sanksi. Yang membedakan hukum pidana dengan hukum yang lainnya, diantaranya adalah bentuk sanksinya, yang bersifat negatif yang disebut dengan
sebagai pidana hukuman. Bentuknya bermacam-macam dari dipaksa diambil hartanya dikarenakan harus membayar denda, dirampas kebebasannya
dikarenakan dipidana kurungan atau penjara, bahkan dapat pula dirampas nyawanya, jika di putuskan dijatuhi hukuman mati.
11
2. Pengertian Tindak Pidana
Tindak pidna atau dalam bahasa Belanda
strafbaar feit,
yang sebenarnya merupakan istilah resmi dalam
Strafwetboek
atau Kitab Undang – Undang
Hukum Pidana, yang sekarang berlaku di Indonesia. Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenai hukuman pidana. Dan, pelaku ini dapat
dikatakan merupakan “subjek” tindak pidana.
12
Moeljatno dalam Mahrus Ali mengatakan bahwa pengertian perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana
disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tertentu.
13
Defenisi dalam konsep KUHP tindak pidana diartikan sebagai perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang oleh
peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana. dalam konsep juga dikemukakan bahwa untuk
dinyatakan sebagai tindak pidana, selain perbuatan tersebut dilarang dan diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan harus juga bersifat melawan hukum
11
Teguh Prasetyo. Hukum Pidana. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2010. hal 1
12
Wirjono Prodjodikoro, Asas – Asas Hukum Pidana Di Indonesia,Refika Aditama.
Bandung, 2003, hal 59
13
ibid
atau bertentangan dengan kesadaran hukum masyarakat. Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.
14
Dalam perbuatan pidana yang bersifat melawan hukum menurut pandangan Moeljatno
dan Roeslan Saleh, ketika dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melakukannya, maka
unsur-unsur perbuatan pidana meliputi beberapa hal
15
: a.
Perbuatan itu berwujud suatu kelakuan baik aktif maupun pasif yang berakibat pada timbulnya suatu hal atau keadaan yang dilarang oleh
hukum. b.
Kelakuan dan akibat yang timbul tersebut harus bersifat melawan hukum baik dalam pengertiannya yang formil maupun materiil.
c. Adanya hal-hal dan keadaan tertentu yang menyertai terjadinya kelakuan
dan akibat yang dilarang oleh hukum. Dari ketiga unsur tersebut, unsur ketiga yang ketiga ini terkait dengan
beberapa hal yang wujudnya berbeda-beda sesuai dengan ketentuan Pasal hukum pidan yang ada dalam undang-undang. Misalnya berkaitan dengan diri pelaku
perbuatan pidana, tempat terjadinya perbuatan pidana, keadaan sebagai syarat tambahan bagi pemidanaan, dan keadaan yang memberatkan pemidanaan.
Dalam pandangan KUHP, yang dapat menjadi subjek tindak pidana adalah seorang manusia sebagai oknum. Ini mudah terlihat pada perumusan
– perumusan dari tindak pidana dalam KUHP, yang menampakkan daya berpikir sebagai syarat
bagi subjek tindak pidana itu, juga terlihat pada wujud hukuman pidana yang
14
Ibid. halaman 98
15
MR. Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana Dan Pertanggung jawaban Pidana , Aksara Baru, Jakarta, 1983, hal. 100
termuat dalam pasal – pasal KUHP, yaitu hukuman penjara, kurungan, dan denda.
Dengan adanya perkumpulan – perkumpulan dari orang – orang, yang sebgai
badan hukum turut serta dalam pergaulan hidup kemasyarakatan, tibul gejala –
gejala dari perkumpulan itu, yang apabila dilakukan oleh oknum, jelas masuk perumusan pelbagai tindak pidana.
Dalam hal ini, sebagai perwakilan yang terkena hukuman pidana adalah oknum lagi, yaitu orang
– orang yang berfungsi sebagai pengurus dari badan hukum, seperti misalnya seorang direktur dari suatu perseroan terbatas yang
dipertanggungjawabkan. Sedangkan mungkin sekali seorang direktur itu hanya melakukan saja putusan dari dewan direksi. Maka, timbul dan kemudian merata
gagasan bahwa juga suatu perkumpulan sebagai badan tersendiri dapat dikenakan hukuman pidana sebagai subjek suatu tindak pidana. Hukuman pidana ini
tentunya hanya yang berupa denda, yang dapat dibayar dari kekayaan perkumpulan. Semacam hukuman pidana sudah lama dapat dikenakan kepada
perkumpulan badan hukum yang dalam tindakannya menyimpang dari anggaran dasar yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman, yaitu secara pencabutan
kedudukan perkumpulan sebagai badan hukum oleh pemerintah setelah ada tuntutan dari kejaksaan dan penyertaan dari Mahkamah Agung.
16
Pengertian perbuatan pidana telah banyak dikemukakan oleh para ahli hukum pidana. Antara satu pengertian perbuatan pidana dengan pengertian pidana
yang lain secara umum terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang memisahkan secara tegas antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban
16
Ibid hal 59-60
pidana, dan
kelompok yang
menyamakan perbuatan
pidana dan
pertanggungjawaban pidana.
17
pengertian perbuatan pidana semata menunjuk kepada perbuatan baik secara aktif maupun secara pasif. Sedangkan apakah
pelaku ketika melakukan perbuatan pidana patut dicela atau memiliki kesalahan bukan merupakan wilayah perbuatan pidana, tetapi sudah memasuki diskusi
pertanggungjawaban pidana.
3. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana