Informan 4 Staf pengelola obat
Pengawasannya itu biasanya ada dek. Seperti monitoring petugas dinas kesehatan ke puskesmas
dan melalui laporan bulanan yang dikirim ke dinas kesehatan.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa pengawasan dari dinas kesehatan berupa monitoring dan evaluasi ke puskesmas dan jaringannya
oleh instalasi farmasi serta melakukan koordinasi ke puskesmas mengenai administrasi, pengelolaan obat dan perbekaan kesehatan.
4.3.14 Pernyataan Informan tentang otonomi puskesmas dalam perencanaan obat setelah era JKN
Tabel 4.18 Matriks Pernyataan Informan tentang otonomi puskesmas
dalam perencanaan obat setelah era JKN
Informan Pernyataan
Informan 2 Kepala Puskesmas
Tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah berlakunya JKN. Sama aja.
Informan 3 Kepala IFK
Setelah berlakunya
JKN, puskesmas
diperbolehkan untuk melaksanakan pengadaan obat melalui dana kapitasi untuk obat-obat yang
dianggap kurang atau tidak ada di instalasi farmasi.
Informan 4 Staf pengelola obat
Kurang tau. Karena perencanaan obat yang sudah dibuat oleh puskesmas diserahkan kepada dinas
kesehatan.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa puskesmas mempunyai kebebasan dalam pemenuhan obat menggunakan dana kapitasi JKN
untuk obat-obatan yang dianggap kurang atau tidak ada di instalasi farmasi.
4.3.15 Pernyataan Informan
tentang kendala
dalam perencanaan,
pengadaan obat-obat dalam era JKN
Tabel 4.19
Matriks Pernyataan Informan tentang kendala dalam perencanaan, pengadaan obat-obat dalam era JKN
Informan Pernyataan
Informan 1 Kepala Dinas
Kendala dalam pengadaan obat tentu saja ada. Karena adanya sistem e-katalog sehingga tidak
dapat mengalokasi seluruh kebutuhan, selain itu SDM yang mempunyai sertifikat pengadaan
Universitas Sumatera Utara
barang dan jasa jumlahnya masih sedikit dan di puskesmas belum ada.
Informan 2 Kepala Puskesmas
Ada obat-obatan yang tidak tersedia di puskesmas karena stoknya tidak ada dari dinas kesehatan.
Informan 3 Kepala IFK
Tahun 2014 pengadaan obat-obatan diwajibkan menggunakan e-katalog sehingga item obat yang
tidak terdapat pada e-katalog tidak dapat diadakan. Akibatnya terjadi kekurangan dan
kekosongan obat di instalasi farmasi, namun apabila ada obat-obatan yang tidak terdapat pada
e-katalog dapat diadakan melalui prosedur pelelangan.
Informan 4 Staf pengelola obat
Ya masalahnya dek pernah terjadi kekosongan dan kekurangan obat di puskesmas ini karena stok
dari instalasi farmasi tidak ada. Stok lebih juga terjadi untuk obat yang jarang dipake disini.
Dari pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa kendala pada awal penggunaan kebijakan sistem e-katalog pada tahun 2014 adalah tidak semua jenis
obat yang dibutuhkan ada di e-katalog sehingga mengakibatkan terjadinya kekosongan dan kekurangan obat di puskesmas. Namun kendala tersebut tidak
ditemui lagi karena obat-obatan yang tidak terdapat pada e-katalog dapat diadakan melalui proses pelelangan tetapi SDM yang mempunyai sertifikat pengadaan
barang dan jasa jumlahnya masih sedikit di dinas kesehatan.
4.3.16 Pernyataan Informan tentang cara mengatasi permasalahan atau