daftar Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas Padangmatinggi tahun 2015 yang kemudian diserahkan kepada dinas kesehatan untuk kemudian dikompilasikan
dengan Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas lainnya. Kelemahan dari metode campuran ini yaitu memerlukan lebih banyak waktu dalam penyusunan rencana
kebutuhan obat karena harus melakukan perencanaan obat secara konsumsi dan epidemiologi kemudian disesuaikan dengan 10 penyakit terbesar yang ada di
puskesmas.
5.1.4 Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan perencanaan obat dan perbekalan kesehatan tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang mendukung. Sarana adalah segala sesuatu yang
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai penunjang dalam melaksanakan
suatu kegiatan. Pelaksanaan perencanaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas Padangmatinggi memerlukan sarana dan prasarana seperti persediaan
obat, LPLPO, buku harian pengeluaran obat, kartu persediaan barang, komputer dan printer.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Puskesmas Padangmatinggi telah memiliki sarana yang cukup dan memadai. Gudang
penyimpanan obat terpisah dengan apotek puskesmas. Kegiatan di gudang penyimpanan obat meliputi penerimaan, penyimpanan dan distribusi sedangkan di
apotek puskesmas kegiatan yang dilaksanakan adalah pelayanan resep, peracikan obat dan pembuatan buku harian pengeluaran obat. Untuk menghitung stok obat
yang tersedia di puskesmas maka dilakukan pemeriksaan ulang di gudang
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan obat dan apotek puskesmas. Hasil dari pemeriksaan ini disesuaikan dengan laporan harian pemakaian obat.
Ketersediaan obat merupakan hal yang paling utama dalam menentukan perencanaan obat. Pada saat dilakukan penelitian diketahui bahwa Puskesmas
Padangmatinggi memiliki persediaan obat yang cukup. Puskesmas meminta obat kepada Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan melalui LPLPO kemudian Dinas
mendisposisikan ke UPTD. Instalasi Farmasi untuk ditindaklanjuti, setelah itu obat diserahkan ke Puskesmas Padangmatinggi.
5.1.5 Data
Penentuan jumlah permintaan obat, data-data yang diperlukan meliputi data pemakaian obat periode sebelumnya, jumlah kunjungan resep, frekuensi
distribusi obat dan sisa stok. Data-data ini sangat penting untuk perencanaan kebutuhan obat, karena ketepatan dan kebenaran data akan berpengaruh terhadap
ketersediaan obat Depkes 2005. Pada Puskesmas Padangmatinggi sumber data
dan informasi tambahan yang digunakan dalam penyusunan perencanaan obat dan perbekalan kesehatan berasal dari Formularium nasional dan Daftar Obat
Essensial Nasional. Jenis data yang perlu dipersiapkan oleh pengelola obat Puskesmas
Padangmatinggi yaitu daftar nama obat, stok awal obat, data penerimaan obat, data pengeluaran obat, sisa stok obat, data obat kadaluarsa, data pemakaian rata-
rata obat per tahun. Data-data tersebut biasanya dapat ditemukan dalam LPLPO, laporan bulanan data kesakitan LB1 dan kartu stok obat.
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Padangmatinggi selain menggunakan data metode konsumsi juga menggunakan data metode epidemiologi. Walaupun data-data yang
diperlukan dalam membuat peencanaan kebutuhan obat relatif sudah mencukupi namun pada kenyataannya belum dapat digunakan secara optimal karena harus
disesuaikan dengan Formularium nasional serta masih minimnya pengetahuan tenaga perencana obat dalam merencanakan jumlah kebutuhan obat sehingga hal
ini berakibat terhadap ketersediaan obat hasil perencanaan yang sebagian mengalami stok kosong out of stock dan sebagian lagi jumlahnya berlebih over
stock.
5.2 Proses Process