Alat Bahan Cara kerja

B. Usia pasien diatas 16 tahun. C. Tidak mendapatkan pengobatan anti jamur topikal amorolfine nail lacquer ataupun anti jamur sistemik ketokonazol, itrakonazol, flukonazol dan terbinafin dalam waktu 6 bulan sebelum datang berobat. D. Bersedia ikut serta dalam penelitian dan menandatangani inform consent.

3.7.2 Kriteria eksklusi

A. Pasien yang diduga onikomikosis dengan liken planus kuku. B. Pasien yang diduga onikomikosis dengan psoriasis kuku.

3.8 Alat, bahan dan cara kerja

3.8.1 Alat

A. Amplop penyimpan materi kuku. B. Gunting pemotong kuku. C. Skalpel no. 15. D. Cawan petri E. Tabung reaksi F. Objek glass G. Ose H. Deck objek. I. Mikroskop cahaya. J. Bunsen pemanas. K. Punch probe 3-4 mm L. Kamera Universitas Sumatera Utara

3.8.2 Bahan

A. Alkohol 70 dan alkohol 96 . B. Formalin 10 . C. Larutan KOH 20 . D. Entellan. E. Parafin. F. Potato Dextrose Agar PDASabouraud’s Dextrose Agar SDA. G. Larutan asam periodat 0,5 - 1 . H. Larutan Schiff. I. Larutan Hematoksilin Mayer. J. Larutan xylol I dan xylol II. K. Mycobiotic

3.8.2 Cara kerja

A. Pasien yang diduga onikomikosis oleh peneliti ditetapkan sebagai sampel. B. Pengambilan sampel kuku yang dilakukan oleh peneliti, sampel kuku diambil dari bagian kuku yang terinfeksi dengan menggunakan gunting kuku atau skalpel no.15, yang terlebih dahulu telah dibersihkan dengan alkohol 70 . Potongan kuku yang diambil dibagi dalam 3 bagian, 2 bagian untuk dilakukan pemeriksaan KOH 20 dan kultur jamur ke laboratorium mikrobiologi yang dimasukkan kedalam amplom, 1 bagian lagi untuk pewarnaan PAS yang direndam dalam larutan formalin 10 . C. Untuk Onikomikosis Sub Ungual Proksimal sampel kuku diambil dengan menggunakan punch probe berukuran 3-4 mm dari daerah proksimal yang sebelumnya telah dilakukan anestesi terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara D. Untuk pemeriksaan KOH 20, potongan kuku direndam dengan larutan KOH 20 yang telah disaring selama 24 jam, lalu spesimen kuku diletakkan di atas objek glass. Kemudian akan ditambah larutan KOH 20 dan dilakukan sedikit pemanasan lalu ditutup dengan deck glass dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop cahaya dengan cahaya yang redup. Dengan pembesaran 10 x 10 kemudian 10 x 45 dapat dilihat hifa bersepta, bercabang dan kadang-kadang terlepas; atau pseudohifa atau sel ragi yang berkilat. E. Untuk pemeriksaan kultur jamur, potongan kuku dimasukkan dalam 2 media, media yang dapat menapis jamur dermatofita mycobioticmycocel, dan media yang dapat menumbuhkan jamur non dermatofita PDASDA. Bahan potongan kuku akan diinokulasikan pada media dalam keadaan steril. Media dieramkan pada temperatur suhu kamar yaitu sekitar 25 C-32 C selama 4-6 minggu. Pengamatan pada minggu I dilakukan tiap hari, minggu II pengamatan dilakukan kelang 1 hari, minggu III pengamatan 2 kali dalam seminggu. Bila koloni yang tumbuh dimedia yang mengandung antibiotik media dipindahkan ke media yang tanpa antibiotik. F. Pada pemeriksaan Pewarnaan PAS, potongan kuku dalam formalin 10 diambil lalu dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi alkohol 70 lalu disimpan di simpan dalam inkubator bersuhu 60 C selama 45 menit, proses ini disebut dehidrasi. Kemudian dilakukan proses penjernihan dengan memindahkan potongan kuku ke dalam gelas beaker berisi larutan benzol lalu disimpan dalam inkubator dengan suhu 60 C selama 3 jam. Kemudian akan dilakukan impregnasi yaitu penyusupan lilin parafin ke Universitas Sumatera Utara dalam spesimen kuku. Lalu dipindahkan ke dalam gelas beaker berisi lilin parafin dan diinkubasi selama 3 jam dalam inkubator bersuhu 60 C. Spesimen kuku dimasukkan ke dalam cetakan berisi lilin parafin panas, lalu didinginkan hingga membeku dan membentuk blok parafin. Proses ini disebut embedding. Blok parafin dipotong hingga ketebalan 4-6 μ dengan menggunakan mikrotom. Potongan tipis spesimen ditempelkan pada kaca objek, lalu dilakukan proses deparafinisasi. Proses tersebut dilakukan dengan cara spesimen dimasukkan ke dalam larutan xylol I kemudian larutan xylol II. Setelah itu spesimen dicelupkan ke dalam alkohol 100 diikuti dengan alkohol 95 dan alkohol 70. Setiap proses membutuhkan waktu sekitar 2-5 menit. Kemudian spesimen dimasukkan ke dalam larutan asam periodat 0,5-1 selama 5-10 menit, lalu dibilas dengan aquades sebanyak 2 kali. Kemudian spesimen dimasukkan lagi ke dalam larutan Schiff selama 10 menit di lemari pendingin, lalu dibilas dengan air mengalir selama 5 menit. Spesimen diwarnai dengan larutan Hematoxylin Mayer selama 45 detik lalu dibilas dengan aquades selama 3-6 menit. Selanjutnya spesimen akan dimasukkan ke dalam alkohol 100 kemudian dilanjutkan dengan larutan xylol I dan xylol II. Diakhiri dengan spesimen pada objek glass ditutup dengan deck objek yang diberi entelan. Hasil dari pemulasan pewarnaan PAS apabila ditemukan hifa berwarna merah. F. Pembacaan hasil dari pemeriksaan KOH 20, pewarnaan PAS dan Kultur jamur dibaca oleh peneliti didampingi oleh dokter spesialis Patologi Anatomi dan dokter spesialis Mikrobiologi di Laboratorium. Universitas Sumatera Utara

3.9 Definisi operasional

Dokumen yang terkait

Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsality Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium

0 80 10

Sensitivitas Dan Spesifisitas Nilai Resistance Index Dan Pulsatility Index Dalam Diagnosis Kanker Ovarium

2 63 69

Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Kadar CRP dan LED pada Pasien Rheumatoid Artritis di RSUD Dr. Pringadi, Medan

14 60 48

Sensitivitas dan Spesifisitas Cut Off-Point Lingkar Pinggang Menurut Jenis Kelamin Sebagai Prediktor Pra Hipertensi Pada Orang Dewasa di Indonesia (Analisis Riskesdas 2013)

0 8 101

Sensitivitas Dan Spesifisitas Metode PCR-Hibridisasi Reverse Dotblot Berbasis Non Radioisotop Untuk Deteksi Human Papillomavirus Penyebab Kanker Serviks.

0 2 26

PERBANDINGAN SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS ANTARA PENGUKURAN LINGKAR LENGAN ATAS, LINGKAR PINGGANG, DAN LINGKAR LEHER UNTUK IDENTIFIKASI ANAK DENGAN OBESITAS.

0 0 12

SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS TES PROVOKASI BATUK, BERSIN DAN MENGEJAN DALAM MENDIAGNOSIS HERNIA NUKLEUS PULPOSUS LUMBAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 45

Sensitivitas dan Spesifisitas Pemeriksaa Indonesia

0 0 9

Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Teknik Pewarnaan Basil Tahan Asam Sputum dengan Metode Ziehl-Neelsen dan Fluorochrome - UNS Institutional Repository

0 1 13

EFEK EKSTRAK DAUN BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJALTIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI CISPLATIN DENGAN PEWARNAAN PERIODIC ACID SCHIFF(PAS) SKRIPSI

0 0 15