18
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN DAN
PELESTARIAN PERKAWINAN BP4
A. Sejarah Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4.
Pada umumnya orang awam selalu mengatakan bahwa memberi nasihat adalah pekerjaan yang paling gampang, yang bisa dilakukan oleh siapapun juga.
Kalau pengertian nasihat di sini hanyalah nasihat sebagaiamana arti sehari-hari, memang betul: mudah. Akan tetapi bukan demikian halnya dengan yang kita
maksud. Penasihatan secara ilmiah mempunyai pengertian tersendiri dan hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang mengusai ilmu atau setidak- tidaknya mengusai metode untuk itu. Karena itu metode penasihatan perkawinan
perlu dipelajari, dan yang lebih penting lagi adalah adanya pengalaman dari pihak yang memberikan nasihat, baik pengalaman bagaimana cara mempraktekan
metode penasihatan maupun mempraktekan masalah yang dinasihatkan sampai batas-batas tertentu.
1
Penasihatan perkawinan adalah suatu pelayanan social mengenai masalah keluarga, khususnya hubungan suami isteri, tujuan yang hendak dicapai ialah
terciptanya situasi yang menyenangkan dalam suatu hubungan suami isteri,
1
Direktorat Jenderal Bimas Islam Dep. Agama RI,Modul Pelatihan Motivator Keluarga Sakinah, Direktorat Jenderal Bimas Islam, Jakarta, 2007, hal. 94.
19
sehingga dengan situasi yang menyenangkan tersebut suatu keluarga dapat mencapai kebahagian.
2
Penasihatan perkawinan adalah suatu proses, jadi memerlukan waktu yang relative lama, tidak hanya sekali jadi. Mungkin untuk sepasang suami isteri
keluarga membutuhkan wktu beberapa tahun, tetapi mungkin juga ada yang hanya beberapa bulan saja. Hal ini tergantung kepada kondisi masing-masing
keluarga.
3
Berbicara mengenai Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, tidaklah pas kalau kita tidak kembali ketahun limapuluhan.
Dimana tokoh-tokoh seperti H.S.M. Nasaruddin Latif dengan P-5 di Jakarta, Abdul Rauf Hamidy Arhatha dengan BP4 di Bandung, serta Ibu A.R. Baswedan
dan Bapak K.H. Farid Maruf dengan BKRT di Jogyakarta.
4
Geliat dari badan-badan ini semakin mengerucut untuk menyatukan derap dan langkah secara nasional, ini terlihat pada pertemuan Pengurus BP4 Tingkat I
se-Jawa pada bulan Januari 1960. hasil pertemuan ini dibahas dalam Konperensi Dinas Departemen Agama ke VII tanggal 12 sd 30 Januari 1961 di Cipayung.
Konperensi Cipayung inilah yang mendeklarasikan BP4 Pusat bersifat nasional,
2
Ibid, hal. 95.
3
Direttorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Dep. Agama RI,Modul Pembinaan Keluarga Sakinah Untuk Pelatihan Pembina Kelompok Keluarga Sakinah,
Direktorat Jederal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggraan HajiJakarta, 2002. Hal. 43.
4
St. A.J. Cotto,BP4 Menyikapi Jaman. Majalah Perkawinan Keluarga, Jakarta, No.4222009
20
serta diberlakukan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BP4 yang bersifat nasional.
5
Mengingat Embrio BP4 ini sebetulnya sudah lahir saat Pertemuan Pengurus BP4 Tingkat I se-Jawa pada bulan Januari 1960, maka ditetapkanlah
sebagai hari lahir BP4 dengan penjabaran nama Badan Penasehatan Perkawinan, Perselisihan, dan Perceraian pada tanggal, 03 Januari 1960.
6
Untuk menunjang eksistensi BP4, maka pada bulan Oktober 1961 keluarlah Surat Keputusan Menteri Agama No.85 Tahun 1961 yang menetapkan
BP4 sebagai satu-satunya badan yang berusaha pada bidang penasehatan perkawinan dan pengurangan kasus perceraian.
7
Seiring perjalanan jaman serta berkembangnya ragam tantangan yang dihadapi BP4, maka pada tahun 1977 Menteri Agama menegaskan pengakuan
terhadap BP4 melalui Keputusan Menteri Agama No.30 Tahun 1977. Ada dua point penting dalam SK ini, yaitu BP4 sebagai satu-satunya badan penunjang
sebagian tugas Departemen Agama dalam bidangpemberian penasehatan perkawinan, perselisihan rumah tangga, dan perceraian dan menunjuk Diretur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam untuk melaksanakan pembinaan BP4.
8
5
Badan Musyawarah Penasehat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian BP4, Laporan Hasil Kerja, Badan Musyawarah Penasehat Perkawinan Perselisihan dan Perceraian BP4,
Jakarta,1997, hal. 10.
6
Ibid, hal. 11.
7
Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4, Panduan Rapat Kerja Daerah BP4 Prov. DKI. Jakarta Tahun 2008, Jakarta, Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan BP4, 2008 hal. 14.
8
Ibid, hal. 16
21
Pada Munas XIII tahun 2004 ada sedikit pergeseran pola pandang tentang BP4, hal ini terlihat penjabaran nama badan dari badan Penasehat Perkawinan,
Perselisihan dan Perceraian menjadi Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan.
9
Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BP4 adalah organisasi profesi, sebagai pengemban tugas dan mitra kerja Departemen Agama
dalam mewujudkan keluarga sakinah ditengah-tengah masyarakat berfungsi memperkecil angka perceraian salah satunya melaui bimbingan konseling bagi
keluarga yang bermasalah.
10
BP4 sebagai organisasi meningkatkan profesionalisme para petugasnya dan juga BP4 memiliki peran sangat diperlukan untuk menciptakan iklim yang
kondusif dalam menyemangati para keluarga agar semua anggotnya dapat menjalankan ajaran agama secara baik dan benar, sehingga nilai-nilai keimanan
dan ketaqwaan terhadap Allah S.W.T dapat terwujud dalam setiap keluarga.
11
Penasihatan perkawainan dapat diberikan oleh seseorang saja, akan tetapi akan lebih sempurna bila diberikan oleh suatu tim tim penasihat, yang terdiri
dari berbagai profesi, misalnya ahli agama, ahli hukum jiwa, pekerja social, dokter dan sebagainya. Masing-masing ahli ini akan memberikan nasihat sesuai
9
Ibid
10
Kantor Wilayah Departemen Agama Prov. DKI. Jakarta, Panduan Teknis Penasihatan Pelesatarian Perkawinan dan Keluarga, Jakarta, Sekretarian BP4 Prov. DKI. Jakarta, 2008, hal. 10.
11
Badan Pensehatan Pembinaan dan Perkawinan,Panduat Rapat Kerja Daerah, Jakarta, Hal. 22.
22
dengan bidang keahliannya, terutama dalam pemecahan suatu masalah yang dialami oleh klien orang yang diberi nasihat.
12
B. Visi Dan Misi Badan Penasehatan Pembinann dan Pelestarian Perkawinan