Dalam pelaksanaannya, pengujian kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum di Kabupaten Karo masih terdapat hambatan. Beberapa
identifikasi hambatan yang diperoleh adalah sebagai berikut 1.
Keterbatasan jumlah penguji Keterbatasan jumlah penguji yang bersertifikat menjadi kendala utama
dalam pelaksanaan pengujian. Hal ini nampak dari ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan yang harus diuji dengan jumlah pengujinya.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana.
Keterbatasan jumlah sarana dan prasarana juga menjadi kendala dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum. Hal ini
dikarenakan peralatan pengujian yang terbatas dapat menjadi kurang optimalnya pemeriksaan oleh petugas.
3. Kekurangdisiplinan petugas dan pengangkut. Sebagai salah satu kendala yang
sulit untuk diatasi justru berasal dari faktor manusia, ini disebabkan karena budaya disiplin yang sulit untuk ditegakkan.
D. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum
Sebagai sebuah peraturan yang mengikat, maka Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 merupakan dasar hukum yang kuat terhadap pelanggaran dari
ketentuan yang diberlakukan. Dalam hal ini pihak Dinas Perhubungan sebagai penerima wewenang pelaksana pengujian dapat memberikan penetapan
pelanggaran kepada pihak-pihak yang tidak melaksanakan ketentuan pengujian
Universitas Sumatera Utara
kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum. Pasal 54 Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 2009 memberikan ketentuan bahwa barangsiapa yang
mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak sesuai dengan peruntukannya, atau tidak memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, atau tidak
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum
1. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan tidak hanya terhadap program kegiatan namun juga terhadap angaran dana. Evaluasi dapat dilakukan dengan memotong
beberapa anggaran yang dianggap tidak perlu. Sisa dari anggaran yang terpotong dapat dialihkan untuk kegiatan lain yang dianggap perlu. Sehingga perlu adanya
evaluasi kembali terhadap anggaran dana untuk masing-masing kegiatan agar semua kegiatan yang diprogramkan dapat terlaksana dengan baik.
2. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Eksternal
Keberadaan ojek yang dianggap sebagai salah satu faktor pelanggaran terhadap pengurusan izin trayek perlu mendapat perhatian baru. Pemilik angkutan
umum merasa rugi ketika harus mengurus izin sedangkan pendapatan yang diterima sedikit atau berkurang, sebab keberadaan ojek mulai bertambah di
terminal-terminal. Salah satu usulan dari pemilik angkutan adalah adanya penertiban kembali keberadaan ojek. Penertiban ini dilakukan dengan cara
memberikan tempat tersendiri beroperasinya.Guna menunjang terlaksananya suatu aturan maka Dinas Perhubungan memberikan ketegasan kepada pemilik angkutan
Universitas Sumatera Utara
umum agar dengan kondisi apapun untuk tetap memenuhi persyaratan yang ada.
ketegasan ini dilakukan dengan tidak pandang bulu terhadap penegakan hukum.
Dalam Pasal 48 Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa “ Setiap Kendaraan Bermotor yang
dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan “.
30
Sebagai bukti bahwa kendaraan yang dioperasikan di jalan tersebut telah memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan, maka kendaraan tersebut harus di
Uji. Dalam Pasal 49 Undang – Undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan disebutkan bahwa “Kendaraan Bermotor, Kereta gandengan, dan
Kereta tempelan yang diimpor, dibuat danatau dirakit di dalam negeri yang akan
dioperasikan di jalan, wajib dilakukan pengujian. Pengujian dimaksud meliputi :
31
1. Uji Berkala Pertama Kali Kendaraan baru
Uji Berkala pertama kali bagi kendaraan baru dari Dealer. 2.
Uji Berkala Pertama Kali Kendaraan Mutasi Uji berkala pertama kali bagi kendaraan yang mutasi dari luar daerah.
3. Uji Berkala Periodik
Pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala dengan masa berlaku 6 enam bulan.
