan kelas VIIIA sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI.

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Independent Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray X1 dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation X2.

2. Variabel Terikat Dependent

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS Terpadu siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray Y1 1 dan kemampuan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray Y2 1 . Sedangkan hasil belajar IPS Terpadu menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation Y1 2 dan kemampuan berpikir kritis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation Y2 2 .

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif menggunakan desain pretest posttest only control design. Desain penelitian yang akan digunakan digambarkan sebagai berikut: R 1 O 1 X 1 O 2 R 2 O 3 X 2 O 4 Gambar 4. Desain Penelitian Sugiyono, 2013: 112 Keterangan: R : Kelas eksperimen R 1 dan kelas kontrol R 2 . X 1 : Perlakuan terhadap kelas eksperimen TSTS. X 2 : Perlakuan terhadap kelas kontrol GI. O 1 O 3 : Hasil belajarkemampuan berpikir kritis pretest. O 2 O 4 : Hasil belajarkemampuan berpikir kritis postest.

E. Definisi Konseptual Variabel

1. Definisi Konseptual Hasil Belajar IPS Terpadu

Hanafi 2009: 249 menyatakan bahwa hasil belajar dipakai untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan peserta didik atas kompetensi belajar yang diharapkan, sangat bemanfaat untuk berbagai pihak dan bisa ditindak lanjuti untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Zubaedi 2012: 288 mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran di sekolah yang didesain atas dasar fenomena, masalah dan realitas sosial dengan pendekatan interdisipliner yang melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu dan humanioran seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan.

2. Definisi Konseptual Berpikir Kritis

Slameto 2013: 144 menyatakan berpikir kritis sama pengertiannya dengan berpikir konvergen yang berarti berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah. Morgan dalam Nurhayati 2011: 67 mengutip kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Komite Berpikir Kritis Antar-Universitas Intercollege Committee on Critical Thinking yang terdiri atas kemampuan mendefinisikan masalah, kemampuan menyeleksi informasi

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARA

0 5 122

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16