1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya agama Islam ini sudah sempurna dan sudah cukup sebagai pedoman hidup manusia di dunia. Sebab Allah SWT, telah menerangkan kepada
umat manusia kaidah-kaidah agama dan kesempurnaannya yang meliputi segala aspek kehidupan. Firman Allah SWT dalam Q.S Al Maidah 5: 3
5 3
Artinya : “Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama
mu” Q.S Al Maidah : 3
Ayat tersebut secara eksplisit menjelaskan bahwa agama Islam itu telah
sempurna dan tidak memerlukan tambahan secara pengurangan sedikitpun juga. Apapun bentuk atau alasannya dari tambahan-tambahan tersebut meskipun
disangka baik oleh sebagian manusia, atau dari siapa saja datangnya meskipun dianggap besar oleh sebagian manusia, adalah satu perkara yang sangat di benci
oleh Allah dan rasul-Nya, tetapi sangat dicintai oleh iblis dan bala tentaranya. Dan pelakunya secara tidak langsung telah membantah firman Allah di atas dan
telah menuduh Rasulullah SAW. Berkhianat dalam menyampaikan risalah.
1
1
Abdul Hakim, 25 Masalah Penting Dalam Islam, Jakarta, Yayasan al- Anshar, 1997, cet. Ke-1, jilid I.h. 60
2
Memperkuat statemen di atas, Rasulullah SAW, telah menerangkan dalam beberapa Hadits, di antaranya :
2
Artinya : Berkata Abu Dzar : Rasulullah SAW. Telah pergi meninggalkan kami wafat, dan tidak seekor burungpun yang terbang membalik-balikan
kedua sayapnya di udara melainkan beliau telah menerangkan ilmunya kepada kami. Abu Dzar berkata pula : Beliau telah bersabda:
”Tidak tinggal sesuatupun yang mendekatkan kamu ke surga dan menjauhkan kamu dari neraka melainkan sesungguhnya telah
dijelaskan kepada kamu.” HR. Thobrani. Selain menjelaskan tentang kesempurnaan agama Islam, Allah SWT juga
sangat menekankan kepada umat manusia untuk mengikuti jalan-Nya yang ada di dalam Al-
Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW, disertai ancaman bahwa sekiranya manusia tidak berpegang pada jalan-Nya maka manusia tersebut pastilah akan
menemui kesesatan dan akan mendapat perpecahan di kalangan mereka sendiri. Firman Allah SWT dalam Q.S An Nisa 4: 115
Artinya :
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang Telah dikuasainya itu, dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-
buruk tempat kembali ”. Q.S An Nisa 4: 115
2
Imam Thobrani, Mujam Al-Kabir, Beirut,Dar Al-kutub Al Islamiyah, juz 2 hal 155
3
Dalam ayat lain Allah berfirman dalam Q.S Al- An’am ayat 153
6 153
Artinya : “ Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalah jalanKu yang lurus,
Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalannya
”.Q.S Al-An’am 6: 153 Senada dengan firman Allah SWT di atas, Imam Ahmad dan jama
’ah meriwayatkan sebuah Hadits dari Ibnu Mas
’ud Ra yang menyatakan:
3
Artinya : Dari Abdullah bin Mas ’ud : Rasulullah SAW menggaris satu garis
lurus kemudian beliau bersabda : “ini adalah jalan Allah”. Kemudian
beliau mmembuat lagi garis-garis menyebelah ke kanan dan garis- garis menyebelah ke kiri, lalu beliau bersabda :
”Ini adalah jalan- jalan perpecahan, dan di dalam tiap-tiap jalan itu terdapat syaitan
yang mengajak kepadanya ”, kemudian beliau membaca ayat: ”
kemudian jika kamu sekalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah hal tersebut kepada Allah dan Rasul HR. Ahmad
dan Jama ’ah.
3
Ibid., 29-30
4
Dalam Al-Qur ’an Allah SWT, berfirman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. Q.S. An-Nisa4: 59
Kelengkapan syariat Islam juga mencakup aturan – aturan dalam masalah
pernikahan, dari bagimana mulai mencari calon pendamping hidup sampai mewujudkan pesta pernikahan. Sayangnya kaum muslimin di zaman sekarang
telah terpedaya oleh pesona dunia, sehingga mereka telah cenderung untuk meniru gaya barat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, dari cara meminang,
pergaulan sebelum menikah, sampai upacara yang banyak menghamburkan waktu, dana dan tenaga, malah ada sebagian kaum muslimin yang tidak
menginginkan untuk menikah karena tidak mampu membayar biaya pernikahan yang mencekik leher. Padahal Islam telah memberikan tuntunan kepada pemeluk-
pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan lengkap dengan tata cara dan aturan yang jauh dari sifat tabdzir pemborosan,memberatkan dan
penyimpangan-penyimpangan lainnya.
5
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, penulis ingin menemukan deskripsi yang shahih dan valid mengenai konsep Islam dalam mengatur tentang proses
dan tata cara pelaksanaan pernikahan yang sesuai dengan tuntunan yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya,
serta terhindar dari campur tangan dan budaya manusia.
Dalam mencermati permasalahan tersebut, penulis sengaja mengambil sudut pandang dari pendapat imam mazhab, karena pendapat jalan, cara, metode
ini sangat berhati-hati dan tegas dalam menentukan suatu hukum, terutama yang merujuk pada hadits
– hadits Rasulullah SAW. dan atsar sahabat. Ditambah lagi dalam menentukan dan menjabarkan suatu hukum, imam mazhab yang mulai
berkembang pesat di Indonesia ini sangat berpegang teguh kepada Al- qur’an dan
As-sunah sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi, dan sangat tegas dalam menentang s
egala macam bid’ah . Dan oleh karnanya itu, maka skripsi ini diberi judul : TATA CARA
KHITBAH DAN
WALIMAH PADA
MASYARAKAT BETAWI
KEMBANGAN UTARA JAKARTA BARAT MENURUT HUKUM ISLAM
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah