Hambatan Penerapan Hukum HAMBATAN YANG DITEMUI DALAM PEMBERIAN

kegitan pertambangan banyak masyarakat di Kecamtan Hutabargot yang hidup di bawah garis kemiskinan dan anak-anak putus sekolah dikarenakan tidak adanya biaya untuk meneruskan pendidikan tetapi setelah adanya kegiatan pertambangan di daerah mereka, kehidupan masyarakat secara pesat meningkat dan angka kemiskinan pun menurun tajam dalam kurun waktu satu setengah tahun. Dari fakta yang terjadi di masyarakat maka secara nyata jelas pertambangan emas yang tidak memiliki izin ataupun dikelola masyarakat sekitar dengan cara-cara tradisonal dapat menunjang kehidupan masyarakat sekitarnya yang mana hal tersebut tidak dapat diberikan pemerintah kepada masyarakat yang dulunya hidup di bawah garis kemiskinan karena ketidak sanggupan pemerintah mengadakan lapangan pekerjaan. Dengan adanya kegiatan pertambangan ini secara langsung maupun tidak langsung membuka lapangan pekerjaan langsung kepada masyarakat sekitar dan penghasilan dari sektor pertambangan ini lebih besar dibandingkan hanya menjadi buruh tani. 40

B. Hambatan Penerapan Hukum

Di dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 terdapat rumusan bahwa “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. Wewenang menguasai tersebut untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan pelaksaannya dapat dikuasakan kepada daerah dan masyarakat hukum adat. Dalam penjelasannya umum lebih ditegaskan bahwa Negara tidak memiliki, 40 Hasil Wawancara Dengan Bapak Ali Topan Nasution. Selaku Masyarakat Di Kecamatan Hutabargot Desa Huta Julu. Pada Tanggal 27 Juli 2015 melainkan bertindak selaku pemegang kekuasaan. Jadi, bersifat publik atau pemerintah belaka. Yang seringkali dilupakan adalah tujuan dari dikuasi Negara. Baik dalam UUD 1945 maupun Undang-undang Pokok Agraria UUPA ditegaskan bahwa hak menguasai oleh negara adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 41 Berdsasarkan tujuan tersebut, ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar, yaitu: 42 a. Apabila dengan iktikad baik tanah-tanah telah dikuasi dan dimanfaatkan oleh rakyat, maka kenyataan itu harus dihormati dan dilindungi keberadaan rakyat di tanah-tanah tersebut merupakan salah satu penjelmaan dari tujuan kemakmuran rakyat. Rakyat harus mendapat hak didahulukan daripada occupant baru yang menyalahgunakan formalitas-formalitas yang berlaku. b. Tanah yang dikuasi Negara, tetapi telah dimanfaatkan rakyat dengan iktikad baik hanya dapat dicabut atau diasingkan dari mereka, semata-mata untuk kepentinan umum, yaitu untuk kepentingan social danatau kepentingan Negara. c. Setiap pencabutan atau pemutusan hubungan hukum atau hubungan konkrit yang diduduki atau dimanfaatkan rakyat dengan iktikad baik, harus dijamin tidak akan menurunkan status atau kualitas hidup mereka karena hubungan mereka dengan tanah tersebut. Berdasarkan logika di atas, maka semestinya makna dikuasai oleh Negara mengandung arti sebagai berikut. 41 Adrian Sutedi. Adrian Sutedi. 2011. Hukum Pertambangan. Jakarta. Sinar Grafika hal 124 42 Ibid. Hal 124-125 1. Hak Negara itu harus dilihat sebagai antithesis dari asas domain yang member wewenang kepada Negara untuk melakukan tindakan kepemilikan yang bertentangan dengan asas kepunyaan menurut adat istiadat. Hak kepunyaan didasarkan pada asas komunal dan penguasaan hanya sebagai pengatur belaka. 2. Hak menguasai oleh Negara tidak boleh dilepaskan dari tujuan, yaitu demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Negara harus memberikan hak terdahulu kepada rakyat yang telah secara nyata dan dengan iktikad baik memanfaatkan tanah. Dampak utama lingkungan yang terdapat pada pertambangan adalah pada waktu eksploitasi dan pemakaiannya untuk bias digunakan sebagai energi. Dampak lingkungan tersebut dapat berbentuk fisik seperti penggundulan hutan, pengotoran air serta pengotoran udara. Dampak lingkungan tersebut dapat juga besifat social, yaitu hilangnya mata pencarian penduduk yang tadinya hidup dari hasil hutan maupun hasil pertambangan sendiri. Sebagai contoh dengan cara sederhana penduduk dapat mendulang emas. 43 Dari dampak di atas masyarakat disekitar pertmbangan paling merasakan dampak terhadap hilangnya mata pencarian mereka dari hasil hutan ataupun tanah mereka yang jika tanah tersebut dijadikan areal pertambangan oleh badan ataupun perusahaaan tertentu karena jika lahan tersebut digunakan menjadi lahan pertambangan mereka hanya mendapatkan ganti kerugian yang bersifat sementara 43 Ibid. Hal 43-44 dan bukan berjangka kedepan seperti lahan perkebunan mereka yang memilki atau bersifat jangka panjang. Faktor-faktor yang menyebabkan sulitnya penerapan sanksi pidana atau penertiban terhadap pertambangan emas tanpa izin yang berada di Kecamatan Hutabargot, yaitu. 