Otot Otot semakin besar dan semakin kuat, Suara Suara menjadi lebih penuh dan lebih Perkembangan Reproduksi Dalam Islam

49 sebabnya mengapa cirri ini disebut sekunder, karena tidak berhubungan langsung dengan reproduksi. 29 CIRI-CIRI SEKS SEKUNDER YANG PENTING Hurlock, 1992 Laki-laki a. Rambut Rambut kemaulan mulai tumbuh sekitar setahun setelah testets dan penis mulai membesar. Rambut ketiak, rambut di wajah dan rambut tubuh mulai tumbuh kalau pertumbuhan rambut kemaluan hamper selesai. Pada mulanya rambut yang tumbuh hanya sedikit, halus dan warnanya terang. Kemudian menjadi lbih gelap. Lebih kasar, lebih subur dan agak keriting. b. Kulit Kulit menjadi lebih kasar, warnanya memucat dan pori-pori menjadi lebih besar. c. Kelenjar Kelenjar lemak atau yang memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi lebih aktif, sehingga dapat menimbulkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak mulai berfungsi dan keringat bertambah banyak dengan berjalannya masa puber. d. Otot Otot bertambah besar dan kuat, sehingga memberi bentuk bagi lengan, tungkai kaki dan bahu. e. Suara Suara berubah setelah rambut kemaluan tumbuh. Mula-mula suara menjadi serak dan kemudian tinggi suara menurun, volumenya meningkat dan kemudian Perempuan a. Pinggul Pinggul menjadi bertmbah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.

b. Payudara Segera setelah pinggul mulai membesar,

kelenjar susu juga berkembang dan putting susu membesar serta menonjol sehingga payudara menjadi lebih besar dan bulat.

c. Rambut Rambut

kemaluan tumbuh setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak setelah haid. Semua rambut, kecuali rambut wajah, mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

d. Kulit Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal,

agak pucat dan lobang pori-pori bertambah besar. e. Kelenjar Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Subatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

f. Otot Otot semakin besar dan semakin kuat,

29 Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Terjemah. Penerbit Erlangga. Jakarta : 1992, hal : 35 50 mencapai nada suara yang lebih enak. Suara yang pecah sering terjadi kalau kematangan berjalan pesat. f. Benjolan Dada Benjolan – benjolan kecil di sekitar kelenjar susu pria timbul sekitar usian dua belas dan empat belas tahun. Keadaan ini berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian menurun baik jumlah maupun besarnya. terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki.

g. Suara Suara menjadi lebih penuh dan lebih

merdu. Suara serak dan suara yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.

c. Perkembangan Reproduksi Dalam Islam

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, terjadi pula perubahan dan perekembangan di dalam tubuhnya. Kelenjar kanak-kanak telah berakhir, berganti dengan kelenjar endokrin yang memproduksi hormone, sehingga menggalakkan pertumbuhan organ seks yang bertumbuh menjadi kesempurnaan. Sementara itu dalam masyarakat terutama di kalangan remaja timbul gejala negative dimana lembaga perkawinan kurang dihargai. Hal ini antara lain karena mudahnya memperoleh bacaan, video kaset dan film yang bersifat porno serta alat-alat kontrasepsi dan obat-obat lain yang mendorong kepada pengarahan seks yang salah, sehingga dapat dibaca di surat-surat kabar banyak remaja yang hamil sebelum nikah dan hidup bersama atau samen leven. 30 Kesehatan bearasal dari bahasa Arab shihhah, ia adalah bentuk masdar dari kata kerja shahha, yashihhu, shihhah, artinya hilangnya penyakit dzahaba 30 Ditjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Departemen Agama RI, Pedoman Konseling Perkawinan, Jakarta, Ditjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Departemen, 2004, hal. 3. 51 maradhuhu atau tidak adanya penyakit pada tubuh adam Itital al-Jism wa salamatuhu atau terlepas dari segala cacat baria was a;ima min kulliaib. 31 Al-Jurjani dalam At-Tarifat mendifinisikan sehat sebagai keadaan atau kondisi psikologismental malakah yang dengannya dihasilkan tindakan- tindakan yang proporsional secara sehatsalim. 32 Kata lain dalam bahasa Arab yang juga berarti sehat adalah salim. Secara literal, ia berarti selamat dari segala bahaya as-salim min al-afat. Ia juga bisa berarti balikbagus. 33 Sementara itu, Hans Wehr dalam A Dictionary of Modern Written Arabic mengartikan salim antara lain : safe sane, perfect, good nature. 34 Dari semua pengertian sehat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaaan yang tidak terbatas pada hal-hal yang mengenai jasmani fisik yang tidak berpenyakit, tetapi juga mengenai mental, jiwa, dan akal yang baik, bersih, dan utuh, serta berbagai hal lain di luarnya yang dapat mengganggu kesehatan orang. 35 Apabila pengertian kesehatan di atas dihubungkan dengan perempuan, amak akan berkaitan dengan alat-alat repoduksi, fungsi-fungsinya, serta proses- proses bagi berlangsungnya fuungsi-fungsi tersebut. Ini merupakan kaitan yang 31 Surietna, Nina, dr, Bimbingan Seks Suami isteri Pandangan Islam dan Medis, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung, Oktober 2000, ha. 36 32 Ibid, hal.37 33 Ibid 34 Ibid 35 Pangkahila, Wimpie, Prof, Dr, dr, Membina Keharmonisan Kehidupan Seksual, PT. Intisari Mediatama, Jakarta, Agustus 1999, hal. 40 52 wajar, mengingat persoalan kesehatan reproduksi merupakan hal sangat krusial bagi perempuan. Dengan demikian, kesehatan perempuan merupakan keadaan jasmani dan rohani yang tidak berpenyakit, utuh, bersih, dan terhindar dari hal-hal yang mengganggu system reproduksi, fungsi-fungsi, dan proses-prosesnya. 36 Pengertian kesehatan reproduksi yang demikian luas akan membawa berbagai persoalan yang luas pula. Ia bisa menyangkut kesehatan alat-alat reproduksi perempuan produksi masa remaja, ketika produksi masa hamil dan menyusui dan pasca produksi masa menopause. 37 Persoalan-persoalan ini yang perlu mendapatkan perhatian dalam kesehatan reproduksi perempuan adalah mengenai pemenuhan kebutuhan seksualnya secara memuaskan dan aman, tidak dipaksa, hak-haknya untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari semua pihak, baik dalam sector domestic maupun public, hak untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan yang benar, dan seterusnya. Pada akhirnya, persoalan kesehatan reproduksi perempuan ini terpulang pada sikap semua orang pada makhluk jenis perempuan itu sendiri yang diciptakan sama dan setara dengan jenis makhluk yang lain. Kesehatan dengan begitu dapat berarti juga sehat secara sosial. Agama Islam, sesuai dengan namanya, memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah kesehatan dalam artinya yang luas, sebagaimana 36 Ibid 37 Ditjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Departemen Agama RI, Pedoman Konseling Perkawinan, Jakarta, Ditjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Departemen, 2004, hal. 56. 