Fisiologi Kuku Etiologi dan Faktor Predisposisi

Pada daerah pemisahan antara lempeng kuku dan bantalan kuku, dapat dijumpai epitel sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur ini hanya berupa sisa. 27

2.1.4 Fisiologi Kuku

Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh lebih cepat dari kuku kaki, yakni sepanjang 2-3 mm perbulan, sedangkan kuku kaki 1 mm perbulan. Diperlukan waktu 100 sampai 180 hari 6 bulan untuk mengganti satu kuku tangan dan sekitar 12-18 bulan untuk satu kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan kuku menurun pada penderita penyakit pembuluh darah perifer dan pada usia lanjut. 27

2.1.5 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Onikomikosis dapat disebabkan oleh kelompok jamur dermatofita, non dermatofita atau yeast. Dari kelompok dermatofita penyebab yang tersering adalah Trichophyton rubrum sebanyak 70 dan Trichophyton mentagrophytes sebanyak 20 . Selain itu Trichophyton tonsurans, Epidermophyton fluccosum, Trichophyton violaceum, Trichophyton verrucosum, Microsporum gypseum dan Trichophyton soudanacea dapat menyebabkan pada onikomikosis namun golongan jamur tersebut jarang ditemukan. 17,19 Penyebab tersering dari kelompok yeast adalah Candida albicans yaitu sebanyak 6 dijumpai pada onikomikosis, sedangkan dari kelompok non dermatofita penyebab yang tersering dijumpai adalah Claudiosporium, Alternaria, Aspergillus, Fusarium dan Epiccocum. 17,19 Penularan terjadi akibat kontak langsung dengan sumber penularan, iklim yang panas dan lembab, kebiasaan memakai sepatu tertutup dan sempit, kurangnya kebersihan, trauma berulang pada kuku, tinea pedis dan gangguan imunitas Universitas Sumatera Utara merupakan faktor penyebab terjadinya kelainan kuku akibat jamur. 7,9 Kelainan kuku dapat berawal sebagai tinea pedis atau langsung pada kuku. Pada penyebab Candida dapat endogen dari traktus digestivus sebagai flora komensal selain sumber penularan dari kandidosis pada organ lain. 13,14 Tingginya prevalensi onikomikosis pada usia tua disebabkan oleh insufisiensi sirkulasi perifer, diabetes, antibiotik jangka panjang, penurunan imunitas serta berkurangnya kemampuan untuk menjaga kebersihan diri. 5 Sedangkan rendahnya prevalensi pada anak-anak dihubungkan dengan kurangnya paparan jamur, pertumbuhan kuku yang lebih cepat, permukaan kuku yang lebih kecil. 14,15

2.1.6. Gambaran klinis

Dokumen yang terkait

Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsality Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium

0 80 10

Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsatility Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium

2 63 69

Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Kadar CRP dan LED pada Pasien Rheumatoid Artritis di RSUD Dr. Pringadi, Medan

14 60 48

Sensitivitas dan Spesifisitas Cut Off-Point Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Sebagai Prediktor Pra Hipertensi Pada Orang Dewasa di Indonesia (Analisis Riskesdas 2013)

0 8 101

Sensitivitas Dan Spesifisitas Metode PCR-Hibridisasi Reverse Dotblot Berbasis Non Radioisotop Untuk Deteksi Human Papillomavirus Penyebab Kanker Serviks.

0 2 26

PERBANDINGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS ANTARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS, LINGKAR PINGGANG, DAN LINGKAR LEHER UNTUK IDENTIFIKASI ANAK DENGAN OBESITAS.

0 0 12

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS TES PROVOKASI BATUK, BERSIN DAN MENGEJAN DALAM MENDIAGNOSIS HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 45

Sensitivitas dan Spesifisitas Pemeriksaa Indonesia

0 0 9

Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Teknik Pewarnaan Basil Tahan Asam Sputum dengan Metode Ziehl-Neelsen dan Fluorochrome - UNS Institutional Repository

0 1 13

EFEK EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJALTIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CISPLATIN DENGAN PEWARNAAN PERIODIC ACID SCHIFF(PAS) SKRIPSI

0 0 15