Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat. Oleh karena itu, negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai peran serta aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Kondisi Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi, naiknya harga barang-barang dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serta turunnya daya beli masyarakat telah menjadi masalah yang sangat rumit yang harus diselesaikan oleh pemerintah ditambah lagi dengan adanya krisis global yang akan berdampak besar bagi negara – negara yang ada di dunia, khususnya Indonesia. Untuk tetap bertahan dan memperbaiki kondisi ekonomi yang ada, pemerintah harus mengupayakan semua potensi penerimaan yang ada. Pada saat ini tengah digali berbagai macam potensi untuk meningkatkan penerimaan negara, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun seiring dengan berkembangnya kemampuan analisis para praktisi ekonomi yang menyatakan bahwa mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara hanya akan menjadi bumerang dikemudian hari, potensi penerimaan dari pinjaman luar negeri akan semakin dikurangi. Universitas Sumatera Utara xv Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia akan berusaha untuk lebih meningkatkan potensi penerimaan negara dari dalam negeri, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara. Penerimaan dari sektor pajak terbagi menjadi dua golongan, yaitu dari pajak langsung contohnya Pajak Penghasilan dan dari pajak tidak langsung contohnya Pajak Pertambahan Nilai, bea materai, bea balik nama. Dilihat dari segi penerimaan, Pajak Penghasilan dapat membantu negara dalam membiayai pengeluaran, namun tidak semua orang dapat dikenakan PPh. Pajak penghasilan hanya dapat dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang telah berpenghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Pajak Pertambahan Nilai, karena pajak tersebut dapat dilimpahkan kepada orang lain sehingga memungkinkan semua orang dapat dikenakan PPN. Seperti yang kita ketahui bahwa hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain, hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak pada prinsipnya terkena PPN. Oleh karena itu, walaupun seseorang belum memiliki NPWP namun ia tetap terkena PPN yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak sebagai pihak yang berhak memungut PPN yang nantinya PPN yang dipungut tersebut akan disetorkan ke kas negara. Dalam melakukan pemungutan pajak tersebut Indonesia menganut tiga sistem, yaitu Official Assessment System, Self Assessment System, dan With Holding System. Ketiga sistem di atas mempunyai keistimewaan masing-masing, namun Universitas Sumatera Utara xvi yang memiliki peranan yang lebih dominan adalah With Holding System karena diterapkan pada sistem pemungutan PPN dan PPnBM. Pelaksanaan sistem yang baik akan dapat meningkatkan penerimaan karena semuanya dilakukan sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. Penggunaan With Holding System menuntut pihak ketiga yang ditunjuk untuk lebih aktif dalam menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan Undang-Undang Perpajakan, Keputusan Presiden, dan Peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. Selain itu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat juga baru mengalami pemekaran pada 25 Januari 2002 di mana setelah pemekaran tersebut menyebabkan KPP Medan Barat tersebut harus membagi wilayah untuk tiap-tiap PKP sesuai dengan daerahnya masing-masing, sehingga peneliti ingin melihat apakah setelah pemekaran memberikan pengaruh terhadap penerapan With Holding System tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh diterapkannya With Holding System tersebut pada PKP dalam melaksanakan kewajiban PPN-nya terhadap penerimaan PPN. Penelitian yang dilakukan ini hanya melihat dari dalam sistem itu sendiri dan tidak memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat, karena kenyataannya pelaksanaan With Holding System tersebut tidak memperhatikan bagaimana kondisi ekonomi Universitas Sumatera Utara xvii yang dihadapi oleh masyarakat karena bagaimanapun kondisinya With Holding System tetap harus berjalan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengajukan proposal skripsi dengan judul ”Pengaruh With Holding System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak Studi Kasus KPP Pratama Medan Barat.”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1 65 62

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 50 84

Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 71 74

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada KPP Kantor Wilayah Jawa Barat I Periode 2010-2015)

25 73 62

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya 2010-2014)

1 13 48

Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

29 80 36

PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR

0 5 55

Pengaruh Self Assessment System pada Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 28