Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta
OLEH:
NAMA: DIPO SATRIA ALAM
NIM : 030503145
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memeperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 12 September 2007 Yang membuat pernyataan
Dipo Satria Alam NIM: 030503145
(3)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena berkat rahmat dan ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, dan para sahabat rasul.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Berbekal masalah yang sederhana dan pengetahuan yang terbatas penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua Orang tua penulis, Alm R.M Soehartono dan Ibunda Lely Chairani yang telah memberikan doa, kasih sayang, serta semangat kepada penulis.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
(4)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
3. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Erlina, SE, Ak, M.Si, PhD, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan pegarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak saran dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan banyak saran dan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Drs Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen wali yang telah banyak membantu penulis dalam konsultasi akademik selama masa perkuliahan.
8. Bapak Drs. M. Lian Dalimunthe, MEc, Ac, Ak yang telah banyak
membimbing dan membantu penulis selama masa perkuliahan.
9. Bapak Dr Muslich Lufti, Drs, MBA yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama masa perkuliahan.
10. Seluruh Dosen-Dosen Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Akuntansi yang telah banyak membimbing dan mendidik penulis selama masa perkuliahan.
11. Nenek Hj Nur Alam Lubis, yang telah mendoakan dan memberi semangat kepada penulis.
(5)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
12. Kakakku Gina Karlina, SE, yang telah memberikan doa dan semangat
kepada penulis.
13. Keluarga Besar Ir. Abdul Haris, MBA dan Zainal Abdi, SE, MM, yang telah memberikan nasehat, bimbingan, motivasi, dukungan moril dan materil kepada penulis.
14. Keluarga Besar HMI Komisariat FE USU, terimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.
15. Sahabat-sahabat penulis: Mickey, Hafiz, Hudi, Faisal, Deddy, Adam, Yudha, Reza, Fajeri, Almanar, Paima, Rina dan teman-teman lainnya khususnya akuntansi angkatan 2003 serta adek-adek HMI Koms FE USU, yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama ini. Semoga Allah SWT meridhoi segala amal kita dan memberikan kemudahan kepada kita semua. Amin Ya Robbal ‘Alamiin.
Medan, 12 September 2007 Penulis
Dipo Satria Alam NIM: 030503145
(6)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 6
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Informasi Akuntansi Keuangan ... 8
B. Saham ... 9
C. Informasi Akuntansi dan Harga Saham ... 11
(7)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ... 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel ... 23
F. Defenisi Operasional Variabel ... 24
G. Teknik Analisis Data... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Data Penelitian... 37
B. Pengujian Asumsi Klasik ... 39
C. Pengujian Hipotesis ... 46
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
(8)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Analisis Fundamental dan Teknikal 20
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 22
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel Independen 24
Tabel 4.1 Diskripsi Data Penelitian 37
Tabel 4.2 Coefficients 41
Tabel 4.3 Korelasi Antar Independen Variabel 42
Tabel 4.4 Model Summaryb 45
(9)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 7
Gambar 4.1 Normal P-P Plot Regression Residual 40
(10)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Lampiran 2 Data Setelah Outlier Lampiran 3 Hasil Output SPSS
(11)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebelum melakukan keputusan investasi, investor dihadapkan pada keinginan untuk mendapatkan hasil pengembalian yang maksimal dari nilai investasi, dan tingkat resiko yang akan dihadapi. Karena aktivitas investasi di dalam pasar modal merupakan aktivitas yang dihadapkan dengan berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sangat sulit untuk diprediksi, maka untuk mengurangi kemungkinan daripada tingkat resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor atau pemodal membutuhkan berbagai macam informasi sebagai pendukung yang dapat dijadikan pedoman dalam menentukan keputusan sebelum melakukan investasi.
Di dalam menganalisa prospek perkembangan dan profitabilitas perusahaan ada baiknya jika investor memahami dan mengerti informasi mengenai rasio keuangan. Investasi yang baik sebaiknya dilakukan pada industri yang tumbuh sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan industri tersebut berada dalam tahap pengembangan. Industri yang mampu tumbuh lebih baik dari pertumbuhan ekonomi harus diperhatikan oleh pemodal karena perusahaan-perusahaan yang beroperasi di dalam industri ini memiliki peluang besar untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi.
(12)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Dengan demikian menganalisis rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan akan dapat dipakai oleh investor maupun analis keuangan dalam memprediksi keuntungan investasi serta rasio keuangan suatu perusahaan. Apakah analisis rasio-rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham dan pengembalian investasi dalam waktu yang panjang.
Kurangnya informasi atas karakteristik akuntansi, akan dapat memberikan keputusan yang tidak tepat bagi investor. Hal ini dikarenakan investor yang pada umumnya mengiginkan tingkat profitabilitas yang tinggi belum dapat memahami pengaruh atas informasi akuntansi khususnya rasio-rasio keuangan dengan keuntungan yang diharapkan yang diintreprestasikan dalam harga saham. Investor yang baik tentu akan memperhitungkan dan mempertimbangkan lebih jauh informasi akuntansi sebagai pembuat keputusan investasi guna menghitung nilai perusahaan di masa yang akan datang. Bagi para investor dalam melakukan analisis perusahaan, informasi akuntansi yang diterbitkan perusahaan menggambarkan perkembangan kondisi perusahaan dan apa saja yang telah dicapai perusahaan dan bagaimana tingkat pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.
Relevansi informasi akuntansi untuk pasar saham dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti perkembangan dan kemajuan dalam sistem pasar modal dan perekonomian suatu bangsa, kemajuan ilmu ekonomi dan keuangan, kemajuan teknologi informasi, dan kua litas dari informasi akuntansi itu sendiri. Sejarah juga mencatat bahwa kemajuan peran informasi akuntansi di suatu pasar
(13)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
modal juga mendorong pasar modal tersebut semakin berkembang dan dibutuhkan keberadaannya oleh suatu negara.
Menurut Marzuki Usman (Muchyarsyah, 1999), banyak faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham, salah satunya adalah faktor eksternal perusahaan seperti situasi politik, kondisi perekonomian global, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya. Tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa faktor internal perusahaan juga dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. W.H Beever (Chalimah, 1997:2004 ) mengatakan hubungan antara harga dan informasi, bahwa: “The relationship between price and information is
called market efficiency. As define here, a securities market is said to be efficient with respect to an information system if and only if the price act as if everyone abserves the signal from that information system”. Pernyataan ini mempunyai arti
bahwa harga saham berperilaku seolah-olah para pelaku pasar modal melihat isyarat dari informasi tersebut. Jika harga memiliki sifat seperti ini, harga tersebut sepenuhnya mencerminkan harga tersebut.
Penelitian empiris mengenai perilaku seri waktu laba akuntansi yang telah dilakukan oleh Ball dan Brown yaitu dengan asumsi, apabila realisasi laba lebih besar daripada laba yang diharapkan, maka ada kemungkinan arus kas yang sekarang lebih besar dibandingkan dengan yang diharapakan serta distribusi probabilitas rata-rata arus kas di masa mendatang meningkat.
(14)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Menurut Watts dan Zimmerman bahwa proses menghasilkan laba akuntansi menunjukkan proses menghasilkan arus kas, ini memiliki implikasi terhadap besarnya perubahan harga saham dihubungkan dengan laba yang diharapkan.
O’Connor (1973) menguji kekuatan relasi antara rasio-rasio keuangan dengan return saham. Isu utamanya adalah apakah rasio-rasio keuangan yang dipublikasikan perusahaan dapat berguna bagi para pengambilan keputusan eksternal. Hasilnya menunjukkan bahwa kekuatan variasi dari model rasio rate of
return dapat memprediksi kegunaan rasio-rasio keuangan bagi investor.
Menurut hasil studi Ball dan Brown (1968) dan Beaver (1968) memberi revolusi pemikiran dalam ilmu (teori) akuntansi positip. Yaitu, informasi akuntansi atau keuangan memiliki kekuatan yang menjelaskan dan memprediksikan fenomena pergerakan harga-harga sekuritas di pasar saham ketika informasi tersebut dipublikasikan secara luas kepada publik. Dasar pemikiran, logika dan argumentasi teoritis, pendekatan studi, desain atau metode riset, temuan-temuan empiris dan rekomendasi-rekomendasi dari dua studi tersebut menjadi peletak pondasi awal untuk pengembangan riset-riset akuntansi barbasis pasar modal, dan membuat eksistensi dan peran profesi akuntansi semakin dibutuhkan oleh pasar modal hingga saat ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi melakukan penelitian untuk menguji secara empiris pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta.
(15)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh
rasio-rasio keuangan terhadap harga saham.”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mencari bukti empiris apakah rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap harga saham industri manufaktur di BEJ.
2. Untuk mengetahui rasio yang paling dominan mempengaruhi harga saham industri manufaktur di BEJ.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan mengenai akuntansi keuangan dan perilaku pasar modal.
2. Bagi investor, informasi akuntansi keuangan diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan.
3. Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi untuk tujuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan informasi akuntansi keuangan.
(16)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
4. Sebagai bahan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pasar modal.
E. Batasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada hal-hal:
1. Perusahaan yang akan dianalisis terbatas pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta.
2. Penelitian akan dilakukan pada 3 tahun yaitu tahun 2003 sampai tahun 2005.
3. Rasio-rasio keuangan yang akan dipakai adalah: a. Rasio Likuiditas; Current Ratio.
b. Rasio Solvabilitas; Total Debt to Total Assets Ratio.
c. Rasio Aktivitas; Total Assets Turnover, Inventory Turnover. d. Rasio Profitabilitas; Net Profit Margin, Return on Equity. e. Rasio Pasar; Price Earning Ratio.
(17)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Rasio Keuangan: Rasio Likuiditas:
1. Current Ratio Rasio Solvabilitas:
2. Total Debt to Total Assets Rasio Aktivitas:
3. Total Assets Turnover 4. Inventory Turnover Rasio Profitabilitas:
5. Net Profit Margin 6. Return on Equity Rasio Pasar:
7. Price Earning Ratio
Harga Saham
F. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
Gambar 2.1
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: ”Ada pengaruh Current Ratio, Total Debt to Total Assets, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Net Profit Margin, Return on Equity, Price Earning Ratio secara bersama-sama terhadap harga saham.
(18)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Informasi Akuntansi Keuangan
Informasi Akuntansi berasal dari dua kata, yaitu Informasi dan Akuntansi. Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki makna atau pengertian sehingga memberikan tambahan pengetahuan bagi penerimanya. Definisi informasi yang dikemukakan oleh C. West Churman sebagai pengalaman tertulis yang berguna untuk pengambilan keputusan (Anthony dkk 1991 :151). Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
Menurut American Accounting Association, Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini menekankan pada peran pengambilan keputusan akuntansi dan menerapkan akuntansi keuangan dan manajemen. Definisi ini juga menekankan bahwa informasi akuntansi tidak akan berguna kecuali bila dapat membantu manajer untuk membuat keputusan yang lebih baik.
(19)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Jadi informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai data terolah yang berasal dari suatu proses identifikasi, pengukuran dan penghubungan informasi yang bersifat ekonomis agar dapat diambil keputusan dan kebijaksanaan.
B. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Umumnya jenis saham yang dikenal adalah saham biasa (common stock). Saham sendiri dibagi menjadi dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Saham Biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (tidak memiliki hak-hak istimewa), serta kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Karakterisktik lain dari saham biasa adalah dividen dibayarkan selama perusahaan memperoleh laba. Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (one share one vote).
Sedangkan Saham Preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi.
(20)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Menurut Djokosantoso Moeljono (2007), macam-macam kategori saham adalah :
• Blue Chip Stocks
Saham Blue Chip adalah saham perusahaan-perusahaan besar yang telah terbukti memiliki reputasi baik secara historis memiliki catatan pertumbuhan keuntungan (profit growth) dari tahun ke tahun, serta konsisten memberikan deviden kepada pemegang saham.
• Growth Stocks
Growth Stocks adalah saham perusahaan-perusahaan yang menunjukkan
pertumbuhan pendapatan dan laba yang lebih tinggi dari rata-rata industrinya • Defensive Stocks
Saham dengan jenis defensive stocks merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi iklim perekonomian.
• Cyclical Stocks
Cyclical Stocks merupakan saham perusahaan yang menikmati kemakmuran
pada musim-musim tertentu. Misalnya, perusahaan produsen pakain jadi menikmati penjualan pesat di saat menjelang hari-hari raya keagamaan.
• Income Stocks
Income Stocks, saham sejenis ini memberikan pendapatan (income) berupa
(21)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
C. Informasi Akuntansi dan Harga Saham
Investor membeli saham karena mereka mengharapkan tingkat pengembalian yang baik atas investasi yang mereka lakukan tanpa suatu risiko yang cukup berarti. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diartikan melalui pemaksimuman harga saham dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain, pemaksimuman harga saham merupakan suatu tujuan yang paling penting dari suatu perusahaan.
Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan aliran kas pada saat ini dan di masa yang akan datang. Ada tiga faktor utama yang menentukan aliran kas yaitu (1) jumlah penjualan, (2) laba operasi setelah pajak, dan (3) kebutuhan modal. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran kas. Keseluruhan cara tersebut memerlukan penyertaan aktif dari setiap manager dalam perusahaan. Manajer keuangan juga harus memutuskan bagaimana untuk membelanjai perusahaan dan berapa persen dari keuntungan saat ini harus ditahan dan diinvestasikan kembali daripada dibagikan sebagai dividen.
Pada pasar yang efisien secara semi kuat, harga suatu saham akan merefleksikan secara penuh atas informasi yang tersedia di pasar saham. Oleh karena itu, pasar seharusnya bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang membayar dividen yang tinggi, sedang atau tidak membayar dividen sama sekali. Pasar juga akan bereaksi secara berbeda terhadap informasi antara perusahaan yang tumbuh dan yang tidak tumbuh. Perbedaan harga saham
(22)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
ini hanya terjadi bila pasar saham adalah efisien semi kuat, dimana investor dapat merespon secara tepat atas informasi yang tersedia secara penuh di pasar modal. Dengan kata lain investor adalah canggih (sophicticated investor), bukan investor yang naive (Hartono, 1998).
Abnormal return dapat diperoleh disekitar tanggal pengumuman baik itu
pengumuman laporan keuangan maupun pengumuman kebijaksanaan dividen dan hanya bersifat sementara saja. Semakin efisien suatu pasar, maka semakin cepat atau semakin sedikit waktunya investor dapat memperoleh abnormal return, hanya investor yang canggih saja yang mampu memperoleh abnormal return. Indikasi adanya perusahaan yang tumbuh adalah salah satu informasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperolah abnormal return disekitar tanggal pengumunan laporan keuangan tahunan. Adanya abnormal return yang diperoleh di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan ini menunjukkan adanya reaksi pasar dan menunjukkan adanya kemampuan investor untuk merespon informasi tersebut.
Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No 1 yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standart Boards (FASB) di Amerika Tujuan Laporan Keuangan adalah: “Financial reporting should provide
information that is useful to present and potential investors and creditors and other users in making rational investment, credit and similar decisions. The information should be comprehensible to those who have a reasonable understanding of business and economic activities and are willing to study the information with reasonable diligence.”
(23)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Informasi akuntansi keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi secara finansial. Informasi akuntansi yang dipublikasikan oleh perusahaan yang sudah go public meliputi informasi tentang kekayaan (Company Wealth), penghasilan (Income), dan kejadian ekonomi (Economic Events) yang mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan. Oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dikemukakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) laporan keuangan memliki tujuan: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan infomasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Horne (1995) dan Brigham (1999) membagi rasio keuangan ke dalam enam komponen. Keenam komponen rasio tersebut adalah :
1. Rasio Likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio Solvabilitas/leverage, yaitu mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dengan hutang.
