BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi analitik dengan pendekatan potong lintang cross sectional.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Penelitian dilaksanakan
mulai bulan Oktober sampai dengan Desember 2010 bertempat di Poliklinik Sub bagian Mikologi Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan. 3.2.2 Pengambilan sampel materi kuku dilakukan di Poliklinik Sub bagian Mikologi
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan untuk selanjutnya diperiksa ke laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk pemeriksaan KOH 20 dan kultur jamur dan laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik
Medan untuk pewarnaan PAS. 3.3
Populasi penelitian 3.3.1 Populasi
Pasien yang diduga menderita onikomikosis.
3.3.2 Populasi terjangkau
Pasien yang diduga menderita onikomikosis yang berobat ke Poliklinik Sub bagian Mikologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin mulai bulan
Oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Sampel
Pasien yang diduga menderita onikomikosis yang berobat ke Poliklinik Sub bagian Mikologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H.
Adam Malik Medan sejak bulan Oktober 2010 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4 Besar sampel
Rumus :
32
n = z α Po Qo + zβ Pa Qa
2
Pa-Po
2
z α = 1,96 → α = 0,05 → 95
z β = 0,842 →β = 0,20 → 80
Po = Prevalensi penderita Onikomikosis sebelumnya Qo = 1 – Po
Pa = Prevalensi penderita Onikomikosis sekarang Qa = 1 – Pa
Pa – Po
Total pasien tahun 2006 Po = 80 = 0,80
Qo = 1 – Po = 1- 0,80 = 0,20
Total pasien tahun 2009 Pa = 92 = 0,92
Qa = 1 – Pa = 1 – 0,92 = 0,08
Universitas Sumatera Utara
n = 1,96 0,80. 0,20 + 0,842 0,92 . 0,08
2
0,12
2
= 1,96 0,16 + 0,842 0,0736
2
0,03 = 1,96 . 0,4 + 0,842 . 0,27
2
0,03 = 0,784 + 0,19
2
= 0,97
2
= 0,94 = 31,333333 = 32 sampel kuku 0,03 0,03 0,03
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan minimal dalam penelitian ini sebanyak 32 sampel kuku.
3.5 Cara pengambilan sampel penelitian
Cara pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling. 3.7
Identifikasi variabel
Variabel bebas : pewarnaan PAS dan kultur jamur.
Variabel terikat : onikomikosis.
Variabel kendali : teknik pemeriksaan KOH 20, pewarnaan PAS dan kultur jamur.
3.7 Kriteria inklusi dan eksklusi
3.7.1 Kriteria inklusi
A. Pasien yang diduga menderita onikomikosis dengan tipe onikomikosis subungual distal lateral, onikomikosis superfisial putih, onikomikosis
subungual proksimal, onikomikosis distrofik total.
Universitas Sumatera Utara
B. Usia pasien diatas 16 tahun. C. Tidak mendapatkan pengobatan anti jamur topikal amorolfine nail
lacquer ataupun anti jamur sistemik ketokonazol, itrakonazol, flukonazol dan terbinafin dalam waktu 6 bulan sebelum datang berobat.
D. Bersedia ikut serta dalam penelitian dan menandatangani inform consent.
3.7.2 Kriteria eksklusi
A. Pasien yang diduga onikomikosis dengan liken planus kuku. B. Pasien yang diduga onikomikosis dengan psoriasis kuku.
3.8 Alat, bahan dan cara kerja
3.8.1 Alat
A. Amplop penyimpan materi kuku. B. Gunting pemotong kuku.
C. Skalpel no. 15. D. Cawan petri
E. Tabung reaksi F. Objek glass
G. Ose H. Deck objek.
I. Mikroskop cahaya. J. Bunsen pemanas.
K. Punch probe 3-4 mm L. Kamera
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Bahan
A. Alkohol 70 dan alkohol 96 . B. Formalin 10 .
C. Larutan KOH 20 . D. Entellan.
E. Parafin. F. Potato Dextrose Agar PDASabouraud’s Dextrose Agar SDA.
G. Larutan asam periodat 0,5 - 1 . H. Larutan Schiff.
I. Larutan Hematoksilin Mayer. J. Larutan xylol I dan xylol II.
K. Mycobiotic
3.8.2 Cara kerja
A. Pasien yang diduga onikomikosis oleh peneliti ditetapkan sebagai sampel. B. Pengambilan sampel kuku yang dilakukan oleh peneliti, sampel kuku
diambil dari bagian kuku yang terinfeksi dengan menggunakan gunting kuku atau skalpel no.15, yang terlebih dahulu telah dibersihkan dengan
alkohol 70 . Potongan kuku yang diambil dibagi dalam 3 bagian, 2 bagian untuk dilakukan pemeriksaan KOH 20 dan kultur jamur ke
laboratorium mikrobiologi yang dimasukkan kedalam amplom, 1 bagian lagi untuk pewarnaan PAS yang direndam dalam larutan formalin 10 .
C. Untuk Onikomikosis Sub Ungual Proksimal sampel kuku diambil dengan menggunakan punch probe berukuran 3-4 mm dari daerah proksimal yang
sebelumnya telah dilakukan anestesi terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
D. Untuk pemeriksaan KOH 20, potongan kuku direndam dengan larutan KOH 20 yang telah disaring selama 24 jam, lalu spesimen kuku
diletakkan di atas objek glass. Kemudian akan ditambah larutan KOH 20 dan dilakukan sedikit pemanasan lalu ditutup dengan deck glass dan
dilakukan pengamatan di bawah mikroskop cahaya dengan cahaya yang redup. Dengan pembesaran 10 x 10 kemudian 10 x 45 dapat dilihat hifa
bersepta, bercabang dan kadang-kadang terlepas; atau pseudohifa atau sel ragi yang berkilat.
