Jenis-Jenis Batuan Identifikasi Jenis-Jenis Batuan Di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Penelitian pada Ekspedisi Negara Kesatuan Republik Indonesia Koridor Sulawesi 2013)

atas antara proses metamorfosa dan pelelehan batuan belum ditemukan hingga saat ini. Sekali batuan mulai mencair, maka proses perubahan merupakan proses pembentukan batuan beku. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal batuan beku, sedimen, metamorf yang mengalami perubahan temperature T, tekanan P, atau Temperatur T dan Tekanan P secara bersamaan yang berakibat pada pembentukan mineral-mineral baru dan tekstur batuan yang baru. 8 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku atau batuan metamorf yang mengalami perubahan tekanan dan temperatur pada saat batuan itu terbentuk sampai berubah menjadi batuan metamorf.

d. Pengertian Mineral

Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi disusun oleh zat padat yang sehari-hari kita sebut batuan. Sedangkan batuan meliputi segala macam materi yang menyusun kerak bumi, baik padat maupun lepas seperti pasir dan debu. Umumnya batuan merupakan ramuan beberapa jenis mineral. Dan mineral adalah suatu zat fasa padat dari unsur kimia atau persenyawaan kimia yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dalam suatu penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal. 9 Adapun dari sumber lain, 10 “Mineral didefinisikan sebagai bahanzat anorganik padat yang homogen, terbentuk di alam dan mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu ”. Beberapa contoh mineral dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Contoh Mineral Komposisi Kimia Sistem Kristal Nama Mineral Ca Co 3 Rombohedral Kalsit PbS Isometrik Galena 8 Ibid, h. 87 9 Setia, Doddy Graha, Batuan dan Mineral. Bandung: Nova, 1987, h. 145. 10 Geological Handbook “Dasar-Dasar Geologi” http:wingmanarrows.wordpress.com di akses pada tanggal 15 April 2014 Fe 2 O 3 Rombohedral Hematit Fe 2 O 4 Isometrik Magnetit NaCl Isometrik Halit CaSO 4 Ortorombik Anhidrit CaSO 4 . 2H 2 O Monoklin Gipsum C Isometrik Intan C Heksagonal Grafit FeS 2 Isometrik Pyrit FeS Heksagonal Pyrotit Ada bahan lain yang tidak dapat disebut sebagai mineral, misalnya: SiO 2 opal, karena amorf, C batubara, karena merupakan bahan organik, H 2 O air, karena bukan benda padat. Mineral dapat merupakan bahan berhargabahan tambang seperti: Cu 5 FeS 4 bornit, merupakan bijih tembaga, CuFeS 4 kalkopirit, merupakan bijih tembaga, Fe 2 O 3 hematit, merupakan bijih besi, Fe 3 O 4 magnetit, merupakan bijih besi, dan lain-lain. Atau dapat merupakan gangue pengotor bahan tambang dibuang, misalnya : SiO 2 kuarsa, pada tambang timah, FeS 2 pirit, pada tambang tembaga, emas, Na-Ca Si 3 O 8 felspar, pada tambang timah primer, dan lain-lain.