53 diungkapkan di muka. Bahkan, dapat diakatan bahwa seluruh ajaran Islam diarahkan dalam rangka mewujudkan kehidupan manusia, baik laki-laki maupun perempuan, secara personal maupun sosial, yang sehat secara jasmani dan rohani. Sebab, kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Sebagaimana yang selalu disampaikan dalam doa kaum muslim : Artinya : Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Oleh Karena itu, aturan-aturan yang ada dalam agama ini selalu mengarah bagi tercapaiunya tujuan dan cita-cita tersebut. Secara lebih khusus, perhatian Islam terhadap masalah kesehatan reproduksi sedemikian rupa besarnya, bahkan mungkin oleh sebagian orang dapat dikesankan sebagai berlebihan. Misalnya, Islam melarang perempuan dan laki- laki berdua di tempat yang sepi, kecuali ada mahram : Artinya : Dari Abdullah bin Abbas ra.. bahwa beliau mendengar baginda Nabi SAW berkhutbah dan berkata : Janganlah sekali-kali seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan di tempat sepi, kecuali ada mahram baginya perempuan. Riwayat Al-Bukhari 38 38 Al-Bukhari, Ash-Shahih, Kitab: an_nikah, No. Hadits: 4935, juz V hal. 2005. Lihat Ibnu al- Atsir, Jamial-Ushul, juz VI, hal.18. 54 Larangan Nabi SAW ini tidak lain merupakan tindakan preventif bagi terjadinya perbuatan lain yang sangat terlarang, yaitu suatu hubungan sekseual di luar pernikahan atau perzinahan. Pada sisi lain, Islam menganjurkan mereka untuk segera kawin jika sudah menginginkannya terhadap laki-laki muda misalnya, hadits Nabi SAW menyatakan : Artinya : ”Hai kaum muda, jika di antara kamu sudah ada kesiapam untuk kawin, maka kawinlah. Karena kawin itu akan dapat menundukkan pandangan matamu dan lebih dapat menjaga alat reproduksimu agar sehat. Riwat Al-Bukhari dan Muslim. 39 Terhadap perempuan Nabi SAW mengatakan : Artinya : Jika ada orang laki-laki yang kamu senang atas agamanya dan kahlaknya datang ,melamar anak perempuanmu, maka kawinkanlah. Jika tidak, maka dikhawatirkan akan trjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi. Riwayat At-Turmudzi 40 . Perhatian dewasa ini masyarakat terhadap aspek prevensi di atas semakin hari semakin longgar, bahkan mengarah pada sikap permisif. Pergaulan pemuda- 39 Al-Bukhari, Ash-Shahih, Kitab: an_nikah, No. Hadits: 4778, juz V hal. 1950. Lihat Ibnu al- Atsir, Jami al-Ushul, juz XII, hlm. 122. 40 At-Turmudi, As-Sunan, Kitab: an-Nikah, No, Hadits: 1084, juz III, hal. 394 55 pemudi terasa semakin bebas, baik dalam bercinta maupun dalam melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, dampak-dampak yang ditimbulkannya juga semakin luas, beberapa di antaranya adalah kehamilan yang tidak dikehendaki unwated pregnancy, aborsi, dan timbulnya berbagai macam penyakit kelamin, bahkan belakangan berkembang HIVAIDS. Melihat itu semua, adalah kewajiban semua pihak untuk memberikan perhatian lebih serius terhadap persoalan ini guna melindungi kesehatan reproduksi perempuan secara lebih dini. Kesehatan yang dijaga secara baik sejak orang menginjak masa remaja, akan memungkinkan dia dapat menjalankan fungsi reproduksinya secara sehat dan bertanggung jawab. Perkawinan yang dianjurkan oleh Islam tersebut dimaksudkan pertama- tama sebagai cara sehat dan bertanggung jawab mewujudkan cinta kasih antara laki-laki dan perempuan. Ini secara jelas dinyatakan dalam Al-Quran Surah Ar- Ruum 64 : 21:                      30 21 Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. QS. 30:21 56 Pernikahan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk-Nya, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 41 Allah SWT, berfirman QS. Adz-Dzaariyaat 51:49:        51 49 Artinya : Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. QS. 5:49 Firman Allah SWT, QS. Yasiin 36:36.              36 36 Artinya: Maha Suci Rabb yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. QS. 36:36 Pernikahan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak, dan melestarikan kehidupannya, setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. 42 Allah SWT, berfirman QS. An-Nisaa 4 :1.                               4 1 41 Syyid Sabiq, Terjemah Fiqih Sunnah, Pena Pundi Aksara, Jakarta, tahun 2006, Cet.I, hal: 477 42 Ibid 57 Artinya : Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silatur-rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. QS. 4:1 Tuhan tidak mau menjadikan manusia seperti makhluk lain, yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betinanya secara anarki tanpa adanya satu aturan. Oleh karena itu, untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan manusia, Allah wujudkan hukum yang sesuai dengan martabatnya. Sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan saling ridhai, dengan upacara ijab qabul sebagai lambing dari adanya rasa saling meridhai serta dihadiri oleh para saksi yang menyaksikan bahwa kedua pasangan tersebut telah saling terkait. Bentuk pernikahan ini telah memberikan jalan aman pada naluri seks, memelihara keturunan dengan baik dan menjaga kaum perempuan menjadi laksana rumput yang bisa diamakan oleh binatang ternak dengan seenaknya. Peraturan seperti inilah yang diridhai Allah dan diabadikan Islam untuk selamanya, sedangkan yang lainnya dibatalkan. 43 Nikah secara etimologi berarti pengumpulan dan penghimpunan atau bisa dikatakan suatu tentang perbuatan bersetubuh dan sekaligus akad. Dalam terminology syari, nikah didefininisikan sebagai akad tazwij, yakni suatu ikatan 43 Ibid, 478 58 khusus yang memperbolehkan seorang laki-laki melanjutkan istimta, bersenang dengan perempuan dengan cara jima, menyentuh, mencium, dll. 44 Dalam pengertian yang transparan, nikah bisa didefinisikan sebagai suatu ikatan perjanjian yang secara lebih khusus legalitasnya dibentuk oleh syari Allah dan Rosul dengan tujuan supaya mempelai laki-laki mendapatkan hak kepemilikan terhadap mempelai wanita dalam istimta, sedangkan di pihak wanita mendapatkan izin resesi halal baginya istimta dengan si lelaki. 45 Merupakan suatu hal yang sudah disepakati oleh seluruh ahli fiqih berikut kepakaran ijtihadnya, bahwa ideology Islam dalam ketentuan-ketentuan hukum syariat yang prinsipya mengatur berbagai segi pembentukan, pembinaan da reformasi sekaligus seluruh aspek kehidupan masyarakat baik yang berhubungan dengan masalah Akidah, Ibadah dan Akhlak sebagaimana yang berkaitan pula dengan pernikahan. al-quran memposisikan pernikahan sebagai sesuatu yang sakral dimana di dalamnya terkandung nilai-nilai vertical maupun horizontal. Hal ini merupakan upaya sistematis untuk menciptakan kehidupan manusia yang beradab civilized di muka bumi ini dan jauh dari praktek kebinatangan. 46 Sebagai legalitasnya Al-Quran telah memberikan legitimasi lembaga pernikahan secara tegas yang terbaca dalam banyak ayat : 44 Forum Kajian Ilmiyah Pon.Pes. Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Esensi Pemikiran Mujtahid,Purna Siswa III Aliyah, Lirboto Kediri, Jawa Timur, tahun 2003, hal: 255 45 Ibid, 256 46 Ibid, hal: 255 59 Firman Allah SWT, QS. Al-Furqoon 25:54.              25 54 Artinya : Dan Dia pula yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu punya keturunan dan mushaharah dan adalah Rabbmu Maha Kuasa. QS. 25:54 Firman Allah SWT, QS. An-Nuur 24:32.                    24 32 Artinya: Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut menikah dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. QS. 24:32 Firman Allah SWT, QS. An-Nisaa 4:3.                               4 3 Artinya : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak- hak perempuan yatim bilamana kamu menikahinya, maka nikahilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. QS. 4:3 60

d. Perkembangan Sosial Bagi Remaja

Dokumen yang terkait

Efektivitas mediasi Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dan Pengadilan Agama Di Kota Administratif Jakarta Timur

1 59 104

Peran badan penasehat pembinaan pelestarian perkawinan dalam meminimalisir terjadinya perceraian: studi pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012

0 11 92

Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah kasus perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

4 36 0

Peran Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan Dalam Meminimalisir Terjadinya Perceraian (Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

0 11 92

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 2 11

PENDAHULUAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen).

0 3 14

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 3 11

Eksistensi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam mewujudkan keluarga Sakinah di KUA Peterongan Jombang

0 0 16

UPAYA BP4 (BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN) DALAM MENANGANI KASUS PERCERAIAN PNS DI BP4 KABUPATEN PATI TAHUN 2015-2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 28

EFEKTIVITAS KERJA BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM MENGURANGI TERJADINYA PERCERAIAN DI KECAMATAN MAKASSAR

0 0 113