E. Untuk pemeriksaan kultur jamur, potongan kuku dimasukkan dalam 2 media, media yang dapat menapis jamur dermatofita
mycobioticmycocel, dan media yang dapat menumbuhkan jamur non dermatofita PDASDA. Bahan potongan kuku akan diinokulasikan pada
media dalam keadaan steril. Media dieramkan pada temperatur suhu kamar yaitu sekitar 25
C-32 C selama 4-6 minggu. Pengamatan pada minggu I
dilakukan tiap hari, minggu II pengamatan dilakukan kelang 1 hari, minggu III pengamatan 2 kali dalam seminggu. Bila koloni yang tumbuh
dimedia yang mengandung antibiotik media dipindahkan ke media yang tanpa antibiotik.
F. Pada pemeriksaan Pewarnaan PAS, potongan kuku dalam formalin 10 diambil lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi alkohol 70 lalu
disimpan di simpan dalam inkubator bersuhu 60 C selama 45 menit,
proses ini disebut dehidrasi. Kemudian dilakukan proses penjernihan dengan memindahkan potongan kuku ke dalam gelas beaker berisi larutan
benzol lalu disimpan dalam inkubator dengan suhu 60 C selama 3 jam.
Kemudian akan dilakukan impregnasi yaitu penyusupan lilin parafin ke
Universitas Sumatera Utara
dalam spesimen kuku. Lalu dipindahkan ke dalam gelas beaker berisi lilin parafin dan diinkubasi selama 3 jam dalam inkubator bersuhu 60
C. Spesimen kuku dimasukkan ke dalam cetakan berisi lilin parafin panas,
lalu didinginkan hingga membeku dan membentuk blok parafin. Proses ini disebut embedding. Blok parafin dipotong hingga ketebalan 4-6
μ dengan menggunakan mikrotom. Potongan tipis spesimen ditempelkan pada kaca
objek, lalu dilakukan proses deparafinisasi. Proses tersebut dilakukan dengan cara spesimen dimasukkan ke dalam larutan xylol I kemudian
larutan xylol II. Setelah itu spesimen dicelupkan ke dalam alkohol 100 diikuti dengan alkohol 95 dan alkohol 70. Setiap proses membutuhkan
waktu sekitar 2-5 menit. Kemudian spesimen dimasukkan ke dalam larutan asam periodat 0,5-1 selama 5-10 menit, lalu dibilas dengan aquades
sebanyak 2 kali. Kemudian spesimen dimasukkan lagi ke dalam larutan Schiff selama 10 menit di lemari pendingin, lalu dibilas dengan air
mengalir selama 5 menit. Spesimen diwarnai dengan larutan Hematoxylin Mayer selama 45 detik lalu dibilas dengan aquades selama 3-6 menit.
Selanjutnya spesimen akan dimasukkan ke dalam alkohol 100 kemudian dilanjutkan dengan larutan xylol I dan xylol II. Diakhiri dengan spesimen
pada objek glass ditutup dengan deck objek yang diberi entelan. Hasil dari pemulasan pewarnaan PAS apabila ditemukan hifa berwarna merah.
F. Pembacaan hasil dari pemeriksaan KOH 20, pewarnaan PAS dan Kultur jamur dibaca oleh peneliti didampingi oleh dokter spesialis Patologi
Anatomi dan dokter spesialis Mikrobiologi di Laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Definisi operasional
3.9.1 Pasien diduga onikomikosis adalah pasien yang disangkakan mengalami onikomikosis melalui pemeriksaan klinis dengan gambaran berupa
onikomikosis subungual distal dan lateral, onikomikosis superfisial white, onikomikosis superfisial proksimal dan onikomikosis total distrofik.
3.9.2 Usia adalah usia subjek penelitian saat dilakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel jaringan kuku yang dihitung dari tanggal lahir, dimana
bila lebih dari 6 bulan maka dibulatkan ke atas dan bila kurang dari 6 bulan maka dibulatkan ke bawah.
3.9.3 Pemeriksaan KOH 20 adalah suatu metode pemeriksaan terhadap jamur dengan menambahkan larutan KOH 20 terhadap lempengan kuku yang
mengalami onikomikosis, dengan tujuan untuk menghancurkan keratin kuku sehingga bagian dari jamur berupa hifa arthospora, spora budding yeast
cell dapat diidentifikasi di bawah mikroskop. 3.9.4 Pewarnaan PAS adalah suatu metode diagnostik terhadap infeksi onikomikosis
dengan memeriksa jaringan kuku yang telah diproses secara histokimia dan diberi pewarnaan PAS untuk dapat mengidentifikasi hifa atau spora pada
pemeriksaan mikroskop. 3.9.5 Pemeriksaan kultur adalah suatu metode diagnostik terhadap infeksi
onikomikosis dengan cara mengkultur materikerokan kuku yang mengalami infeksi dengan memakai media kultur Sabaround Dextrose Agar SDA
Potato Dextrose Agar PDA sehingga dengan metode ini dapat diidentifikasi jenis spesies jamur.
3.9.6 Psoriasis kuku adalah penyakit psoriasis yang melibatkan kuku berupa pitting kuku dan diskolorisasi coklat kuning pada bantalan kuku.
Universitas Sumatera Utara
3.9.7 Liken planus kuku adalah penyakit liken planus yang melibatkan kedua kuku tangan dan kaki dengan gambaran onikolisis, diskolorisasi kuning dan adanya
hiperkeratosis subungual disertai dengan kelainan pada kulit dan mukosa yang mempunyai gambaran khas yaitu lesi Wickham striae.
3.10 Analisis data