e. Tahap Eksplorasi

Dalam Standar Nasional Indonesia: Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Mineral Tahap eksplorasi Exploration Stages adalah urutan penyelidikan geologi yang umumnya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagai berikut : Survai tinjau, Prospeksi, Eksplorasi Umum dan Eksplorasi Rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan mineralization, menentukan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas dari pada suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisakajian kemungkinan dilakukannya investasi. Survai Tinjau Reconnaissance adalah tahap eksplorasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional, di antaranya pemetaan geologi regional, pemotretan udara dan metoda tidak langsung lainnya, dan inspeksi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulannya berdasarkan ekstrapolasi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomali atau mineralisasi yang prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Perkiraan kuantitas sebaiknya hanya dilakukan apabila datanya cukup tersedia atau ada kemiripan dengan endapan lain yang mempunyai kondisi geologi yang sama. Prospeksi Prospecting adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang potensial. Metoda yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan, dan metoda yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika. Paritan yang terbatas, pemboran dan pencontohan mungkin juga dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi suatu endapan mineral yang akan menjadi target eksplorasi selanjutnya. Estimasi kuantitas dihitung berdasarkan interpretasi data geologi, geokimia dan geofisika. Eksplorasi Umum General Exploration adalah tahap eksplorasi yang merupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi. Metoda yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar, membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan. Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metoda penyeledikan tak langsung. Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran, perkiraan awal mengenai ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya. Tingkat ketelitian sebaiknya dapat digunakan untuk menentukan apakah studi kelayakan tambang dan eksplorasi rinci diperlukan. Eksplorasi Rinci Detailed Exploration adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencontohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Jarak pencontohan sedemikian rapat sehingga ukuran, bentuk, sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Uji pengolahan dari pencontohan ruah bulk sampling mungkin di perlukan. Laporan Eksplorasi Exploration Report adalah dokumentasi mutakhir dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitas endapan mineral. Laporan tersebut memberikan status mutakhir mengenai sumber daya mineral yang dapat digunakan untuk menentukan tahap eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang. 11 Macam-Macam Bahan Galian Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan Galian meyatakan sebagai berikut: A. Golongan A bahan galian strategis: 1. minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam. 2. bitumen padat, aspal. 3. antrasit, batubara, batubara muda. 4. uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya. 5. nikel, kobalt. 6. timah B. Golongan B bahan galian vital. 1. besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan. 2. bauksit, tembaga, timbal, seng. 3. emas, platina, perak, air raksa, intan. 4. arsin, antimon, bismut. 11 Standar Nasional Indonesia: Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Mineral https:www.academia.edu6407945STANDAR_NASIONAL_INDONESIA_Klasifikasi_Sumbe rdaya_Mineral_dan_Cadangan , di akses pada tanggal 13 September 2014 5. yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya. 6. berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa. 7. kriolit, fluorpar, barit. 8. yodium, brom, khlor, belerang. C. Golongan C bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan B. 1. nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu halite. 2. asbes, talk, mika, grafit, magnesit. 3. yarosit, leusit, tawas alum, oker. 4. batu permata, batu setengah permata. 5. pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit. 6. batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap fullers earth. 7. marmer, batu tulis. 8. batu kapur, dolomit, kalsit. 9. granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. 12

f. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kajian beberapa penelitian yang telah dilakukan para penulis sebelumnya yang sama-sama fokus permasalahan yang berkaitan dengan Identifikasi Sumberdaya Mineral sebagai berikut: 1. Muhammad Nafi’an dalam Identififikasi Mineral Bijih Besi Blok Utara dan Menggunakan Metode Induced Polarization Ip di Daerah Oku Selatan Sumatera Selatan. Memberikan kesimpulan bahwa salah satu metode geolistrik yang paling efektif untuk menentukan keberadaan kandungan mineral bijih besi yaitu dengan 12 Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1980 Tentang Penggolongan Bahan Galian menggunakan metode Induced Polarization IP. Metode IP adalah proses polarisasi listrik yang terjadi pada permukaan logam serta untuk mengetahui pola penyebarannya secara horizontal dan vertical berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan konfigurasi wenner, hasil pengolahan data dan pemodelan 2D dengan menggunakan software Res2Dinv menggambarkan distribusi nilai chargebilitas dan nilai resistivitas, sehingga memudahkan dalam interpretasi data, khususnya untuk mengidentifikasi kandungan bijih besi di daerah Pulau Beringin. Untuk dapat diketahui teridentifikasi akan adanya mineral bijih besi dan nilai chargebilitasnya lebih tinggi dibandingkan nilai resistivitasnya, dari 8 delapan jalur blok utara penelitian hanya satu yang terdapat indikasi akan keberadaan mineral bijih besi yaitu pada titik K.17 tapi tidak signikan karena tidak didukung dengan nilai chargebilitas yang tinggi dan nilai resistivitas yang rendah pada jalur lain.

g. Kerangka Berfikir

Identifikasi jenis-jenis batuan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu cara mengetahui keterdapatan potensi jenis- jenis batuan tersebut dari lokasi dan persebarannya sehingga dapat menginventariskan potensi jenis-jenis batuan yang ada di daerah tersebut, menjadi modal untuk pembangunan daerah tersebut dengan ketersediaan sumber daya mineral dalam batuan tersebut. Dalam kerangka berfikir ini identifikasi jenis-jenis batuan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu cara untuk menginventariskan potensi jenis- jenis batuan yang ada di daerah tersebut. Alur Penelitian Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 Sub Korwil VIMamuju Tim Peneliti Geologi Penentuan Rencana Kegiatan Geologi Pengambilan Data Lapangan • library research • field research • wawancara • observation • dokumentasi Data Hasil Lapangan Pengolahan Data •pengumpulan data •reduksi data •penyajian data •penarikan kesimpulan Interpretasi Hasil 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat pada kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013, mulai dari Maret – Juni 2013. Kabupaten Mamuju terletak pada koordinat antara 0 53’ 10’ sampai 2 54’ 52’ Lintang Selatan dan 118 54’ 47’ sampai 120 05’ 35’ Bujur Timur. 1 Gambar 3.1. Lokasi Penelitian Adapun penelitian sampai penulisan skripsi dilakukan pada Tahun 2013 sampai 2014. Seperti pada Tabel 3.1. 1 Kabupaten Mamuju http:tomandar.mywapblog.comkabupaten-mamuju.xhtml di akses pada tanggal 5 April 2014 Tabel 3.1 Waktu Penelitian

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Palu Geologi 2. Kompas Geologi. 3. Komparator 4. Pita ukur 5. Kamera digital 6. Laptop 7. Buku catatan 8. Pulpen 9. Pensil 10. Penggaris 11. Global Potition System GPS 12. Loop 13. Magnet No. Keg iatan Bulan 2013 sd 2014 F eb ru ar i M ar et A p ri l M ei Ju n i Ju li A g u st u s S ep te m b er N o v emb er D esem b er Jan u ar i F eb ru ar i M ar et A p ri l M ei 1 Penyusun Rencana Penelitian 2 Penelitian 3 Proposal Penelitian 4 Seminar Proposal 5 Penulisan Skripsi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. HCL 2. Peta Provinsi Sulawesi Barat

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan survey. Pendekatan survey adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. 2 Van Dalen mengatakan bahwa “survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan status, fenomena gejala dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan ”. Survey dapat dilakukan secara pribadi ataupun kelompok 3 . D. Objek Penelitian Menurut Arikunto 4 mengemukakan pengertian objek penelitian sebagai berikut: “Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian ”. Objek penelitian disini adalah batuan dan kandungan mineralnya di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. 2 Metode Penelitian Survei http:elfiraismy.wordpress.com20091109metode- penelitian-survei di akses pada tanggal 10 April 2013 3 Metode Penelitian Survey http:id.scribd.comdoc85350577Metode-Penelitian-Survey di akses pada tanggal 9 September 2014 4 Arikunto 2001:29.

E. Jenis dan Sumber Data

Penulisan melakukan berbagai jenis dan pengumpulan data yang bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada Ir. Nurdin Ashat, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Geologi Pertambangan Yayasan Punggawa Malolo Mamuju di Kabupaten Mamuju dan beliaupun merupakan salah satu ahli geologi dari Mamuju merupakan Alumni jurusan Geologi Universitas Hasanuddin Makassar, mengenai jenis-jenis batuan dengan kandungan mineral di Kabupaten Mamuju. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari kajian pustaka dan sebagai pendukung dari data primer seperti artikel, koran, majalah, sebagai sumber tertulis lainnya yang dibahas dalam penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Library Research studi kepustakaan, digunakan untuk melihat dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur dan bahan referensi lainnya sebagai sumber untuk menguraikan landasan teoritis dari skripsi ini. 2. Field Research studi lapangan, digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data dari lapangan. Yang dalam pelaksanaannya digunakan3 tiga instrumen penelitian, yaitu: