Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa batuan sedimen terbentuk dari proses pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain dengan
udara dan air adalah agen utama pengangkut partikel batuan sedimen.
Ciri-Ciri Batuan Sedimen
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah
dilapangan dengan adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh 1 perbedaan besar butir, seperti misalnya
antara batupasir dan batulempung; 2 Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang
berwarna abu-abu kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau
struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan
yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik. Kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan sedimen, mengingat
fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
7
3. Batuan Metamorf
Dalam buku Djauhari Noor, Pengantar Geologi, k ata “metamorfosa”
berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metamorphism” dimana “meta” yang artinya “berubah” dan “morph” yang artinya “bentuk”. Dengan demikian
pengertian
“metamorfosa” dalam geologi adalah merujuk pada perubahan
dari kelompok mineral dan tekstur batuan yang terjadi dalam suatu batuan yang mengalami tekanan dan temperatur yang berbeda dengan tekanan dan
temperatur saat batuan tersebut pertama kalinya terbentuk. Sebagai catatan
bahwa istilah “diagenesa” juga mengandung arti perubahan yang terjadi
pada batuan sedimen. Hanya saja proses diagenesa terjadi pada temperatur dibawah 200° C dan tekanan dibawah 300 MPa MPa = Mega Pascal atau
setara dengan tekanan sebesar 3000
atmosfir, sedangkan “metamorofsa”
terjadi pada temperatur dan tekanan diatas “diagenesa”. Batuan yang dapat mengalami tekanan dan temperatur diatas 300 Mpa dan 200° C umumnya
berada pada kedalaman tertentu dan biasanya berasosiasi dengan proses
tektonik, terutama di daerah tumbukan lempeng atau zona subduksi. Batas
7
Ibid, h. 80.
atas antara proses metamorfosa dan pelelehan batuan belum ditemukan hingga saat ini. Sekali batuan mulai mencair, maka proses perubahan
merupakan proses pembentukan batuan beku. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan asal batuan beku, sedimen, metamorf
yang mengalami perubahan temperature T, tekanan P, atau Temperatur
T dan Tekanan P secara bersamaan yang berakibat pada pembentukan mineral-mineral baru dan tekstur batuan yang baru.
8
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari batuan beku atau batuan metamorf yang
mengalami perubahan tekanan dan temperatur pada saat batuan itu terbentuk sampai berubah menjadi batuan metamorf.
d. Pengertian Mineral
Kulit bumi bagian terluar atau kerak bumi disusun oleh zat padat yang sehari-hari kita sebut batuan. Sedangkan batuan meliputi
segala macam materi yang menyusun kerak bumi, baik padat maupun lepas seperti pasir dan debu. Umumnya batuan
merupakan ramuan beberapa jenis mineral. Dan mineral adalah suatu zat fasa padat dari unsur kimia atau persenyawaan
kimia yang dibentuk oleh proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dalam suatu penempatan
atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal.
9
Adapun dari sumber lain,
10
“Mineral didefinisikan sebagai bahanzat anorganik padat yang homogen, terbentuk di alam dan
mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu ”. Beberapa
contoh mineral dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Contoh Mineral
Komposisi Kimia Sistem Kristal
Nama Mineral Ca Co
3
Rombohedral Kalsit
PbS Isometrik
Galena
8
Ibid, h. 87
9
Setia, Doddy Graha, Batuan dan Mineral. Bandung: Nova, 1987, h. 145.
10
Geological Handbook “Dasar-Dasar Geologi” http:wingmanarrows.wordpress.com
di akses pada tanggal 15 April 2014