Biografi R. Paryana Suryadipura

BAB III PANDANGAN MANUSIA R.PARYANA SURYADIPURA

A. Biografi R. Paryana Suryadipura

R. Paryana Suryadipura lahir pada tahun 1901, 69 Dia hanya di kenal dokter dan pensiun sebagai mantan kepala rumah sakit Umum Pusat Semarang. Karyanya penulis baru ketahui ada dua yaitu, pertama; Alam Pikiran, Penerbit Sumur Bandung. 70 dan kedua; Manusia dengan Atomnya, di terbitkan oleh PT Usaha Mahasiswa, Semarang. Dilihat dari gelarnya selain dokter, dia juga seorang raden, karena gelar tersebut tidaklah didapatkan secara belajar dan memang dapat dikatakan ia adalah keturunan kerajaan. Dia adalah salah satu keturunan dari keluarga Dipura, yaitu keturunan dari Prabu Siliwangi, ini diketahui dari salah satu anak Sastradipura. Ternyata keturunan Prabu Siliwangi tersebut tersebar dimana-mana dengan nama keluarga Dipura. Hingga ada yang menjadi dokter, dll. Hal ini didapati dari informasi pak Ucup. Dia adalah penghubung yang dapat menghubungkan saya dengan keluarga yang besar yang berada di Tasik. Informasi itu penting untuk perkembangan pemikiran filsafat di Indonesia. Sebab, terdahulu sangat minim sekali pengetahuan filosofis pada sebelum masa Indonesia merdeka atau pun sesudahnya dalam kalangan orang-orang pribumi. 69 Daftar Tajuk Nama Pengarang Indonesia, perpustakaan Nasional RI:2006, h. 232. 70 Soesanto Kartoatmodjo, Parapsikologi, Paragnosi, Parergi, dan Data Paranormal, cet-1 Sinar Harapan, Jakarta: 1995, h. 170. Memang dia terlihat aktif sekali dalam lingkungan kampus dalam kerja sama penerbitan dan itu terlihat dari buku keduanya. Setidaknya dia masih mendiskusikan tentang pemikirannya secara terbuka kepada mahasiswa sebagai generasi pelanjut. Penerbitan Usaha Mahasiswa, itu terlihat dari minat kepada kaum muda untuk bisa berkembang dan memberikan kesempatan yang lebih untuk dapat berkembang. Dalam penjelasannya tentang filsafat terlihat adalah secara keilmuan telah mencukupi. Apalagi secara sistematika dia terlihat telah menguasai filsafat secara akdemik. Bila pun ternyata mempelajari filsafat secara otodidak itu ketidakmungkinan dan bisa saja terjadi interpretasi yang berlainan. Dengan begitu tampak dia adalah seorang yang mempelajari filsafat secara akademik, atau yang lebih dapat memungkinkan seringnya dia berdiskusi dengan zamannya untuk mendiskusikan filsafat, karena dalam buku Alam Pikiran dalam sebuah kata pengantar hanya berterima kasih kepada Dr. R. A. Baudisch, yang telah memberikan pinjaman naskah-naskah yang diperlukan. 71 Cara penulisannya tentang menempatkan fot not pun di dalam buku Alam Pikiran terlihat sudah baik dan buku yang keduanya Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit. Dengan begitu saya yakin dia seorang penulis ilmiah modern. Dalam buku Manusia dengan Atomnya dalam Keadaan Sehat dan Sakit, dia berterima kasih kepada Prof. Dr. M. Sardjito sebagai orang Pimpinan Perguruan Tinggi Kedokteran dan Lembaga Pasteur di Kelaten pada dekade 71 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, Cet-2, Sumur Bandung, Bandung: 1961, h. X. 1940. 72 Ternyata kedekatan dengan Lembaga Pasteur tersebut adalah studi penelitian untuk percobaan, dia berterima kasih kepada R. Mohammad Hadi, dan R. Timbul Masjono. 73 Buku keduanya dalam pengantar, buku tersebut bermaksud ”Mengenal diri sendiri adalah mengenal Tuhan” yang diartikannya dari kuil di Delphi, ”KEN UZELF” 74 kepada Dewa Apollo. 75 Tulisan Paryana berlandasan filosofis, yaitu induktif dan deduktif, untuk membuktikan hakikat insani bersumber dari Yang Satu, Sang Maha Penciptaan dan juga hubungan Ciptaannya. 76 Lalu bagaimana seorang orang yang berada pada aliran filsafat positivisme pun dianggap sebagai tumbuhnya egoisme, liberalisme, materialisme, kapitalisme, imprialisme. 77 Oleh karena itu kesadaran diperlukan dalam melihat diri untuk mencapai titik kesadara akan kemampuaan. Itulah kesadaran secara immaterial yang ingin dikemukan oleh Paryana kesadaran . Dari semua penjelasan tentang tentang otak manusia yang dapat melakukan peroses ’memikir’ hingga dapat dikatakan insan kamil.

B. Filsafat Manusia R.Paryana Suryadipura