Pengukuran Nilai Produktivitas Primer Pengukuran Konsentrasi Klorofil a Pengukuran Faktor Fisik Kimia

2.5 Pengukuran Nilai Produktivitas Primer

Pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan metode botol terang dan gelap. Pada masing-masing kedalaman direndam satu botol terang dan satu botol gelap. Dilakukan ulangan pada masing-masing titik pengamatan sebanyak 2 kali, sehingga terdapat 2 botol gelap dan 2 botol terang pada masing-masing kedalaman. Untuk mendapatkan sampel air dari kedalaman 3 meter dan 6 meter digunakan lamnot. Sebelum botol direndam, DO awal dari setiap kedalaman diukur terlebih dahulu. Perendaman botol-botol ini dimulai pada pukul 10. 00 - pukul 17. 00 WIB. Selanjutnya botol-botol tersebut diambil, lalu diukur DO akhir dan dihitung nilai produktivitas primernya Pitoyo dan Wiryanto, 2001, hal: 189.

2.6 Pengukuran Konsentrasi Klorofil a

Sampel air untuk pengukuran konsentrasi klorofil a diambil dari setiap kedalaman sebanyak 1000 ml Fieux et al., 1996, hal: 19. Kemudian sampel air disaring menggunakan kertas saring 0,45 µ dan disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu minimal 2- 4 ºC. Kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam gelas fiber dan kemudian diekstraksi dengan 10 ml larutan aseton sambil dikocok sampai campuran tersebut berwarna hijau. Setelah didapatkan campuran berwarna hijau, kemudian diukur absorban klorofil a dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 664 nm, 647 nm, 630 nm. Bagan kerja terlampir Lampiran G.

2.7 Pengukuran Faktor Fisik Kimia

Faktor fisik-kimia yang diukur adalah temperatur, penetrasi cahaya, intensitas cahaya, Power of Hydrogen pH, Dissolved Oxygen DO, kejenuhan oksigen, Biochemical Oxygen Demand BOD, kandungan fosfat dan nitrat. Universitas Sumatera Utara a. Temperatur C Pengukuran temperatur baik di permukaan maupun pada kedalaman 3 meter dan 6 meter dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa. Untuk pengukuran temperatur air pada kedalaman 3 meter dan 6 meter, digunakan lamnot untuk mengambil sampel air. Sampel air yang didapat segera diukur temperaturnya McPhaden dan Hayes, 1991, hal: 96. b. Penetrasi Cahaya m Diukur dengan menggunakan keping secchi. Keping secchi dibenamkan ke dalam air hingga tidak terlihat dari permukaan, kemudian diukur panjang talinya Kusnawidjaya, 1983, hal: 87. c. Intensitas Cahaya Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan Lux meter. Nilai yang tertera pada alat tersebut adalah nilai dari intensitas cahaya yang masuk ke badan perairan Prezelein, 1982, hal: 43. d. pH Derajat keasaman diukur dengan menggunakan pH meter, yaitu dengan memasukkan pH meter ke dalam sampel air yang didapat dari tiap kedalaman hingga angka yang ditampilkan pada alat konstan Nontji, 1974, hal: 16. e. Dissolved Oxygen DO Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air diambil dari badan perairan kemudian diukur nilai oksigen terlarutnya. Bagan kerja terlampir Lampiran B. Universitas Sumatera Utara f. Kejenuhan Oksigen Kejenuhan oksigen dihitung dengan menggunakan rumus tingkat kejenuhan oksigen. Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran konsentrasi oksigen dan temperatur air pada setiap kedalaman Sapulete dan Birowo,1990,hal: 200. g. Biological Oxigen Demand BOD Pengukuran BOD juga dilakukan dengan metode Winkler. Namun, sampel air dari setiap kedalaman terlebih dahulu diinkubasi pada temperatur 20 C selama lima hari Barus, 2004, hal:66. Kemudian diukur nilai oksigen yang terlarut dengan metode Winkler. Nilai tersebut dianggap sebagai nilai DO akhir. Kadar BOD akan diketahui setelah mengurangkan DO awal dengan DO akhir. Bagan kerja terlampir Lampiran D. h. Kadar Nitrat dan Fosfat Pengukuran nitrat dan fosfat diukur dengan alat spektrofotometer, bagan kerja terlampir Lampiran E dan F. Tabel 2.7.1 Alat dan Satuan yang dipergunakan dalam pengukuran faktor dan fisik kimia perairan No Parameter Fisik dan Kimia Satuan Alat Tempat Pengukuran 1. Temperatur Air C Termometer Air Raksa In-Situ 2. Penetrasi Cahaya m Keping Secchi In-Situ 3. Intensitas Cahaya Candella Lux meter In-Situ 4. pH Derajat Keasaman - pH meter In-Situ 5. DO Oksigen Terlarut mgl Metode Winkler In-Situ 6. Kejenuhan Oksigen - In-Situ 7. BOD 5 mgl Metode Winkler Laboratorium 8. Nitrat mgl Spektrofotometer Laboratorium 9. Fosfat mgl Spektrofotometer Laboratorium Universitas Sumatera Utara

2.8 Analisis Data