30
Pasal 48 Undang- Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
31
Wawancara dengan Lesta Karo-Karo, selaku Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karo, tanggal 9 Februari 2015
Universitas Sumatera Utara
4. Uji Berkala Terakhir
Uji Berkala yang dilakukan bagi kendaraan yang akan dipuskan adanya peremajaan armada angkutan umum atau sudah tidak ekonomis lagi
Instansi Pemerintah. 5. Rubah Data
Karena perubahan nama dan alamat pemilik kendaraan bermotor wajib uji. 6. Ganti Buku Uji
Karena hilang atau rusak dan tak terbaca. 7. Numpang Uji Keluar
Pelayanan Surat Rekomendasi untuk Numpang Uji Keluar Daerah. 8. Mutasi Uji Keluar
Pelayanan Surat Pengantar untuk Mutasi Uji Keluar. Uji tipe diberlakukan bagi setiap jenis kendaraan yang akan di operasikan
di jalan, sedangkan Uji berkala diwajibkan bagi kendaraan yang dianggap intensitas pemakaiannya cukup tinggi dan diperuntukkan untuk umum.
Berdasarkan Undang – Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai daerah otonom, maka tugas –tugas
Kementerian Perhubungan telah diserahkan kepada daerah Kabupaten Kota dan Propinsi di seluruh Indonesia, termasuk di dalamnya tugas – tugas Pelaksanaan
Pengujian Kendaraan Bermotor. Berdasarkan Perda masing – masing daerah baik kota maupun kabupaten sejak tahun 2001, tugas dan wewenang pengujian
kendaraan bermotor telah dilaksanakan oleh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Pengujian berkala kendaraan bermotor diwajibkan untuk mobil
Universitas Sumatera Utara
penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di Jalan. Menurut PP. No 55 Tahun 2012 Tentang
Kendaraan Pasal 146, masa berlaku uji berkala adalah selama 6 enam bulan.
32
1 Untuk keselamatan, keamanan, dan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan,
dapat dilakukan pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan. Teknis pelaksanaan Pasal 12 dan Pasal 13 tersebut kewenangannya
diserahkan kepada pemerintah daerah dengan peraturan daerah masing-masing KabupatenKota.
2 Pemeriksaan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
meliputi : a
Pemeriksaan persyaratan teknis dan layak jalan; b
Pemeriksaan tanda bukti lulus uji, surat tanda bukti pendaftaran atau surat tanda coba kendaraan bermotor, dan surat izin mengemudi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 18, dan lain-lain yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya dibentuk sebuah instansi atau lembaga terkait yang bertugas mengawasi dan melaksanakan undang-undang tersebut. Dalam hal ini
pemeriksanaan sewaktu-waktu terhadap angkutan umum dapat dilakukan oleh petugas. Hal ini dijamin oleh Pasal 16 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tersebut. Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor penumpang kendaran umum
pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keselamatan baik bagi pengusaha
32
Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai daerah otonom
Universitas Sumatera Utara
angkutan maupun penumpang umum Konsumen. Secara teknis tercantum dalam Pasal 12 dan pasal 13 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan yang isinya sebagai berikut : Pasal 12 berisi : 1
Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus sesuai dengan peruntukannya, memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan sesuai dengan
kelas jalan yang dilaluinya 2
Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus yang dibuat danatau dirakit di dalam negeri serta import, harus sesuai
dengan peruntukan dan kelas jalan yang akan dilaluinya serta wajib memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan.
3 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 13 berisi sebagai berikut :
1 Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan
khusus yang dioperasikan di jalan, wajib uji. 2
Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 meliputi uji tipe dan atau uji berkala.
3 Kendaraan yang dinyatakan lulus uji sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
diberikan tanda bukti. 4
Persyaratan tata cara pengujian, masa berlaku, dan pemberian tanda bukti sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 diatur lebih lanjut dalam
peraturan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan