Susunan Rohani Konsep Manusia Menurut Paryana Suryadipura

kini tidak adanya listrik, sinar matahari yang masuk dalam ruangan tersebut, Kuda Bux tidak dapat membaca lagi, versi yang lain adalah dikarenakan Kuda Bux, tidak mengizinkan hidungnya di tutup. 87 Dalam menjawab permasalah Kuda Bux tentang pancaindra, Paryana mengutip gagasan Al-Ghazali, dalam mambahas akal pada buku Ihya Ulumuddin, yaitu Akal lahir hanya berfungsi di kala terang, dan Akal batin dapat berfungsi di kala terang, maupun gelap. 88 ”... . Tubuh manusia merupakan susunan resonator-resonator, resonatoren-systeem seperti alat radio. Alat radio hanja berbunji apabila gelombangnja sesuai dengan gelombang setasion penjiar jang sedang dihubungkan dengan alat radio itu. ... . Resonator-resonator dari tubuh manusia ialah Pantjainderanja”. 89 Paryana dalam proses memikir ini mengambil kutipan langsung Arthur E. Baines. ”Seluruh rasam dari susunan persarafan, risa, takik sambungan sumsum-punggung, sarung-saraf, simpul-saraf dsb. Merupakan suatu susunan listrik dengan banjak tangkupan arus, patahan, tjabang-tjabang dan sebagainja dan kita mnundjukkan dahulu, bahwa dasar tenaga tubuh ialah phenomeen listrik.” 90

D. Susunan Rohani

”Elektron-elektron bebas yang terdapat di dalam tiap-tiap inti dan di dalam darah adalah badan halus kita yang berasal dari zat anorganis, dan oleh karena itu disebut roh zat anorganis atau anima meneralis.” 91 87 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 24. 88 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 26. 89 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 36-37. 90 R. Paryana Suryadipura, Alam Pikiran, h. 55. 91 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 263. Karena elektron ada hidup di dalamnya yang berasal aether dan itu berasal dari ucapan Tuhan. 92 Paryana mengungkap dalam al-Quran ”Jadilah kamu” Maka jadilah dia. 93 Ayat dan surat yang dimaksud adalah Surat Yasin, ayat 82. Itulah yang menjadikan landasan segala sesuatu yang metafisik kepada fisik. Di mulai dari sesuatu yang mutlak yang tak bisa dan tidak dapat terbagi-bagi lagi. Lalu butir-butir aether mempunyai unsur negatif dan positif berlawanan dan saling menghancurkan dan munculah butir-butir elektron butir-butir lainnya. 94 Elektron dianggap sebagai ruhani manusia yang menghidupkan. Berarti Paryana menitik beratkan kepada spiritualimus untuk dapat menghidupkan. Walau pun menurut al-Quran manusia berasal dari tanah, namun Paryana menjelaskan unsur-unsur tanah tersebut dengan segala unsurnya di dalam unsur tersebut haruslah disinari dengan elektron supaya dapat hidup. 95 Menjelaskan tantang sesuatu yang subtantif dalam diri manusia Paryana menjelaskan binatang siput dan tardagradus yang dikeringkan bertahun-tahun dapat hidup kembali. 96 Lalu seorang Yogi, telah dikubur berhari-hari hidup kembali. Dari itu semua Paryana mempunyai keyakinan dari elektron menyusun atom. 97 Bila dihubungkan dengan tubuh maka elektron tersebut menjadi impuls listrik ke otak dan dari otak tersebut pancaindara, insting, dan juga kedalam pusat 92 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 98. 93 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 99. 94 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 97. 95 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 160. 96 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 133. 97 Paryana Suryadipura, Manusia dengan Atomnya, h. 135. kesadaran. 98 Maka arus listrik itu mengalir ke pusat kesadaran lalu ke pusat akal yang berbentuk ruh menjelma menamakan dirinya Aku.

E. Kesadaran