untuk pelayanan kesehatan dan di upayakan tersedia di fasilitas kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
4.3.6 Pernyataan Informan tentang perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Tabel 4.10 Matriks
Pernyataan Informan
tentang perencanaan
kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi Informan
Pernyataan
Informan 2 Kepala Puskesmas
Ada. Sesuai dengan kebutuhan puskesmas dengan jumlah pasien tergantung target pasien
per tahun, seringnya penyakit yang diderita pasien, dilihat dari 10 penyakit terbesar. Obat
yang dibutuhkan di drop ke puskesmas secara bertahap. Obatnya per triwulan dilihat dari
kunjungan tidak bisa sekaligus. Obat yang diusulkan tidak terpenuhi seluruhnya karena ada
beberapa item obat yang tidak terpenuhi apalagi sekarang pake e-katalog makanya bisa obat
kurang. Perencanaan obat dilakukan oleh pengelola obat di puskesmas ini kemudian
melaporkannya kepada dinas kesehatan. Ya, dalam merencanakan kebutuhan obat termasuk
untuk peserta JKN karena tidak ada perbedaan antara pasien umum dan JKN.
Informan 4 Staf pengelola obat
Ada. Setiap tahunnya disuruh. Di drop secara bertahap karena keadaan gudang yang tidak
memungkinkan secara keseluruhan. Obat tidak terpenuhi
seluruhnya karena
sistem pemesanannya menggunakan sistem e-katalog.
Perencanaan obat dilakukan dengan cara mengisi
daftar rencana
kebutuhan obat
puskesmas kemudian melaporkannya kepada dinas kesehatan melalui instalasi farmasi. Dalam
merencanakan kebutuhan
obat-obat ya
semuanya untuk peserta JKN dek. Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa perencanaan obat
oleh pengelola obat dengan cara mengisi daftar rencana kebutuhan obat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan melalui instalasi farmasi untuk
ditindaklanjuti. Obat-obat yang dibutuhkan di drop secara bertahap karena
Universitas Sumatera Utara
permintaan obat dilakukan per triwulan dan keadaan gudang yang tidak memungkinkan secara keseluruhan. Kedua informan mengatakan obat-obat yang
diusulkan tidak terpenuhi seluruhnya karena sistem pemesanannya menggunakan e-katalog. Dalam merencanakan kebutuhan obat-obat termasuk untuk peserta JKN
karena tidak ada perbedaan antara pasien umum dan JKN.
4.3.7 Pernyataan Informan tentang penentuan jenis obat berdasarkan e- catalog dan Fornas dalam merencanakan kebutuhan obat di
Puskesmas Padangmatinggi
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan tentang penentuan jenis obat
berdasarkan e-catalog dan Fornas dalam merencanakan kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Informan Pernyataan
Informan 2 Kepala Puskesmas
Ya tergantung pada obat yang paling dibutuhkan di puskesmas ini sehingga dapat tersedia di
puskesmas sesuai
dengan fungsi
dan tingkatannya.
Informan 3 Kepala IFK
Mengacu pada DOEN dan Formularium nasional yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan
dan pengadaan.
Informan 4 Staf pengelola obat
Berdasarkan pada permintaan dari seluruh sektor yang berperan dalam pengobatan di puskesmas.
Perencanaan obat dilakukan berdasarkan jumlah dan jenis obat yang paling banyak dikonsumsi
pasien. Lagian kan bisa dilihat para pasien yang datang penyakitnya apa jadi tentu aja obatnya
tertentu yang habis.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa Kepala Puskesmas menentukan jenis obat mengacu pada obat yang paling dibutuhkan di
puskesmas sedangkan pengelola obat menentukan jenis obat dari permintaan seluruh sektor yang berperan dalam pengobatan di puskesmas. Kepala IFK
menentukan jenis obat berdasarkan DOEN dan Formularium nasional. Dari data ini diperoleh bahwa jenis obat yang direncanakan oleh puskesmas akan di
Universitas Sumatera Utara
sesuaikan dengan DOEN dan Formularium nasional oleh petugas instalasi farmasi.
4.3.8 Pernyataan Informan tentang penentuan jumlah obat dalam merencanakan kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan tentang penentuan jumlah obat
dalam
merencanakan kebutuhan
obat di
Puskesmas Padangmatinggi
Informan Pernyataan
Informan 2 Kepala Puskesmas
Penentuan jumlah obat berdasarkan kebutuhan rata-rata pertahun dan disesuaikan dengan 10
penyakit terbesar yang ada di wilayah kerja puskesmas ini.
Informan 3 Kepala IFK
Jumlah obat yang akan diadakan dihitung berdasarkan hasil rekapitulasi rencana kebutuhan
obat di semua puskesmas lalu dibandingkan dengan sisa stok di instalasi farmasi dan
ketersediaan obat selama 18 bulan.
Informan 4 Staf pengelola obat
Banyaknya obat yang akan direncanakan berasal dari rekapitulasi rencana kebutuhan obat di pustu
dan poskesdes ditambah kebutuhan obat di puskesmas pertahun.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa banyaknya obat yang akan direncanakan oleh puskesmas berasal dari kebutuhan obat di pustu dan
poskesdes ditambah dengan kebutuhan obat di puskesmas dalam 1 tahun. Kemudian hasilnya dikirim ke instalasi farmasi untuk di rekapitulasi dan
disesuaikan dengan sisa stok di instalasi farmasi dan ketersediaan obat selama 18 bulan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.9 Pernyataan Informan tentang penyesuaian rencana pengadaan obat dalam memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan tentang penyesuaian rencana
pengadaan obat dalam memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Informan Pernyataan
Informan 2 Kepala Puskesmas
Pengadaan obat dilakukan 1 kali dalam setahun oleh dinas kesehatan.
Informan 3 Kepala IFK
Pengadaan obat
dilaksanakan oleh
dinas kesehatan.
Informan 4 Staf pengelola obat
Rencana pengadaan obat biasanya dilakukan sesuai dengan jadwal yang tertera pada RKA
Dinas Kesehatan Daerah Kota Padangsidimpuan.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pengadaan obat direncanakan 1 kali dalam setahun oleh dinas kesehatan sesuai dengan jadwal
yang tertera pada RKA Rencana Kegiatan dan Anggaran.
4.3.10 Pernyataan Informan tentang peran dinas kesehatan terhadap Puskesmas Padangmatinggi terkait perencanaan obat
Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan tentang peran dinas kesehatan
terhadap Puskesmas Padangmatinggi terkait perencanaan obat
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala Dinas
Peran dinas kesehatan yaa sebagai fasilitator dalam pengadaan obat dan perbekkes di
pelayanan kesehatan.
Informan 2 Kepala Puskesmas
Peran dinas
kesehatan sebagai
tempat penyimpanan obat dan perbekkes sebelum di
distribusikan ke puskesmas.
Informan 3 Kepala IFK
Untuk memenuhi kebutuhan obat di puskesmas maka kadis menunjuk seorang pejabat pengadaan
atau pejabat pembuat komitmen yang berperan dalam pengadaan obat untuk puskesmas dan
jaringannya.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa peran dinas kesehatan dalam memenuhi kebutuhan obat di puskesmas antara lain sebagai
Universitas Sumatera Utara
fasilitator dengan cara menunjuk seorang pejabat pengadaan obat dan juga dinas kesehatan sebagai tempat penyimpanan obat sebelum di distribusikan ke
puskesmas.
4.3.11 Pernyataan Informan tentang pencatatan dan pelaporan kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan tentang pencatatan dan
pelaporan kebutuhan obat di Puskesmas Padangmatinggi
Informan Pernyataan
Informan 3 Kepala IFK
Pencatatan ada 2. Pertama dicatat pada kartu stok yang ditempel atau digantung pada setiap item
obat ketika ada mutasi obat. Kedua dicatat pada kartu stok induk yang merupakan detail dari obat
dan perbekalan kesehatan yang ada di instalasi farmasi. Pelaporannya ada laporan bulanan,
laporan triwulan, dan akhir tahun.
Informan 4 Staf pengelola obat
Alur keluar masuk obat dicatat dalam kartu persediaan barang dan buku pemakaian harian,
sedangkan laporannya berupa LPLPO yang dikirimkan setiap bulan dan pada akhir tahun
dibuat laporan sisa stok akhir tahun.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pencatatan dan pelaporan di puskesmas terdiri dari buku pemakaian harian, laporan LPLPO dan
laporan akhir tahun sedangkan di instalasi farmasi terdiri dari kartu persediaan, laporan bulanan, laporan triwulan dan laporan akhir tahun.
4.3.12 Pernyataan Informan tentang pelatihan yang dilakukan kepada petugas pengelola obat