Pengertian Remaja Usia Nikah

30

BAB III TINJAUAN TEORITIS REMAJA USIA NIKAH

A. Pengertian Remaja Usia Nikah

1. Remaja Dari Segi Ajara Islam Dalam Pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara amanah yang diberikan Allah. Allah SWT, berfirman di dalam QS. At Tahriim 66: 6.                       66 6 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. 66:6 . Istilah Remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam. Di dalam Islam Al-Quran ada kata [alfityatu, fityatun] yang artinya orang muda 1 . Firman Allah dalam surat Al-Kahfi ayat 10 dan 13: 1 Prof. DR. Zakiah Darajat, Remaja; Harapan dan Tantangan, CV. Ruhama, Cet. 2001, hal. 8 31                 18 10 Artinya : Ingatlah tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung kedalam gua lalu mereka berdoa: wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini. QS. 18 : 10 Firman Allah SWT, QS. Al-Kahfi 18:13.             18 13 Artinya: Kami ceritakan kepadamu Muhammad dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. Q.S. 18 : 13 Terdapat pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak- kanak lagi, misalnya dalam surat An-Nuur 24 : 58 dan 59 :                                                              32                 24 58 59 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak lelaki dan wanita yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali dalam satu hari yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu di tengah hari dan sesudah sesudah shalat Isya. Itulah tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula atas mereka selain dari tiga waktu itu. Mereka melayani kamu, sebagian kamu ada keperluan kepada sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig, maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. 24:58-59 Selanjutnya Prof. DR. Zakiah Darajat juga mengatakan, Sebenarnya samapai sekarang belum ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tentang batas umur bagi remaja. karena hal itu bergantung kepada keadaan masyarakat dimana remaja itu hidup, dan bergantung pula pada dari segi mana remaja ditinjau. Yang dapat ditentukan dengan pasti adalah permulaanya, yaitu puber pertama atau mulainya perubahan jasmani dari anak menjadi dewasa kira-kira umur akhir 12 atau permulaan 13 tahun. Akan tetapi akhir masa remaja itu tidak sama. Dar segi pandang masyarakat misalnya, akan terlihatlah bahwa semakin maju suatu masyarakat, semakin panjang masa remaja itu, karena untuk diterima menjadi anggota masyarakat 33 yna bertanggung jawab diperlukan kepandaian tertentu dan kematangan sosial, yang menyakinkan 2 . 2. Remaja Dalam Pengertian Masyarakat Kata remaja berasal dari kata latin, yaitu adolescere, yang artinya tumbuh atau tumbuh menjadi dewas. Kata bendanya adalah adolescentia yang berarti remaja. 3 Sementara kata kata adult untuk dewasa berasal dari bentuk lampau dari kata adultus, yang berartitelah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna , atau telah menjadi dewasa. 4 Ruqayyah Waris Maqsood 1998, penulis buku mengantar remaja kesurga, juga sependapat dengan hal ini, bahkan dengan pendapat yang sedikit lebih keras, seperti kutipan di bawah ini : Aku cenderung menduga bahwa istilah remaja adalah suatu penemuan para pembuat iklan. Karena menurut yang ku ketahui dari ajaran Islam. Karena menurut yang ku ketahui dari ajaran Islam, kita adalah seorang anak atau bahkan bukan sama sekali, kamu adalah orang dewasa atau bukan sama sekali. Kamu tak pernah berada di antara keduanya. 5 2 Ibid, hal:9 3 Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Terjemah. Penerbit Erlangga. Jakarta : 1992, hal : 32 4 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Pembinaan Syariah, Petunjuk Teknis KELUARGA SAKINAH, Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Pembinaan Syariah, tahun 2006, hal.50 5 Ruqayyah Waris Waqsood, Mengantar Remaja Kesurga Terjemahan. Al-Bayan. Bandung : 1998, hal:33 34 Pendapat psikolog Islam Indonesia ini hamper senada dengan pendapat psikologi perkembangan dari barat, Elizabeth Hurlock 1992, yang menyatakan : Setiap kebudayaan membuat pembedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hamper selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap dewasa secara syah. Lazimnya, masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir pada saat ia mencapai usia matang secara hukum. 