3. Ratio Aktivitas, yaitu mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan aset-asetnya.
4. Rasio profitabilitas, yaitu mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
5. Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain pada industri yang sama.
(24)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
6. Rasio pasar, yaitu mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya.
Menurut Suprodjo (1990;17) Untuk dapat melakukan penilaian saham diperlukan data-data sebagai berikut:
a. Audited Financial Statement ( laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik) perusahaan beberapa tahun terakhir, dengan menggunakan laporqan keuangan ini dapat diketahui pasti karakteristik perusahaan dengan baik.
b. Proyeksi keuangan perusahaan dimasa yang akan datnag, seluruh angka-angka data proyeksi itu dapat digunakan sebagai patokan dalam menganalisa laporan keuangan berikutnya.
c. Asumsi-asumsi mengenai prospek perekonomian faktor industri dimana
perusahaan tersebut berada serta prospek perusahaan itu sendiri agar diperoleh suatu pegangan dalam menganalisa.
Menurut Suprodjo (1990:14) faktor-faktor yang dapat menjadi sumber naik atau turunnya harga saham sewaktu dinilai adalah:
a. Faktor yang dapat diukur dengan angka-angka, terdiri dari: 1) Laba yang diperoleh selama beberapa tahun terakhir. 2) Bagian laba yang ditahan.
(25)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
b. Faktor-faktor yang tidak dapat diukur dengan angka-angka, terdiri dari: 1) Prospek usaha perusahaan dimasa yang akan datang
2) Trade mark, goodwill 3) Kualitas manajemen
Secara garis besar ada dua analisa yang digunakan dalam menetapkan harga saham suatu perusahaan yaitu analisa fundamental dan teknikal (Ang 1997: 18.0)
1. Fundamental Analysis (FA)
Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah di apresiasi secara akurat. Menurut Ang (1997: 18.2) analisis fundamental merupakan ”suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karekteristik operasional dari perusahaan yang menerbitkan saham biasa tersebut”.
Analisa fundamental berdasarkan atas kepercayaan bahwa harga saham sangat dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek suatu perusahaan sangat baik, maka harga sahamnya diperkirakan akan merefleksikan kekuatan perusahaan tersebut, oleh karena itu diperkirakan harga saham tersebut akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Dalam analisis
(26)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
fundamental menyatakan setiap saham yang diperdagangkan memiliki nilai yang sebenarnya (nilai teoritis atau nilai interinsik). Bertitik tolak dari nilai interinsik para investor akan dapat menentukan pilihan investasinya terhadap saham-saham yang diniagakan di pasar modal.
Ukuran nilai interinsik didasarkan pada faktor-faktor fundamental emiten yang berhubungan dengan kinerja organisasi seperti tingkat laba, kemampuan perusahaan menghasilkan output, daya saing di pasar, pertumbuhan perusahaan, likuiditas dan faktor fundamental perusahaan lainnya termasuk akuisisi dan merger serta perkembangan dan kebijakan perusahaan yang akan datang. Selain itu nilai interinsik juga mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi seperti tingkat pendapatan masyarakat, tingkat bunga, kurs atau nilai tukar, tingkat inflasi, keseimbangan neraca perdagangan dan dasar fundamental ekonomi lainnya termasuk kebijakan fiskal dan moneter.
Analisis fundamental ini berkeyakinan bahwa apabila nilai interinsik lebih besar dari harga pasar saham maka investor atau analis pasar modal akan membeli saham-saham yang bersangkutan karena harga saham salah dihargai oleh pasar
mispriced atau harga saham under value. Karena dimasa yang akan datang harga
saham akan bergerak naik menuju nilai interinsik, sehingga investor berpeluang memperoleh laba abnormal.
Apabila nilai interinsik lebih kecil dari harga pasar saham maka investor akan mengambil tindakan untuk menjual saham-saham yang dimiliki karena harga pasar di pasar over value dan dimasa depan harga saham akan turun menuju nilai interinsik dengan keadaan yang sama investor mampu memperoleh laba
(27)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
abnormal. Selanjutnya apabila nilai interinsik sama dengan harga pasar saham, maka investor tidak melakukan tindakan apapun di pasar modal karena harga saham dinilai wajar karena sesuai dengan nilai interinsik. Analisi fundamental (Brealy, 1970:63-68/ Ross,et.al 2004:279-280) disebut fundamentalis.
Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari 3 langkah yaitu:
• Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan
Kondisi ekonomi dipelajari untuk memperhitungkan jika kondisi ekonomi secara keseluruhan baik untuk pasar saham. Apakah tingkat inflasi tinggi atau rendah? Apakah suku bunga naik atau turun? Apakah konsumen yakin atau ragu-ragu dalam mengeluarkan uang? Apakah neraca perdagangan untung atau rugi? Apakah supply uang naik atau turun?
• Menghitung kondisi industri secara keseluruhan
Industri di mana perusahaan berada secara langsung mempengaruhi masa depan perusahaan tersebut. Bahkan saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pengembalian yang kecil jika mereka berada dalam industri yang sedang tidak bagus. Biasanya saham yang lemah dalam industri yang kuat lebih disukai daripada saham yang kuat dalam industri yang lemah.
• Menghitung kondisi perusahaan
Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri perlu juga
memperhitungkan kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah dianalisa secara ekonomi dan industri itu baik tetapi tidak menghitung kondisi perusahaan tersebut maka akan tidak akan berguna semua
(28)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
analisa fundamental dilakukan. Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham dikenal dengan istilah deviden. Walaupun tidak semua pemegang saham mengharapkan pembagian deviden, karena pada dasarnya keuntungan yang diperoleh dari berinvestasi di sekuritas saham ini bukan hanya deviden, tetapi juga dengan capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari fluktuasi harga saham yang biasanya diharapkan oleh investor yang memiliki time horizon yang pendek.
2. Teknikal Analisis
Menurut Ang (1997: 20.17) analisis teknikal merupakan “suatu studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar modal dan dampak yang ditimbulkannya pada harga saham”.
Analisis teknikal juga didasarkan pada anggapan bahwa harga saham ditentukan oleh permintaan (demand) dan penawaran (supply). Pendekatan ini menekankan pentingnya perilaku investor dimasa yang akan datang dan berdasarkan masa lalu, sehingga para analis teknikal mempelajari perubahan harga saham dengan menggunakan data historis perdagangan, salah satu cara yang paling sering digunakan oleh para analis teknikal adalah dengan charting (gambar atau grafik). Dari grafik (chart) dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih dalam investasi. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.
(29)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Beberapa analisis teknikal antar lain grafik sederhana dan moving average. Grafik sederhana contohnya adalah trend (kecendrungan).
Menurut Suprodjo (1990: 24) asumsi-asumsi dasar dari analisis teknikal adalah:
1) Nilai pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
2) Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang rasional maupun yang tidak rasional.
3) Dengan mengabaikan fluktuasi yang kecil di pasar, harga saham cenderung untuk bergerak pada suatu tren yang tetap untuk jangka waktu yang lama. 4) Perubahan dari suatu tren disebabkan karena pergesaran permintaan dan
penawaran.
5) Pergeseran permintaan dan penawaran, tidak menjadi masalah mengapa
terjadi, dapat dideteksi lambat atau cepat melalui chart transaksi. 6) Beberapa pola chart berulang dengan sendirinya.
Faktor-faktor ini juga memperhatikan psikologis investor. Analisis fundamental dapat digunakan untuk menetapkan harga pasar saham perdana ataupun harga pasar saham sekunder, namun dalam pendekatan analisis teknis ini hanya dapat digunakan untuk menetapkan harga saham pada pasar sekunder (Muchsyarsyah, 1999: 36). Beberapa perbedaan antara analisis secara fundamental dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:
(30)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Tabel 2.1
Perbedaan Analisis Teknikal dan Fundamental
No Variabel Fundamental Teknikal
1 Fokus perhatian harga (overvalue/undervalue)
Timing
(upward/downward)
2 Horison investasi Jangka menengah dan panjang Jangka pendek
3 Informasi utama Perusahaan/emiten Psikologis Investor
4 Motif utama Deviden/pertumbuhan Capital gain
5 Strategi utama Beli dan simpan Berpindah
6 Karakter investor Penabung dan investasi
Pedagang dan Instutional
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Nur Fajrih Asyik (1999) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih dengan harga saham.
Wiwik Utami dan Suharmadi (1998) meneliti tentang "pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap harga saham di BEJ", menunjukkan bukti bahwa informasi penghasilan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di BEJ. Lebih jauh, Wiwik Utami dan Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa semakin besar tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return saham.
(31)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Hasil penelitian Mas’ud Machfoedz (1994) menemukan bahwa dari rasio profitabilitas ternyata hanya tiga rasio keuangan yang signifikan berhubungan dengan prediksi laba untuk periode 1 tahun ke depan. Ketiga rasio tersebut adalah
gross profit margin (GPM) net profit margin (NPM), return on equity (ROE).
Hasil penelitian Harries Hidayat dan Hekinus Manao (2000) menemukan bahwa DER tidak mempengaruhi harga saham.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Sugeng Sulistiono 1994; Sulaiman 1995; Leki Rofinus 1997 (dalam Syahib Natarsyah, 2000) menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap harga saham.
Sementara itu, penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham yang diteliti oleh Meily Surianti dan Nur Indriantoro (1999) yang menemukan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan negatif dengan return saham. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi rasio
leverage menunjukkan tingkat kembalian yang semakin kecil, dan berakibat
(32)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah desain kausal. Menurut Husein (2003:63) “desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variable dengan variable lainnya atau bagaimana suatu variable mempengaruhi variable lainnya”.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini mengambil periode pengamatan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Juli 2007 sampai dengan September 2007 dengan perincian jadwal penelitian sebagai berikut :
Tabel 1 Jadwal Penelitian
Keterangan April Juli Agustus September
1 Pengajuan Judul dan
Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pengumpulan dan Analisa Data
4 Penulisan Laporan dan Meja Hijau
(33)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Perusahaan yang menjadi populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dengan jumlah 156 perusahaan. Daftar perusahaan yang menjadi populasi pada lampiran 1. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random
sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 70 perusdahaan dengan alasan
jumlah ini sudah memenuhi syarat minimum jumlah sampel untuk melakuka n analisa regresi berganda.
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory tahun 2003 dan 2005. Data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory merupakan data tentang rasio-rasio keuangan yang diperlukan untuk penelitian ini. Sedangkan data perubahan harga saham yang diproksikan dengan return saham diperoleh dari Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi UGM. Data yang diambil berupa gabungan antara data times series dan
cross sectional (pooled data).
E. Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Varibel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham. Sedangkan variabel independennya adalah rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan
(34)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
adalah likuiditas, solvabilitas, aktifitas, profitabilitas dan rasio pasar. Indikator masing-masing rasio dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Pengukuran variabel dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Variabel Indikator Alat Ukur Skala
1 Likuiditas Current Ratio x100%
s Liabilitie Current Assets Current Rasio
2 Solvabilitas Total Debt to
Total Assets TotalAktiva x100%
Hutang Total
Rasio
3 Aktivitas Total assets turnover x100%
Assets Total
Penjualan
Rasio
Inventory Turnover x100%
Persediaan Penjualan
Rasio
4 Profitabilitas Net Profit Margin x100%
Sales Net
Income Net
Rasio
Return on Equity x100%
Biasa Saham Ekuitas Bersih Laba Rasio
5 Pasar Price Earning Ratio x100%
Share Per Earning Pasar Harga Rasio
F. Defenisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: (1) variabel independen, dan (2) variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah Rasio-rasio keuangan sebagai berikut:
1. Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Current Ratio
(35)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
menunjukkan kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Total Debt to Total Assets adalah rasio total hutang dengan total aktiva. Rasio hutang ini mengukur seberapa besar presentase dana yang disediakan oleh para kreditur. Pada umumnya para kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah karena mempunyai tingkat keamanan yang lebih besar.
3. Total Assets Turnover adalah mengukur perputaran dari seluruh aktiva perusahaan atau mengukur efektivitas penggunaan dari aktiva total. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total assets.
4. Inventory Turnover adalah rasio yang memperbandingkan penjualan dibagi dengan persediaan. Apabila turnover persediaan terlalu kecil dibanding dengan tolak ukurnya, maka berarti dana yang terserap pada persediaan terlalu tinggi, sehingga bisa dinilai manajemen tidak efektif.
5. Return on Equity adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi saham biasa.
6. Net Profit Margin adalah rasio ysng memperbandingkan net income dibagi dengan net sales.
7. Price Earning Ratio, rasio perhitungan harga pasar saham rata-rata dengan laba per lembar saham. Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Variabel dependennya adalah perubahan harga saham. Pengukuran untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
(36)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Perubahan Harga Saham
Proksi perubahan harga saham perusahaan dalam penelitian ini adalah
cumulative abnormal return (CAR). CAR merupakan akumulasi abnormal return
dalam periode peristiwa untuk masing-masing saham. Abnormal return adalah selisih antara return realisasi masing-masing saham dengan return ekspektasian masing-masing saham, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
ARit = Rit - E[Rit] (1)
ARit = Abnormal return saham ke-i pada periode peristiwa ke-t. Rit = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada
periode peristiwa ke-t.
E[Rit] = Return ekspektasian saham ke-i untuk peristiwa ke-t
Return realisasi masing-masing saham dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Rit = {Pit – (Pit - 1)} (2) Rit = Return saham i pada hari t
Pit = Harga penutupan saham pada hari t Pit - 1 = Harga penutupan saham i pada hari t - 1
Return ekspektasian dihitung dengan model pasar (market model). Model ekspektasian ini dibuat dengan menggunakan teknik regresi ordinary least square (OLS), yaitu :
Rij = αi + βi. RMj + εij (3)
Rij = Return realisasi saham ke-i pada periode estimasi ke-j αi = Intercept untuk saham ke-i
(37)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
βi = Koefisien slope yang merupakan Beta saham ke-i RMj = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j
εij = Kesalahan residu saham ke-i pada periode estimasi ke-j Untuk menghitung return ekspektasian pada periode jendela digunakan rumus sebagai berikut :
E[R1,t] = αi + βi. E[RMt] (4)
E[R1,t] = Return ekspektasian saham ke-i pada periode t αi = Intercept untuk saham ke-i
βi = Koefisien slope yang merupakan Beta saham ke-i
E[RMt] = Return ekspektasian pasar pada priode ke-t yang nilainya = RMt
Return indeks pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks
Pasar Harga Saham Gabungan (IHSG), yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
IHSGt - IHSGt-1
RMt = --- (5)
IHSGt-1
RMt = Return indeks pasar sahama pada hari ke t IHSGt = IHSG harian pada hari ke t
IHSGt-1 = IHSG harian pada hari ket-1
Berikutnya adalah perhitungan CAR dengan rumus sebagai berikut :
CARi,t =
a t t
= − +
(38)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
CARi,t = Akumulasi abnormal return saham ke-i pada hari ke-t, yang dihitung mulai awal periode jendela sampai dengan akhir periode jendela.
ARt,a = Abnormal return saham ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t-3 sampai hari ke-t+3.
Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas merupakan fluktuasi return suatu saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi tersebut mengikuti fluktuasi return pasar maka Beta saham atau portofolio tersebut dikatakan bernilai satu (Hartono 1998). Fluktuasi ini menunjukkan risiko sistematis dari saham atau portofolio tersebut, semakin besar return suatu saham berfluktuasi terhadap return pasar, maka risiko sistematisnya akan semakin besar (Hartono dan Surianto 1999).
Pasar modal yang sedang berkembang umumnya transaksi perdagangannya masih tipis atau jarang terjadi (thin market). Kondisi ini akan menimbulkan adanya Beta yang bias yang disebabkan oleh adanya perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Menurut Hartono dan Surianto (1999) perdagangan pada pasar modal BEJ masih tipis. Bukti empiris atas temuan ini menunjukkan bahwa Beta saham pada BEJ adalah bias, rata-rata Beta dari 74 perusahaan sebesar 0,0676 (signifikan pada level 1%).
Berdasarkan kondisi BEJ tersebut maka dalam menghitung return ekspektasian harus dilakukan koreksi untuk memperoleh nilai Beta yang
(39)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
mendekati nilai Beta yang sebenarnya. Metode yang digunakan untuk koreksi Beta yang bias adalah metode Fowler dan Rorke (1983). Menurut Hartono dan Surianto (1999), metode Fowler dan Rorke (1983) merupakan metode pengkoreksian Beta yang terbaik diantara metode pengkoreksian Beta yang ada yaitu Scholes dan Williams (1977), Dimson (1979), dan Fowler dan Rorke (1983). Ini disebabkan metode Fowler dan Rorke (1983) telah menggunakan bobot tertentu untuk memperoleh koefisien regresinya.
Penelitian ini menggunakan metode koreksi Beta Fowler dan Rorke (1983) dengan memakai satu periode mundur (lag) dan satu periode maju (lead). Hasil strudinya Hartono dan Surianto (1999) menunjukkan bahwa koreksi Beta dengan metode Fowler dan Rorke (1983) cukup menggunakan satu periode mundur dan satu periode maju jika datanya normal. Tetapi, jika datanya tidak normal yang terbaik adalah menggunakan empat periode mundur dan empat periode maju. Dalam penelitian ini, normalitas data return saham masing-masing perusahaan diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Rumus metode koreksi Beta tersebut adalah sebagai berikut :
Ri,t = αi + βi -1. RMt-1 + βi. Rmt + βi +1. Rmt+1 + εit (7) Ri,t = Return saham i pada periode ke-t
RMt-1 = Return indeks pasar periode lag t-1 Rmt+1 = Return indeks pasar periode lead t+1
Untuk mendapatkan korelasi serial (r) regresi return indeks pasar dengan
return indeks pasar periode sebelumnya, maka harus dioperasikan persamaan
(40)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
RMt = αi +ρ1. Rmt-1 + εt (8)
Korelasi serial tersebut akan difungsikan sebagai faktor penentuan bobot dalam pengkoreksian beta dalam koefisien regresi. Penentuan bobot ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
1 + ρ1
W = --- (9)
1 + 2. ρ1
Besarnya Beta koreksian diperoleh dengan penjumlahan beta yang dikalikan dengan bobot untuk masing-masing periode yang sesuai, yaitu :
βi = W. βi-1+ βio + W. βi+1 (10)
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik. Analisis data menggunakan SPSS 13.0. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Normalitas
Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (Bell Shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :
(41)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
i. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
ii. Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka ditribusi data adalah normal.
Selain melihat nilai signifikansi dari uji Kolmogorov Smirnov, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik. Normality Probability Plot. Jika ada data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
(42)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas diantara variabel independent. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,90 (Ghozali, 2001).
Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu : a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B
saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heterokedastisitas dilakukan dengan Uji Park. Park mengemukakan metode bahwa variance (s2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas. Persamaan dari Uji Park adalah sebagai berikut.
(43)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heterokedastisitas
Pada penelitian ini Uji heterokedastisitas dengan melihat apakah model ini masih bisa digunakan untuk uji hipotesis dilakukan dengan melihat grafik
Scatterplot
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crosssection atau silang waktu, masalah atokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
(44)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper
Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol,
berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positip.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatip.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau Dw terletak antara (4-Du) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.(Ghozali, 2001).\
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Model hipotesis dalam penelitian ini adalah:
e X X
X a
(45)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Dimana :
Y = Perubahan harga saham
a = Intercept Y
1
X = Current Ratio
2
X = Total Debt to Total Assets Ratio
3
X = Total Assets Turnover
4
X = Inventory Turnover
5
X = Net Profit Margin
6
X = Return on Equity.
7
X = Price Earning Ratio
2 1,β
β = Koefisien regresi
e = Variabel pengganggu
Pengujian hipotesis menggunakan analisa regresi berganda karena ada dua independen variabelnya. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).
Pengujian ANOVA atau Uji F bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikansi atau dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan tingkat signifikansi dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil signifikansi pada tabel ANOVA < 0,05, maka H0 ditolak
(46)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
(berpengaruh), sementara sebalikanya sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada
tabel ANOVA > 0,05, maka H0 diterima (tidak berpengaruh).
Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel ( 0,05) maka H0 ditolak
(berpengaruh), sementara sebalikanya apabila F hitung < F tabel ( 0,05) maka H0 diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan
(47)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
De scri ptive Statistics
163 .16 6.11 1.9724 1.18495
163 .07 1.43 .5323 .26178
163 .09 2.60 1.0337 .50933
163 -.06 27.94 5.0171 3.59971
163 -3. 48 1.95 .0400 .45793
163 -65 83 11.01 23.620
163 -78 116 11.70 22.153
163 -.32 .43 .0243 .08250
163 CR1
DTA1 TA TO1 ITO1 NP M1 ROE1 PE R1 HS
Valid N (lis twis e)
N Mi nimum Maxim um Mean St d. Deviat ion BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Diskripsi Data Penelitian
Diskripsi data penelitian dari masing-masing variable yang meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum dan minimum dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Diskripsi Data Penelitian
Sumber: Lampiran 3 Output SPSS Keterangan :
CR = Current Ratio
DTA = Total Debt to Total Assets TATO = Total Assets Turnover ITO = Inventory Turnover NPM = Net Profit Margin ROE = Return on Total Assets PER = Price Earning Ratio
(48)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Dari data pada tabel 4.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Current Ratio perusahaan mempunyai rata-rata 1.9724 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta memiliki perbandingan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar sebesar 1.9724.
2. Debt to Total Aset perusahaan mempunyai rata-rata 0,5323 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta memiliki perbandingan total hutang terhadap total aset sebesar 0,5323.
3. Total Assets Turnover mempunyai rata-rata 1.0337 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEJ memiliki perputaran aset pertahun sebesar 1.0337. Dengan kata lain setiap Rp 1 dari penjualan mewakili 1.0337 kali.
4. Inventory turnover perusahaan mempunyai rata-rata 5.0171 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEJ memiliki perputaran persediaan selama setahun sebanyak 5.0171 kali.
5. Net Profit Margin perusahaan mempunyai rata-rata 0.0400 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEJ memiliki perbandingan Net Income terhadap Net Sales sebesar 0.0400.
6. Return on Equity perusahaan mempunyai rata-rata 11.01 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEJ memiliki perbandingan laba bersih terhadap ekuitas saham biasa sebesar 11.01.
7. Per Earning Ratio perusahaan mempunyai rata-rata 0.243 yang memberi arti bahwa rata-rata perusahaan manufaktur di BEJ memiliki perbandingan harga pasar terhadap pendapatan per lembar saham sebesar 0.243.
(49)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
B. Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi, variable pengganggu atau residual berdistribusi normal. Analisis Normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai dalam pengujian ini adalah metode Normality Probability Plot. Jika ada data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Meskipun analisis regresi tidak tergantung pada kenormalan distribusi, tetapi analisis yang akan dilakukan lebih stabil jika asumsi distribusi normal terpenuhi.
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan, yang ditunjukkan oleh gambar 4.1, diketahui bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Hal tersebut disimpulkan dari penyebaran data (titik) yamg berada disekitar sumbu diagonal yang mengikuti arah garis diagonal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
(50)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Gambar 4.1
Dari gambar 4.1 tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh data mempunyai distribusi normal. Hal ini dilihat bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal. Pada output SPSS bagian Normal P-P Plot of Regression, dapat dijelaskan bahwa data-data cenderung lurus mengikuti garis diagonal, sehingga data-data dalam penelitian ini cenderung berdistribusi normal.
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: HS
(51)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
2. Uji Multikolinearitas
Ringkasan hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Sumber: Lampiran …… Hasil Output SPSS
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghazali (2005), hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen dengan nilai kurang dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih dari 10 maka disimpulkan tidak ada multikolineriats dalam antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil Uji melalui Variance Inflation Favtoe (VIF) pada tabel coefficients di atas, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dikatakan model regresi terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas.
Coefficients a
.013 .036 .357 .722
.013 .007 .190 2.001 .047 .615. 1.627 -.010 .029 -.032 -.348 .728 .641 1.561 -.010 .013 -.063 -.778 .438 .837 1.195 .000 .002 -.020 -.254 .800 .899 1.112 .036 .014 .197 2.508 .013 .899 1.113 .001 .000 .160 1.998 .047
.864 1.157 .000 .000 -.088 -1.120 .264
.891 1.123 (Constant) CR1 DTA1 TATO1 ITO1 NPM1 ROE1 PER1 Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics
Dependent Variable: HS a.
(52)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Correlations
1 -.534** .070 -.212** .194* .107 -.087 .000 .373 .007 .013 .174 .270
163 163 163 163 163 163 163
-.534** 1 -.220** .021 -.102 -.193* -.071
.000 .005 .793 .194 .013 .365
163 163 163 163 163 163 163
.070 -.220** 1 -.080 .070 .316** -.092
.373 .005 .310 .376 .000 .241
163 163 163 163 163 163 163
-.212** .021 -.080 1 .029 .028 -.096
.007 .793 .310 .716 .727 .222
163 163 163 163 163 163 163
.194* -.102 .070 .029 1 .151 .169*
.013 .194 .376 .716 .054 .031
163 163 163 163 163 163 163
.107 -.193* .316** .028 .151 1 .045
.174 .013 .000 .727 .054 .565
163 163 163 163 163 163 163
-.087 -.071 -.092 -.096 .169* .045 1 .270 .365 .241 .222 .031 .565
163 163 163 163 163 163 163
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N CR1 DTA1 TATO1 ITO1 NPM1 ROE1 PER1
CR1 DTA1 TATO1 ITO1 NPM1 ROE1 PER1
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.
Tabel 4.3
Tabel Korelasi antar Independen Variabel
Sumber: Lampiran 3 Output SPSS
Berdasarkan kreteria pengujian multikolinearitas dengan melihat nilai VIF dan matriks korelasi, maka dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas karena berdasarkan matrik korelasi diantara variabel bebas, ternyata tidak ada variabel bebas yang mempunyai korelasi lebih besar dari 0,60.
(53)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
4 2
0 -2
-4
Regression Standardized Predicted Value 6
4 2 0 -2 -4
R
egressi
on
S
tandardi
z
ed
R
esi
dual
Dependent Variable: HS Scatterplot
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dengan melihat apakah model ini masih bisa digunakan untuk uji hipotesis dilakukan uji heterokedastisitas dengan melihat grafik Scatterplot. Hasil pengujian dengan grafik dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2
Dari grafik scatterplots di atas terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
(54)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
4. Uji Autokorelasi.
Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan uji Uji Durbin_Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
5. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan 4 – du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
6. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positip.
7. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatip.
8. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau Dw terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.(Ghozali, 2001)
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 2.009, nilai dl sebesar 1,55 dan du sebesar 1,67. Berdasarkan data ini maka dapat disimpullkan bahwa tidak terjadi atokorelasi karena nilai durbin watson terletak diantara 1.67 dengan (4-1,67).
(1)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007 USU Repository © 2009
Lampiran 4
Data Rasio Keuangan Sampel
EMITEN CR1 CR2 CR3 DTA1 DTA2 DTA3 TATO1 TATO2 TATO3 ITO1 ITO2 ITO3 NPM1 NPM2 NPM3 ROE1 ROE2 ROE3 PER1 PER2 PER3
AALI 1.28 1.21 1.70 0.45 0.36 0.15 0.89 1.03 1.06 8.12 13.27 10.05 0.11 0.23 0.23 18.52 38.77 30.14 9.48 6.09 9.76
ADES 0.37 0.42 0.22 0.53 0.83 1.42 0.88 1.18 0.68 10.71 13.71 5.49 0.02 -1.18 -0.82 3.90 -428.81 135.67 22.14 -2.10 -2.08
AKRA 1.39 1.26 1.29 0.30 0.40 0.42 1.18 1.29 1.43 6.76 7.28 6.65 0.03 0.04 0.04 9.83 9.05 12.24 3.48 9.29 7.74
ALMI 1.04 1.31 1.09 0.69 0.62 0.52 1.06 1.43 1.69 3.79 3.85 5.46 -0.03 0.03 0.03 -11.74 10.34 9.37 -1.82 3.83 2.76
AMFG 1.68 1.89 3.23 0.42 0.34 0.23 0.91 0.09 1.10 2.93 2.96 2.64 0.12 0.14 0.18 19.03 20.05 17.70 5.25 4.51 6.79
ANTM 5.68 3.26 2.68 0.59 0.59 0.53 0.49 0.47 0.51 4.40 3.78 3.47 0.11 0.28 0.26 12.70 33.17 27.79 16.21 4.06 8.10
APLI 0.83 0.92 0.81 0.50 0.55 0.54 0.58 0.78 0.91 0.22 0.16 0.15 0.16 -3.07 -1.64 0.09 -2.40 -1.49 166.28 -6.14 8.97
AQUA 5.08 4.40 7.58 0.47 0.46 0.43 2.06 1.99 2.14 124.09 50.79 59.94 0.06 0.07 0.04 23.45 25.77 15.88 9.95 6.90 12.89
ASII 1.19 1.05 1.11 0.51 0.50 0.48 1.15 1.13 1.30 13.55 10.21 9.27 0.14 0.12 0.09 37.76 32.79 26.72 4.56 7.19 7.57
AUTO 1.65 1.43 1.71 0.32 0.36 0.38 1.10 1.20 1.27 6.79 5.82 6.26 0.10 0.08 0.07 17.28 15.96 17.05 5.67 6.62 7.74
BATI 3.26 2.58 2.81 0.35 0.42 0.39 0.91 1.95 2.22 0.79 1.92 2.72 0.08 -0.03 0.01 11.80 -5.19 4.62 10.83 -29.12 25.94
BRPT 0.34 0.29 1.18 1.13 1.17 0.54 0.56 0.38 0.36 6.61 3.69 5.40 0.12 -0.12 0.84 53.38 -25.48 -65.12 3.08 -8.22 2.10
BUDI 3.14 1.14 1.11 0.82 0.76 0.76 0.68 0.99 1.05 3.66 6.45 7.41 0.01 0.00 0.00 2.84 0.77 1.15 25.82 77.62 51.29
BUMI 0.53 0.63 0.85 0.91 0.89 0.88 0.32 0.68 0.97 5.78 8.26 11.33 0.03 0.11 0.08 13.42 117.06 66.09 90.20 14.38 12.07
CLPI 3.77 2.34 1.93 0.20 0.36 0.43 0.95 1.42 1.97 1.01 0.46 0.42 0.08 0.06 0.04 9.62 12.34 13.45 32.19 22.55 15.78
CPIN 1.96 1.20 1.32 0.67 0.76 0.76 1.71 1.83 2.11 6.55 7.18 7.01 -0.01 -0.04 0.01 -2.63 -33.39 6.48 -21.62 -1.96 10.77
CTBN 2.75 3.78 1.80 0.23 0.16 0.41 0.94 1.03 1.13 7.68 7.95 5.17 0.02 0.02 0.06 2.87 2.53 11.78 44.51 46.41 9.25
DAVO 497.87 557.47 1.12 0.34 0.56 0.55 0.96 0.65 0.64 8.51 9.79 11.37 0.11 0.10 0.08 15.58 14.35 11.55 27.63 12.53 5.51
DOID 2.81 2.30 10.36 0.35 0.65 0.62 2.03 0.34 0.56 3.45 0.05 0.02 0.24 0.29 0.67 0.71 0.31 0.97 126.44 371.66 168.30
DVLA 3.02 3.86 3.50 0.27 0.26 0.29 1.04 0.99 0.98 2.86 2.46 2.70 0.12 0.12 0.13 18.07 15.61 18.32 8.92 7.87 5.87
ETWA 6.11 1.04 1.00 0.11 0.28 0.25 1.24 0.22 0.87 -0.06 27.94 922.26 -0.05 -0.35 -0.01 -7.92 -10.84 -0.60 -5.30 -4.29 -78.47
GGRM 1.97 1.68 1.73 0.37 0.41 0.41 1.33 1.18 1.12 1.95 1.79 1.64 0.08 0.07 0.08 16.76 14.69 14.41 14.23 14.56 11.68
GJTL 1.56 1.42 2.31 0.90 0.73 0.73 0.47 1.07 0.65 4.62 8.27 4.08 0.15 0.07 0.07 65.68 28.38 17.09 2.00 4.31 5.12
(2)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007 USU Repository © 2009
IGAR 2.66 2.35 3.35 0.32 0.34 0.26 1.55 1.32 1.60 8.00 4.81 6.79 0.04 0.07 0.03 11.69 16.08 8.08 8.80 4.19 8.00
IIKP 3.06 11.85 5.88 0.23 0.24 0.07 0.30 0.40 0.19 5.77 7.86 0.42 0.02 -0.11 0.07 -7.92 10.84 0.60 -5.30 -4.29 -78.47
IKAI 1.12 0.98 0.89 0.87 0.87 0.85 0.25 0.30 0.37 1.27 1.15 1.42 -0.21 0.01 0.03 -42.66 1.78 6.64 -1.14 32.85 5.25
INAF 1.31 1.53 1.62 0.58 0.51 0.49 0.79 1.32 1.32 1.29 1.51 1.00 -26.21 1.05 1.40 -52.56 2.83 3.62 -4.04 72.78 37.15
INCO 2.00 2.28 3.65 0.33 0.29 0.22 0.39 0.49 0.54 6.32 4.51 4.85 0.20 0.36 0.30 12.10 24.86 20.86 9.78 5.28 4.94
INDF 1.91 1.48 1.47 0.69 0.68 0.68 1.17 1.14 1.27 6.04 5.83 5.33 0.03 0.02 0.01 14.74 9.23 2.88 12.52 19.53 69.30
INKP 0.22 2.73 2.82 0.70 0.62 0.61 0.25 0.26 0.27 3.79 3.92 4.43 -21.30 27.60 0.57 -17.47 19.30 0.39 -1.30 0.30 74.75
INTP 1.87 1.43 2.52 0.55 0.52 0.47 0.41 0.47 0.53 3.89 4.34 3.92 0.16 0.03 0.13 14.79 2.49 13.14 11.67 97.56 17.67
JKSW 0.17 0.18 0.18 1.86 2.18 2.24 0.28 0.28 0.38 4.60 7.71 4.79 0.36 -0.48 0.10 11.76 -11.26 2.96 0.16 -0.23 0.92
JPFA 2.67 2.67 2.30 1.86 2.18 2.24 1.41 1.54 1.60 4.79 4.69 4.63 0.03 -0.04 0.01 31.11 -51.69 10.91 2.76 -1.79 8.94
JPRS 1.74 2.02 5.26 0.31 0.47 0.20 1.89 1.55 1.84 5.95 2.41 4.52 0.05 0.16 0.09 17.77 48.00 20.75 4.93 2.16 3.52
KAEF 1.52 2.03 2.25 0.45 0.31 0.28 1.33 1.64 1.54 1.46 2.36 2.03 0.03 0.04 0.03 6.03 9.55 6.26 25.64 14.64 15.24
KDSI 0.87 1.09 0.90 0.72 0.78 0.79 1.34 1.44 1.64 5.62 4.69 5.05 0.04 0.05 0.01 -18.27 28.64 9.33 -2.75 1.58 3.25
KLBF 1.57 2.89 4.05 0.58 0.51 0.39 1.18 1.19 1.24 4.14 2.81 2.62 0.11 0.09 0.11 38.95 28.19 27.35 25.15 9.91 15.39
LSIP 0.36 0.48 0.49 0.95 0.67 0.57 0.62 0.70 0.70 9.81 13.84 48.92 0.25 -0.15 0.19 299.14 -32.14 31.62 1.64 -6.31 9.08 MBAI 2.29 1.84 2.14 1.04 1.08 0.98 0.88 0.95 1.04 2.47 2.49 2.17 0.04 -0.04 0.09 79.45 -48.50 -483.44 1.78 -0.50 0.51
MEDC 2.90 2.13 1.97 0.70 0.59 0.59 0.46 0.37 0.40 6.37 9.37 7.76 0.12 0.13 0.12 11.09 14.77 14.01 8.89 10.01 15.27
MERK 3.46 3.09 4.72 0.20 0.23 0.27 1.48 1.86 1.77 2.33 3.14 2.72 0.17 0.15 0.15 31.17 37.16 31.99 7.09 8.92 9.43
MLBI 1.15 0.98 0.68 0.44 0.53 0.60 1.17 1.29 1.48 4.78 5.58 6.73 0.16 0.12 0.10 33.63 34.99 38.18 7.47 10.26 12.11
MLIA 0.37 0.35 0.27 1.30 1.43 1.65 0.52 0.58 0.66 3.22 3.58 0.66 0.08 0.25 0.23 -13.76 -34.19 -23.31 -1.82 -0.58 -0.33
MYOR 9.82 5.10 3.54 0.36 0.31 0.38 0.86 1.08 1.17 6.55 5.61 7.74 0.08 0.06 0.03 10.52 9.79 5.11 7.93 10.81 13.75
NIPS 1.16 1.01 1.00 0.51 0.58 0.56 0.71 0.89 1.15 6.41 6.47 7.59 0.02 -0.02 0.01 2.87 -3.58 3.68 8.18 -8.35 8.47
PGAS 4.01 3.76 3.59 0.59 0.66 0.60 0.39 0.40 0.43 38.81 57.62 106.35 0.14 0.11 0.16 15.62 14.93 20.53 13.15 17.54 35.91
PTBA 3.60 3.78 4.51 0.25 0.29 0.27 1.10 1.10 1.06 10.12 10.12 7.48 0.09 0.16 0.16 15.10 24.85 22.75 8.86 7.75 8.88
PYFA 1.61 1.61 1.41 0.11 0.12 0.16 0.40 0.48 0.52 1.87 2.18 2.08 0.02 0.04 0.03 1.02 2.30 2.09 69.16 22.42 18.13
RICY 0.96 3.08 2.75 0.93 0.26 0.39 0.79 0.75 0.75 1.87 1.55 1.43 0.02 0.12 0.12 27.11 12.61 14.85 8.77 8.34 4.37
RMBA 1.82 2.01 2.21 0.47 0.46 0.40 2.12 2.16 1.18 5.72 5.26 2.93 -0.01 0.02 0.05 -2.37 7.69 9.71 -25.59 9.15 8.40
SCPI 0.67 0.68 0.69 0.95 0.90 0.97 1.99 1.91 1.79 4.85 3.60 3.61 0.02 0.00 0.01 107.05 17.47 83.25 12.79 -124.60 -45.82 SIPD 3.39 2.60 1.95 0.84 0.96 0.18 0.89 1.08 1.30 6.00 7.29 13.33 -0.09 -0.11 -0.09 -51.23 -295.63 -12.98 -2.74 -4.93 -6.69 SMAR 0.56 1.45 1.45 1.07 1.09 0.58 0.92 1.08 1.01 6.14 7.23 6.18 0.02 -0.03 0.07 27.51 -30.97 -15.77 13.12 -42.69 8.97 SMCB 2.52 2.76 1.68 0.65 0.71 0.75 0.29 0.31 0.41 9.05 7.54 6.85 0.08 -0.23 -0.11 6.55 -24.76 -18.13 17.82 -8.26 -10.90
(3)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007 USU Repository © 2009
SMGR 1.33 1.60 1.75 0.46 0.44 0.38 0.83 0.91 1.03 4.62 4.29 4.46 0.07 0.08 0.14 11.17 13.97 22.79 12.50 21.56 10.33
SOBI 2.04 1.48 1.65 0.48 0.38 0.36 0.92 1.08 1.19 2.71 3.40 3.10 0.07 0.06 0.05 11.70 11.33 10.45 4.08 5.47 5.77
SPMA 3.39 5.54 0.79 0.80 0.79 0.84 1.09 -4.84 0.62 3.03 3.01 2.69 0.02 -0.12 0.01 5.06 -16.00 2.01 17.67 -2.81 21.91
STTP 1.43 1.98 2.15 0.41 0.32 0.31 1.39 1.52 1.34 5.14 6.23 5.79 0.04 0.04 0.02 10.38 8.99 3.24 7.56 8.24 18.47
SUBA 0.52 0.18 0.03 0.66 0.76 1.11 0.39 0.43 0.26 8.71 6.98 24.70 -0.31 -0.31 -1.50 -37.44 -55.33 363.66 -0.25 -0.22 -0.13 SULI 0.16 1.32 1.36 1.36 0.96 0.83 0.53 0.66 0.67 4.00 3.22 3.29 -0.23 -0.14 0.00 -35.98 252.25 0.34 -0.33 -2.93 957.66
TBLA 1.00 1.42 1.05 0.56 0.62 0.65 0.62 0.88 0.84 0.58 0.73 0.76 0.04 0.01 0.01 5.26 3.22 1.21 9.78 22.58 51.95
TINS 2.49 2.57 1.83 0.29 0.38 0.44 0.98 1.16 1.24 3.58 2.49 2.93 0.02 0.06 0.03 2.72 11.79 7.01 35.17 5.87 8.52
TOTO 0.97 1.30 1.21 0.77 0.80 0.75 0.85 0.81 0.84 2.88 2.96 3.31 0.07 0.05 0.09 24.51 17.82 29.14 7.27 11.49 4.73
TKIM 0.29 2.71 2.80 0.80 0.71 0.70 0.41 0.43 0.44 3.56 2.96 3.54 -3.48 20.56 1.95 -7.23 30.65 2.90 -3.00 1.94 23.73
TSPC 4.65 4.64 3.80 0.16 0.16 0.20 1.09 1.11 1.06 4.47 5.02 4.04 0.15 0.14 0.12 20.72 19.16 16.55 8.23 10.59 8.57
ULTJ 1.03 4.82 1.58 0.50 0.38 0.35 0.44 0.42 0.57 2.31 2.48 2.93 0.02 0.01 0.01 1.33 0.54 0.56 115.77 278.22 197.76
UNSP 0.51 1.04 2.09 0.88 0.64 0.61 0.54 0.62 0.71 9.89 15.21 16.04 0.18 0.14 0.13 79.22 24.66 23.58 1.78 7.53 8.36
UNVR 1.78 1.61 1.35 0.38 0.47 0.43 2.38 2.46 2.60 7.55 6.86 6.61 0.16 0.16 0.14 61.88 64.83 66.27 21.33 17.20 22.64
(4)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
Lampiran 5
PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. (SUMI)
(million rupiah)
2003 2004 2005
Total Assets 1,290,967 1,163,351 1,230,305 Current Assets 266,097 333,721 304,670 of which
Cash and Cash Equivalents 20,374 42,860 24,435 Trade receivables 23,128 26,857 19,798 Inventories 174,924 211,791 228,182 Non-Current Assets 1,024,871 829,630 925,635 of which
Fixed Assets-Net 715,538 678,997 745,356 Deffered Tax Assets 23,884 39,123 64,451
Investments 922 597 597
Other Assets 14,258 18,587 28,304
Liabilities 1,724,127 1,119,357 1,024,136 Current Liabilities 1,669,515 253,511 223,702 of which
Bank loans 784,781 n.a n.a
Trade payables 189,279 164,214 148,674
Taxes payable 1,667 1,748 1,355
Non-Current Liabilities 54,612 865,845 800,434 Minority Interests in Subsidiaries 6 6 6
Shareholders' Equity (433,166) 43,988 206,163 Paid-up capital 468,750 782,477 841,331 Paid-up capital
in excess of par value 293,000 293,000 293,000 Retained earnings (accumulated loss) (1,194,916) (1,031,488) (928,168)
(5)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
SUMMARY OF FINANCIAL
STATEMENT
PT. Mulia Industrindo (MLIA)
(million rupiah)
2003 2004 2005
Total Assets 4,158,067 4,411,869 4,115,990 Current Assets 1,307,210 1,522,469 1,453,704 of which
Cash and cash equivalents 215,067 163,797 61,438 Trade receivables 389,528 434,280 390,113 Inventories 560,046 546,733 699,508 Non-Current Assets 2,850,856 2,889,400 2,662,286 of which
Fixed Assets-Net 2,491,195 2,398,953 2,403,795 Deffered Tax Assets 256,166 333,654 135,198
Investments 2,339 66 69
Other Assets 16,405 63,602 24,587 Liabilities 5,399,750 6,298,713 6,795,780 Current Liabilities 3,487,498 4,359,598 5,344,081 of which
Trade payables 148,863 175,944 148,614 Taxes payable 16,952 20,648 14,579 Accrued expenses 452,042 868,686 1,291,955 Non-Current Liabilities 1,912,252 1,939,115 1,451,699 Shareholders' Equity (1,241,684) (1,886,844) (2,679,790
) Paid-up capital 661,500 661,500 661,500 Paid-up capital
in excess of par value 154,800 154,800 154,800 Retained earnings (accumulated
loss)
(2,057,984) (2,703,144) (3,496,090 )
(6)
Dipo Satria Alam : Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, 2007
USU Repository © 2009
SUMMARY OF FINANCIAL STATEMENT
PT. Jakarta Kyoei Steel Works Limited (JKSW)
(million rupiah)
2003 2004 2005
Total Assets 376,676 310,674 289,447 Current Assets 117,430 117,632 110,097 of which
Cash and cash equivalents 729 636 440 Trade receivables 91,763 97,870 82,256
Inventories 24,120 9,493 19,494
Non-Current Assets 259,246 193,042 179,350 of which
Fixed Assets-Net 87,935 48,871 48,125 Deffered Tax Assets 83,616 53,914 39,324
Other Assets 1,662 1,240 1,257
Liabilities 701,558 680,460 648,612 Current Liabilities 685,230 659,125 626,826 of which
Bank loans 568,543 588,226 601,109 Trade payables 66,931 68,625 23,554
Accrued expenses 9,346 753 953
Non-Current Liabilities 16,328 21,335 21,786 Shareholders' Equity (324,882) (369,786) (359,165)
Paid-up capital 75,000 75,000 75,000 Paid-up capital
in excess of par value 4,846 4,846 4,846 Revolution of fixed assets 38 38 38 Retained earnings (accumulated loss) (404,767) (449,670) (439,049)