1. Besarnya dukungan masyarakat terhadap adanya kegiatan pertambangan emas yang berada di daerah mereka karena dengan adanya kegiatan pertambangan tersebut mereka juga mendapatkan penghasilan lebih baik untuk penyewaan atas lahan mereka yang dijadikan lokasi pertambangan maupun masyarakat yang turut bekerja dan menjadi kuli angkut atau pemecah batu. 2. Adanya perjanjian antara pekerja dan pengelola tambang tentang kecelakaan kerja. Perjanjian tersebut berisikan tentang jika terjadi kecelakaan kerja maka akan diberikan uang duka atas meninggalnya pekerja tersebut kepada pihak keluarga yang ditinggalkan. Uang duka tersebut dimaksudkan untuk pengganti atau penghapusan pidana atas kematian pekerja tersebut. 3. Tidak adanya pengaduan masyarakat akan adanya pertambangan emas tanpa izin maupun dampak negative yang ditimbulkan dari pertambangan tersebut seperti pengrusakan hutan, pencemaran air, pencemaran udara maupun kecelakaan kerja yang terjadi di pertambangan tersebut, karena pekerja pada lokasi pertambangan menganggap jika terjadi kecelakaan kerja itu merupakan hal yang biasa karena dianggap sebagai “tumbal” atas pembukaan lahan tambangan dan umumnya pekerja bukan berasal dari daerah sekitar melainkan dari pulau Jawa. Bila terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian maka rekan kerja yang lain hanya diam dan mengubur rekan kerjanya di lokasi sekitar tambang karena sebelum bekerja para pekerja sudah membuat janji jika terjadi kecelakaan diantara mereka agar tidak dipermasalahkan dan hanya memberi tahukan kepada sanak keluarga mereka yang berada disana serta pemberian uang duka kepada keluarga yang ditinggalkan. 4. Pelaksanaan razia yang dilakukan anggota Polri tidak efektif karena disaat waktu pelaksanaan razia para pengelola pertambangan ilegal ini sudah mengetahui akan adanya razia tersebut dan mereka menghilang dari lokasi pertambangan hal ini disebabkan oleh dukungan masyarakat sekitar terhadap adanya pertambangan tersebut sehingga jika adanya razia maka mereka akan memberitahukan kepada para pengelola agar meninggalkan lokasi pertambangan, serta sulitnya menjangkau dan jarak lokasi pertambangan membuat proses razia kerap memberikan ruang kepada pengelola pertambangan meninggalkan lokasi. 5. Penolakan yang besar dari masyarakat jika kegiatan pertambangan tanpa izin ini dihentikan karena mereka menjadikan pertambangan inilah yang menjadi sumber penghasilan mereka satu-satunya karena mereka sudah beralih profesi dari petani dan pemanfaatan hasil hutan menjadi pekerja atau pun buruh tambang. Mereka juga menganggap bahwa hal yang dilakukan mereka di bidang pertambangan ialah pertambangan rakyat karena dikerjakan oleh rakyat secara tradisonal dan diperuntukan untuk masyarakat sekitar. Bukan berarti mereka tidak mengurus perizinan atas pertambangan yang mereka kelola terhadap pemerintah namun izin tersebut tidak diberikan karena alasan lokasi yang mereka gunakan masih daerah hutan lindung dan dampak yang dihasilkan dari pertambangan tradisional sangat besar terhadap lingkungan sekitar. 6. Tidak adanya pekerjaan masyarakat jika penertiban terhadap pertambangan ilegal dilakukan. Maka dari itu hal ini menjadi beban pemerintah dalam hal pengadaan lapangan pekerjaan jika memang pertambangan ilegal ini akan ditertibkan dimana pemerintah juga harus memikirkan solusi atas tindakan penertiban yang akan dilakukan. Masyarakat sudah sangat bergantung kepada pertambangan yang berada di daerah mereka, sehingga jika keberadaan tambang tersebut ditertibkan maka secara otomatis mata pencarian penduduk yang berada disekitarnya juga turut menghilang karena selain pertanian dan berkebun masyarakat yang berada di Kecamatan Hutabargot rata-rata tidak memiliki kemampuan lain atau pun pekerjaan yang tetap.

C. Penyelesaian Masalah Oleh Pemerintah