Debt to Equity Ratio Non Performing Loan NPL

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik ini adalah Jacob Harahap 2004 dimana penelitiannya adalah tentang hubungan antara indicator mikro dan makro terhadap nilai buku dan harga pasar saham perusahaan. Analisis dilakukan secara pooling dari 26 perusahaan perbankan yang tercatat dalam BEJ dari tahun 1999 sd 2002. Dengan model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan ada pengaruh signifikan antara aspek mikro dan aspek makro terhadap book value dan market value. Menurut Munawir 2000 mengelompokkan rasio-rasio keuangan ke dalam 4 empat jenis yaitu: 1. Rasio likwiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likwiditas perusahaan. 2. Rasio leveragesolvabilits adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. 3. Rasi-rasio efisiensiaktivitas, rasio-rasio yang dimaksudkan mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. 4. Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.

2.1.5. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio melihat struktur keuangan perusahaan dengan meningkatkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas pemilik. Rumus untuk Universitas Sumatera Utara menghitung debt to equity ratio ini mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya. Dalam hal terjadi likuidasi, kreditor mempunyai prioritas klaim dibandingkan pemegang saham, kreditor memiliki hak pertama atas asset perusahaan. Dari sudut pandang kreditor, jumlah ekuitas dalam struktur permodalan perusahaan dapat dianggap sebagai katalisator, membantu memastikan bahwa terdapat asset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Resiko yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Semakin rendah rasionya, maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang. Menurut Fraser 1988 debt to equity ratio mengukur tingkat resiko yang terdapat pada struktur hutang dimana rasio DER yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan resiko bahwa klaim kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Adapun persamaan dari debt to equity ratio adalah: Debt to Equity Ratio = 100 x Pemilik Equitas Jumlah Kewajiban Jumlah

2.1.6. Non Performing Loan NPL

Universitas Sumatera Utara Non Performing Loan NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar dan memungkinkan pencapaian laba menurun. Kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Termasuk dalam pengertian kredit ini antara lain kredit yang diberikan, kredit dalam rangka pembiayaa bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement NPA catatan perjanjian pembelian. Kredit yang digolongkan sebagai non-performing adalah kredit dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Kredit dalam kategori ini adalah kredit yang kemungkinan tertagihnya sangat tipis, perlu diketahui bahwa kredit merupakan aktiva produktif dari suatu bank, jika aktiva ini kurang produktif atau bermasalah maka akan menghambat kinerja suatu bank. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, efek surat berharga, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali reserve repo, penempatan dana pada bank lain, penyertaan dan lain-lain.

2.1.7. Capital Adequacy Ratio CAR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

4 76 77

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia

3 36 99

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek

1 6 102

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia

0 11 49

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, dan SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014

0 5 13

Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas dan Penilaian Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

0 0 11

Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 12

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17