36 yang ditempuh tangki dari kilang Dumai hingga SPBU di Rantau Parapat
mencapai 360 hingga 385 kilometer, dengan jarak tempuh rata-rata 6 hingga 9 jam jika kecepatan rata-rata 40 hingga 60 kmjam. Pada Tabel 6.1. diuraikan lokasi
dan sumber suplai BBM Pertamina UPMS I. Tabel 6.1. Lokasi dan Sumber Suplai BBM Pertamina UPMS I
Lokasi Reguler
Alternatif Emergency
1 IMG
ImportDumai Tj. UbanP. Sambu Kisaran, Siantar, L.
Seumawe, Balongan 2
P. Siantar IMG
Kisaran Sibolga KisaranSibolga
3 Kisaran
IMG Dumai P.Siantar
DumaiP.Siantar 4
Sibolga Tl. Kabung
Tj. Uban P. Siantar
5 G. Sitoli
Tl. Kabung Tj. Uban
Deviasi Tanker 6
Kr. Raya Tj. Uban
Tl. Kabung Dumai L. Seumawe
7 L.Seumawe
Tj. Uban Dumai
IMG 8
Meulaboh Tl. Kabung
Tj. UbanDumai Kr. Raya
9 Sabang
Tj. Uban Dumai Tl. Kabung
Deviasi Tanker 10 Simeulue
Tl. Kabung DumaiTj. Uban
Deviasi Tanker 11 Tl. Kabung
Import Cilacap Dumai SibolgaSei Siak
12 Sei. Siak DumaiSei.
Pakning Tj. UbanP. Sambu
Tl. Kabung 13 Tembilahan
Tj. Uban P.Sambu
Dumai 14 Dumai
Kilang Dumai Kisaran Sei. Siak KisaranSei. Siak
15 T. Uban Dumai
Balongan Import
Deviasi Tanker 16 P. Sambu
Dumai Balongan
Import Deviasi Tanker
17 Kabil Tj. Uban
DumaiSei PakningP.
SambuPlaju Deviasi Tanker
18 Kijang Tj. Uban
DumaiSei PakningP.
SambuPlaju Deviasi Tanker
19 Natuna Tj. Uban
DumaiP. SambuPlaju Deviasi Tanker
Sumber : Pertamina UPMS-1, 2011
6.2. Sistem Transportasi BBM
Transportasi yang tidak terkoordinasi akan mempengaruhi tingkat persediaan di tempat penimbunan, dan penimbunan dengan kapasitas muat yang
Universitas Sumatera Utara
37 terbatas mempengaruhi proses penyaluran. Karena jumlah bahan bakar minyak
premium dan solar yang harus diangkut harus diimbangi dengan bahan bakar minyak premium dan solar yang keluar dari tempat penimbunan untuk disalurkan
kepada konsumen. Transportasi sering dipengaruhi oleh keadaan alam terutama jika suplai
yang dikirim melalui lautan, dimana alat-alat transportasi memerlukan pemeliharaan rutin untuk dapat mempertahankan kualitas distribusi. Peranan
transportir perusahaan pengangkutan sangat berpengaruh pada pendsitribusian BBM dari depot sampai kepada SPBU.
Depot sebagai titik sentral pembenahan tahap awal ini akhirnya menjadi garapan bersama lintas fungsi di Pertamina. Depot adalah salah satu sarana dan
fasilitas Pertamina
di sisi
pemasaran dan
niaga Pertamina.
Di depot itu ada penerimaan, penimbunan, dan penyaluran. Dan di penimbunan terdapat peralatan seperti turbin, pompa, meter arus. Di penyaluran ada tangki,
dan pada penyalurannya digunakan pipa atau mobil tangki. Salah satu hal yang penting ditangani dalam pendistribusi BBM adalah masalah transportation loss.
Alasannya, pemasaran
tidak sebagai
pembuat produk
tetapi hanya
mendistribusikan. Oleh karenanya, gain yang bisa diperoleh fungsi pemasaran dan niaga adalah bagaimana mengelola losses. Di pemasaran, produk yang dipasarkan
bisa hilang losses , menguap, maka itu yang harus ditekan. Belum lagi menyangkut citra. Jadi, hal-hal itulah yang harus dibenahi Pertamina.
Keandalan sarana dan fasilitas adalah sisi yang paling sering dipermasalahkan. Keandalan sarana dan fasilitas, merupakan key factor
dimilikinya daya saing di sisi infrastruktur. Pemeliharaan merupakan bagian dari
Universitas Sumatera Utara
38 bisnis. Keandalan sarana dan fasilitas itu bagian terpenting dari strategi bisnis.
Keandalan itu penting, karena kesiapan transportir seperti apa terletak di situ. Jasa perusahaan pengangkutan BBM diperlukan untuk menghemat biaya dan
waktu penyaluran BBM itu sendiri. Dengan semakin meningkatnya permintaan BBM dan semakin luasnya daerah pemasaran, ditambah lagi dengan kemajuan
industri, Pertamina tidak mampu lagi memasarkan BBM sendiri. Jenis armada tangki yang digunakan hanya bisa mengangkut satu jenis
BBM. Jika SPBU melakukan pemesanan 2 dua jenis BBM maka, harus menggunakan 2 dua tangki. Jika ada 10 sepuluh SPBU yang melakukan
pemesanan BBM Bensi dan Solar dalam waktu yang sama, maka diperlukan 20 tangki menuju SPBU. Kondisi ini tentunya membuat ketersediaan tangki menjadi
sedikit. Perlu dilakukan kajian agar tangki pengangkut BBM dapat mengangkut minimal 2 dua jenis BBM dengan cara membagi kompartemen dalam tangki.
6.3. PT Sekawan Jaya Wisesa sebagai Transportir