meminimalkan ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan, yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan menggambarkan kebenaran nilai dari suatu efek yang
dikeluarkan oleh suatu institusi. 3.
Hipotesis pasar modal bentuk kuat The Strong Form Efficient Market Hypotesis.
Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa semua infrmasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang dipublikasikan maupun
yang tidak dipublikasikan non public atau private information. Sendi pokok dalam gagasan dasar pasar efisien setengah kuat adalah bahwa
semua partisipan pasar mengetahui informasi publik karena inti dari informasi yang terkandung dalam laporan arus kas tujuannya untuk dipublikasikan. Jika
seperangkat informasi secara luas diketahui oleh partisipan pasar publik pada saat yang sama, dan jika mereka sepakat dengan implikasi tersebut terhadap harga
saham, persaingan akan menggerakkan harga pada pasar tersebut. Ini berarti para investor hanya bisa berharap untuk mendapatkan keuntungan atas saham yang
seimbang dengan resikonya. Sehubungan dengan informasi akuntansi, seseorang tidak bisa mengharapkan pasar bereaksi kecuali jika informasi tersebut berguna.
Informasi yang berguna dalam konteks ini adalah informasi yang relevan dan dapat dipercaya bagi pihak yang berkepentingan.
2.1.3. Struktur Modal dan Tingkat Hutang
Universitas Sumatera Utara
Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan bagian dari
struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya” Sawir, 2005:2.
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar
tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini disebut struktur modal
optimal. Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya ini secara potensial
akan mengurangi pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan akan
meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham. Penentuan struktur modal, yang menyangkut bauran pendanaan yang berasal
dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahan pada akhirnya menyangkut penentuan berapa banyak utang leverage keuangan yang akan
digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Menurut Warsono 2003:204, “Leverage pengungkit adalah setiap penggunaan dana yang membawa konsekuensi
biaya dan beban tetap”. Jika perusahaan menggunakan utang, berarti memiliki kewajiban tetap untuk membayar bunga atas utang yang diambil dalam rangka
pendanaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sawir 2005:2, “Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajeman perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian return dan risiko risk”. Keputusan keuangan yang berkaitan dengan leverage, seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan membawa konsekuensi pada
peningkatan resiko pemegang saham biasa. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan atau pemegang saham biasa ini dibagi menjadi dua macam, yaitu risiko bisnis
business risk berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, dan risiko keuangan financial risk terjadi
karena adanya penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa
beban bunga Warsono, 2003:204. Risiko keuangan financial risk adalah tambahan risiko yang dibebankan
kepada para pemegang saham biasa sebagai akibat dari pengambilan keputusan pendanaan dengan utang. Risiko ini terjadi karena para pemberi pinjaman utang
yang menerima pembayaran bunga secara tetap, dianggap tidak menanggung risiko bisnis. Pada dasarnya, pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi, tetapi di sisi lain, pendanaan melalui utang juga menaikkan tingkat risiko atas investasi.
Menurut Brigham dan Houston 2006:6, kebijakan strukur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dan pengembalian:
1. Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh
pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
2. Penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya
ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Menurut Sawir 2004:2 “Leverage keuangan tingkat hutang dapat diukur
berdasarkan nilai buku yaitu dengan rasio seluruh buku dengan nilai utang Debt to Asset Ratio – DAR. Pengukuran manfaat penggunaan utang atau analisis leverage
keuangan dapat dilakukan dengan memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva Sawir, 2004:4.
Menurut Alwi 1994:301 Leverage keuangan dapat diukur dengan membandingkan total hutang dengan seluruh aktiva dalam perusahaan yang disebut
juga dengan leverage factor. Leverage factor 80 berarti perusahaan menggunakan 80 utang dan 20 modal sendiri.
2.1.4. Market Value Saham