Dampak Lingkungan Dampak Pertambangan Emas Di Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal

upah sebesar Rp.1000. setiap harinya para kaum ibu memperoleh penghasilan dari memecahkan batu berkisar Rp.50.000, penghasilan tersebut jauh dari rata-rata penghasilan yang diperoleh sebelum adanya pertambangan dimana kaum ibu hanya bekerja sebagai buruh tani yang hanya mendapatkan upah antar Rp. 20.000 – 30.000 tergantung lahan yang dikerjakan. Masyarakat juga meminta kepada para pengelola pertambangan untuk kepentingan desa dimana setiap satu karung goni akan dikutip sebesar Rp. 20.000, pengutipan ini dilakukan masyarakat sekitar guna untuk pembangunan seperti sekolah dan kesehatan masyarakat sekitar. 29

2. Dampak Lingkungan

Setelah batu menjadi potongan-potongan yang kecil proses selanjutnya adalah penggilingan biasanya masyarakat sekitar menyebutnya dengan menggalundung, penggilingan ini dimaksudkan untuk memisahkan antara batu- batuan dengan logam ataupun kandungan emas. pecahan batu tersebut akan dimasukkan kedalam mesin yang berupa tabung kecil dimana satu buah tabung dapat menampung batu berkisar antara 2-3 kg tergantung masing-masing ukuran tabung dan permintaan pemilik batu karena rata-rata pemilik mesin penggilingan ini adalah masyarakat yang berada disekitar pertambangan dan ada juga beberapa pemilik pertambangan mempunyai mesin penggilingan sendiri Penggilingan batu itu sendiri akan diproses didalam tabung tersebut dimana di setiap tabung akan dimasukkan 2 atau 3 buah batangan besi untuk dapat menghacurkan pecahan batu tersebut sampai menjadi seperti bubur. Pemisahan 29 Hasil Wawancara Dengan Bapak Aswat Nst. Selaku Masyarakat Dan Pengangkut Batu Di Lokasi Pertambangan Kecamatan Hutabargot Desa Huta Julu. Pada Tanggal 26 Juli 2015 antara bebatuan itu dibantu dengan cairan kimia yaitu merkuri yang dicampurkan bersamaan di dalam tabung, merkuri ini akan memisahkan antara batu dan kandungan logam dimana merkuri tersebut bersifat mengikat logam-logam baik itu perunggu, perak dan emas. Proses penggilingan akan berlangsung selama 4-5 jam, tabung penggilingan akan diputar dengan mesin seperti dongfeng dimana dongfeng ini mampu memutar hingga 20 tabung penggilingan. Setelah proses penggilingan selesai maka hasil yang diperoleh adalah berupa air yang bercampur dengan lumpur ataupun tanah karena selama proses penggilingan di dalam tabung itu dimasukkan air agar proses penggilingan menjadi maksimal, dari air lumpur tersebut akan di jernihkan dengan menggunakan air bersih hingga kandungan lumpur hilang. Merkuri dan logam akan tinggal di dasar air karena merkuri memiliki massa jenis yang lebih berat dibangdingkan air, selanjutnya proses penyaringan dilakukan terhadapat merkuri yang mengandung butiran emas dimana emas yang terkandung di dalam merkuri akan di saring dengan menggunakan kain halus sehingga merkuru yang tidak mengandung butiran emas akan terpisah, biasanya mereka menggunakan kain terpal yang tekstur kain terpal ini lebih halus dan rapat sehingga merkuri dapat tersaring dan akan menyisakan logam yang tinggal di dalam kain penyaring. Pemisahan antara perunggu dan emas yang menyatu didalam merkuri dapat dilakukan dengan cara-cara seperti menaruh rerumputan yang memiliki kandungan pemisah antara perunggu dan emas ataupun dapat menggunakan pemutih pakaian, walaupun cara ini dilakukan antara emas dan merkuri tidak akan terpisahkan karena merkuri ini lebih mengikat kepada emas. Emas yang diperoleh dari proses penyaringan tidak dapat langsung djual melainkan akan dibakar terlebih dahulu agar bentuknya lebih padat dan kadar dari emas tersebut dapat diketahui. Dari hasil pembakaran maka dapat diketahui berat dan kadar sehingga penaksiran harga dapat di hitung, harga semas tersebut relatif sangat tergantung kepada kadar emas dimana kadar emas di pertambangan yang berada di Kecamatan Hutabargot berkisar antar 40-80 dimana setiap wilayah akan berbeda kandungannya karena proses pembentukan emas sendiri tergantung kepada letak dan posisi wilayahnya Dampak yang timbul terhadap akibat pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun dari penggunaan merkuri yang digunakan para penggelundung emas untuk memurnikan emasnya dengan bahan logam lainnya mengakibatkan pencemaran lingkungan, misalnya dalam proses galundung cairan merkuri yang dimasukkan kedalam mesin – mesin galundung tersebut, air pembuangannya ada yang dialirkan ke sungai tempat masyarakat untuk kehidupan sehari – hari seperti mandi dan mencuci. Dengan demikian air sungai tersebut dapat tercemar dan terkontaminasi dari cairan merkuri tersebut, yang apabila digunakan oleh masyarakat maka akan dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan. Kemudian sebagian ada juga yang dialirkan ke daerah tanaman padi dan kolam ikan yang akan membuat air tersebut menjadi tercemar sehingga dapat menyebabkan tanaman padi rusak dan ikan yang ada dikolam menjadi mati. Bahaya lainnya dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun dalam pemisahan emas dengan zat logam lainnya dalam penggembosan pembakaran emas, ialah tercemarnya udara. Penggembosan yang hanya membuat cara sederhana untuk mengurangi bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari merkuri tidak menjamin, sebab bahan yang sederhana dan kemungkinan besar masih sering terjadi kesalahan. Dengan demikian merkuri dapat mencemarkan udara yang apabila ada masyarakat yang berada di sekitar daerah penggembosan emas tersebut maka akan menghirup udara yang sudah tercemar dari limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu merkuri maka akan berbahaya dan membahayakan kesehatan.

3. Dampak Keselamatan Pekerja Tambang