6 Masalah pertumbuhan seks dalam masyarkat terbelakang tidak menjadi problem, karena pada waktu kematangan seksual terjadi, pada umumnya kebutuhan biologis tersebut segera dapat terpenuhi secara wajar menurut hukum dan peraturan yang berlaku, yaitu dengan menikahkan mereka dengan pasangan yang telah ditentukan atau mungkin pula dengan pilihan mereka sendiri. Oleh karena itu pula, dalam masyarakat yang sangat sederhana itu, tidak dikenal masa remaja yang mereka kenal hanyaah masa kanak-kanak, dewas dan tua. Sementara itu daam masyarakat desa yang agak 6 Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Terjemah. Penerbit Erlangga. Jakarta : 1992, hal : 32 35 maju, dikenal dengan berbagai istilah yang menunjukan adanya kelompok umur yang tidak termasuk anak-anak dan bukan pula dewasa, misalnya jaka- dara, bujang-gadis. Masa berlangsung jaka dara atau bujag gadis itu umumnya tidak begitu panjang, kira-kira sesuai dengan umur remaja awal sekitar umur 13 tahun atau balighpuber, samapi pertumbuhan fisik mencapai kematangan, sekitar umur 16-17 tahun. Lain halya dengan masyarakat maju. Remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap belum sanggup bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kepasitas tertentu, serta mempunyai kematangan emosi, sosial dan kepribadian. 7 3. Remaja Dalam Pandangan Hukum dan Perundang-undangan Di dalam Undang-undang No. 1 tahun 1974 usia pernikahan diatur dalam pasal 7 ayat 1, 2 dan 3, yaitu: 8 4 Perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 enam belas tahun. 5 Dalam hal penyimpangan dalam ayat 1 pasal ini dapat minta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita. 7 Zakiah Darajat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, PT. Bulan Bintang. Jakarta : 1985, hal:40 8 Undang-undang No. 1 tahun 1974, Jakarta. 36 6 Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua tersebut pasal 6 ayat 3 dan 4 Undang-undang ini, berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat 2 pasal ini dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam pasal 6 ayat 6. Sementara dalam Kompilasi Hukum Islam dala Buku I bab IV bagian kedua, mengenai usia bagi pasangan pengantin diatur dalam pasal 7, yaitu: 9 Pasal 15 3 Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalam pasal 7 Undang-undang No.1 tahun1974 yakni calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon isteri sekurangkurangnya berumur 16 tahun; 4 Bagi calon mempelai yang bgelum mencapai umur 21 tahun harus mendapati izin sebagaimana yang diatur dalam pasal 6 ayat 2,3,4 dan 5 UU No.1 Tahun 1974.

B. Remaja dalam Sudut Pandang Islam

Dokumen yang terkait

Efektivitas mediasi Badan Penasehatan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (Bp4) Dan Pengadilan Agama Di Kota Administratif Jakarta Timur

1 59 104

Peran badan penasehat pembinaan pelestarian perkawinan dalam meminimalisir terjadinya perceraian: studi pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012

0 11 92

Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah kasus perceraian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

4 36 0

Peran Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan Dalam Meminimalisir Terjadinya Perceraian (Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

0 11 92

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 2 11

PENDAHULUAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen).

0 3 14

PERANAN BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN Peranan Badan Penasehatan Pembinaan Dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Penyelesaian Perselisihan Dalam Perkawinan (Studi Di Kantor BP4 Kecamatan Gemo

0 3 11

Eksistensi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam mewujudkan keluarga Sakinah di KUA Peterongan Jombang

0 0 16

UPAYA BP4 (BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN) DALAM MENANGANI KASUS PERCERAIAN PNS DI BP4 KABUPATEN PATI TAHUN 2015-2016 - STAIN Kudus Repository

0 0 28

EFEKTIVITAS KERJA BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) DALAM MENGURANGI TERJADINYA PERCERAIAN DI KECAMATAN MAKASSAR

0 0 113