Persamaan Regresi Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

lxii hasil pengolahan data dengan program SPSS Vs.15, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh jumlah PKP yang menyetorkan PPN X 1 , SPT Masa PPN yang dilaporkan X 2 dan SSP PPN yang disetorkan X 3 terhadap Penerimaan PPN Y. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel: Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolera nce VIF B Std. Error 1 Constant 30800956 743.010 26399828 913.682 1.167 .249 PKP - 18777935. 527 22115469. 835 -.106 -.849 .400 .940 1.064 SSP 5.904 1.239 .597 4.766 .000 .940 1.064 a Dependent Variable: PPN Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut: PPN = Rp 30.800.956.743,010 + Rp 18.777.935,527 PKP + 5, 904 SPT + 5,904 SSP + ε Keterangan : Universitas Sumatera Utara lxiii 1 Konstanta sebesar Rp 30.800.956.743,010 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 = 0, X 2 = 0 dan X 3 = 0 maka Penerimaan PPN sebesar Rp 30.800.956.743,010. 2 b 1 sebesar Rp 18.777.935,527 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah PKP yang menyetorkan PPN sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan Penerimaan PPN sebesar Rp 18.777.935.527 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 b 2 sebesar 5, 904 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada SPT Masa PPN akan diikuti oleh kenaikan Penerimaan PPN 5, 904 dengan asumsi variabel lain tetap. 4 b 3 sebesar 5,904 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 pada SSP PPN yang disetorkan akan diikuti oleh kenaikan Penerimaan PPN 5, 904 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, Universitas Sumatera Utara lxiv maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .580a .337 .307 10162547498.36 1 1.617 a Predictors: Constant, SSP, PKP b Dependent Variable: PPN Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Pada model summary, nilai koefisien korelasi R sebesar 0,580 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara PPN dengan variabel independennya PKP, SPT, SSP begitu kuat karena berada di atas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien determinasi adalah 0,307. Hal ini berarti 30,7 variasi atau perubahan dalam Penerimaan PPN dapat dijelaskan oleh jumlah PKP yang menyetorkan PPN, SPT Masa PPN yang dilaporkan dan SSP PPN yang disetorkan, sedangkan sisanya 69,3 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar Error of Estimate SEE adalah Rp 10.162.547.498,36, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara lxv

c. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1 65 62

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Aktif Terhadap Wajib Pajak Dalam Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Medan Timur

0 46 84

Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 50 84

Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Melakukan Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

1 71 74

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Analisis Restitusi Pajak Pertambahan Nilai dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus pada KPP Kantor Wilayah Jawa Barat I Periode 2010-2015)

25 73 62

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya 2010-2014)

1 13 48

Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

29 80 36

PERANAN PENGUSAHA KENA PAJAK KLU PEDAGANG ECERAN DALAM PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR

0 5 55

Pengaruh Self Assessment System pada Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara).

0 0 28