Tinjauan Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

xxix Surat Setoran Pajak SSP menjadi lengkap dan sah bila jumlah PPNPPnBM yang disetorkan telah sesuai dengan yang tercantum di dalam Daftar Nominatif Wajib Pajak DNWP yang dibuat oleh bank penerima pembayaran, Kantor Pos dan Giro, atau Kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai penerima setoran.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang sejenis dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Admin 2007 berjudul Pengaruh Self Assessment System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai pada Pengusaha Kena Pajak Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Batu Admin menggunakan pertumbuhan jumlah PKP terdaftar, SPT Masa PPN yang dilaporkan, serta SSP PPN yang disetorkan sebagai variabel dependen dan Pajak Pertambahan Nilai sebagai variabel independen, di mana data yang diambil adalah data per bulan sejak Januari 2003 – Desember 2005. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa ketiga variabel bebas dalam penelitian tersebut pertumbuhan jumlah PKP terdaftar, SPT Masa PPN yang dilaporkan, serta SSP PPN yang disetorkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan PPN namun hanya PKP saja yang memiliki arah negatif. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa SSP yang disetorkan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi penerimaan PPN. Iyadie 2008 meneliti Tinjauan Atas Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegallega. Pada penelitian tersebut Pajak Pertambahan Nilai PPN merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi dalam negeri baik jasa maupun barang dengan tarif tunggal. Maka dengan peranan yang Universitas Sumatera Utara xxx begitu penting perlu mendapatkan perhatian yang khusus terutama aktivitas- aktivitas yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai PPN dimana hal tersebut sangat didukung oleh kesadaran Wajib Pajak dalam melaporkan pajak terutangnya.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Penerimaan PPN Y SPT Masa PPN yang dilaporkan X 2 SSP PPN yang disetorkan X 3 Jumlah PKP yang menyetorkan PPN X 1 Universitas Sumatera Utara xxxi

2. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu

penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah : H 1 : Jumlah PKP yang menyetorkan PPN berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai H 2 : SPT Masa PPN yang dilaporkan berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai H 3 : SSP PPN yang disetorkan berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai H 4 : jumlah PKP yang menyetorkan PPN, SPT Masa PPN yang dilaporkan, serta SSP PPN yang disetorkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Universitas Sumatera Utara xxxii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya Umar, 2003 : 30. Dalam penelitian ini, hubungan tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana with holding system di mana di dalamnya termasuk jumlah PKP yang menyetorkan PPN, SPT Masa PPN yang dilaporkan, serta SSP PPN yang disetorkan sebagai variabel independen mempengaruhi terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai sebagai variabel dependen.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono 2004 : 72 ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah Pengusaha Kena Pajak PKP yang menyetorkan PPN di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Barat. Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2004:73. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample non-probablity sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang dipakai dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah 1. Semua Pengusaha Kena Pajak PKP tersebut terdaftar sebelum Januari 2005 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1 65 62

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 50 84

Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 71 74

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada KPP Kantor Wilayah Jawa Barat I Periode 2010-2015)

25 73 62

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya 2010-2014)

1 13 48

Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

29 80 36

PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR

0 5 55

Pengaruh Self Assessment System pada Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 28