2.8 Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menghitung tingkat kejenuhan oksigen, nilai produktivitas primer fitoplankton, kandungan klorofil a fitoplankton, kelimpahan
fitoplankton, uji f dan analisis korelasi.
a. Kejenuhan Oksigen
Harga kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
[ ]
[ ]
100
2 2
× =
t O
u O
Kejenuhan
O
2
[u] = nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl O
2
[t] = nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel sesuai dengan besarnya temperatur
Barus, 2004, hal: 59 b.
Produktivitas Primer Cara yang umum dipakai dalam mengukur produktivitas primer suatu perairan
adalah dengan menggunakan botol gelap dan botol terang. Botol terang dipakai untuk mengukur laju fotosintesa yang disebut juga sebagai produktivitas primer kotor = jumlah
total sintesis bahan organik yang dihasilkan dengan adanya cahaya, sementara botol gelap digunakan untuk mengukur laju respirasi. Produktivitas primer dapat diukur sebagai
produktivitas kotor dan atau produktivitas bersih. Hubungan di antara keduanya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Produktivitas bersih P
N
= Produktivitas kotor P
G
- Respirasi R R =
[O
2
]
awal
- [O
2
]
akhir
pada botol gelap Pg=
[O
2
]
akhir
pada botol terang - [O
2
]
akhir
pada botol gelap Untuk mengubah nilai mgl oksigen menjadi mg Cm
3
, maka nilai dalam mgl dikalikan dengan faktor 375,36. Hal ini akan menghasilkan mg Cm
3
untuk jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
pengukuran. Untuk mendapatkan nilai produktivitas dalam satuan hari, maka nilai per jam harus dikalikan dengan 12 mengingat cahaya matahari hanya diperoleh selama 12
jam per hari Barus, 2004, hal: 112-113.
c. Konsentrasi Klorofil a
Perhitungan Kandungan Klorofil dihitung dengan metode yang digunakan oleh Seameo Biotrop et al., 2002, hal:1 sebagai berikut:
Konsentrasi Klorofil-a = 11,58 OD664-1,54 OD647-0.08OD 630 Ca-mgl Konsentrasi Klorofil-a mgm
3
=
3
, ,
m el
Volumesamp L
rak Volumeekst
Ca ×
Keterangan: 11,58 = koefisien absorbsi
1,54 = koefisien absorpsi
0,08 = koefisien absorbsi
d. Kelimpahan Fitoplankton
Jumlah fitoplankton yang ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat Haemocytometer dan menggunakan rumus modifikasi menurut
Isnansetyo dan Kurniastuty 1995, yaitu: W
l v
V p
P L
T N
× ×
× =
Keterangan: N= jumlah plankton per liter
T = luas penampang permukaan Haemocytometer mm
2
L = luas satu lapang pandang mm
2
P = jumlah plankter yang dicacah p = jumlah lapang yang diamati
W= volume air media yang disaring dengan plankton net V = volume konsentrasi plankton ml
v = volume konsentrat di bawah gelas penutup ml
Universitas Sumatera Utara
Karena sebagian besar dari unsur-unsur rumus ini telah diketahui pada Haemocytometer, yaitu T = 196 mm
2
dan v = 0,0196 ml 19,6 mm
3
dan luas penampang pada Haemocytometer sama dengan hasil kali antara luas lapang pandang L dengan
jumlah lapang yang diamati, sehingga rumusnya menjadi : l
ind W
PV N
0196 ,
× =
Isnansetyo dan Kurniatuty, 1995
e. Uji f dan Analisa Korelasi
Uji f digunakan untuk membandingkan nilai produktivitas primer fitoplankton berdasarkan perbedaan lokasi pengamatan dan kedalaman, sedangkan analisis korelasi
Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver. 16.00 digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkolerasi terhadap nilai produktivitas primer
fitoplankton Hartono, 2004, hal: 68, 207.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Produktivitas Primer dan Kelimpahan Fitoplankton