38 c. Pengkodean Coding
Pada tahap ini dilakukan pengkodean terhadap rancangan- rancangan yang telah didefinisikan. Penjelasan untuk tahap ini dapat
dilihat pada bab IV dengan sub bab Pengembangan Sistem. d. Uji Coba Testing
Pengujian yang akan dilakukan pada tahap ini menggunakan metode pengujian black box. Pengujian yang diarahkan untuk
menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang
dibutuhkan. Penjelasan untuk tahap ini dapat dilihat pada bab IV dengan sub bab Pengembangan Sistem.
e. Pemeliharaan Tahap penggunaan merupakan tahapan untuk menggunakan
sistem yang telah dirancang dan selama sistem tersebut digunakan, sistem tersebut harus dipelihara dengan baik. Pada tahap ini penulis
tidak merinci atau membahas pemeliharaannya karena keterbatasan penulis pada lembaga tersebut.
3.3 Alasan Menggunakan Waterfall
Berikut ini adalah beberapa alasan penulis menggunakan Waterfall dalam pengembangan sistem manajemen data iklim dengan pemodelan
object relational berbasis web adalah pengembangan sistem ini selain sederhana dan mudah diterapkan, juga memiliki kelebihan yaitu tahap-
39 tahapnya yang sangat terstruktur, lebih disiplin dan berkembang secara
linear dan sistematis, lebih berhati sehingga meminimalisir resiko kegagalan.
3.4 Alasan Menggunakan Pemodelan Objek Relasional
Berikut ini adalah beberapa alasan penulis menggunakan pemodelan object relational adalah:
1. Mereduksi beban jaringan, query yang menerapkan metode-metode untuk men-scan data dapat dieksekusi seluruhnya di server, tanpa
perlu mengirim sejumlah besar data ke client lebih dulu. 2. Kinerja aplikasi dan query. Metode yang mengolah himpunan data
besar dapat meningkatkan kinerja secara signifikan. 3. Perawatan perangkat lunak. Data dan metoda-metoda yang
disimpan bersama pada server dapat menyederhanakan tugas perawatan perangkat lunak.
4. Manajemen data dan transaksi terpadu. Semua integritas transaksi, konkurensi, backup dan pemulihan ditangani di database engine.
3.5 Bahan dan Peralatan
a. Perangkat Keras Perangkat keras yang dibutuhkan Sistem Manajemen Data Iklim agar
dapat dijalankan adalah sebagai berikut :
40 1. Sebuah komputer untuk Bagian SA, PMD, Manajemen, dan Tamu
dengan spesifikasi minimum komputer yang dibutuhkan adalah : a. Processor dengan kecepatan 133 MHz
b. RAM 32 MB c.
Monitor Super VGA minimum 15” d. Harddisk 1 GB
e. Keyboard f. Mouse
g. Modem 2. Sebuah komputer yang digunakan Administrator sebagai server
aplikasi Sistem Manajemen Data Iklim. Spesifikasi minimum komputer yang disarankan adalah :
a. Processor dengan kecepatan 1 GHz b. RAM 512 MB
c. Monitor Super VGA minimum 15”
d. Harddisk 20 GB e. Keyboard
f. Mouse g. Modem
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum BBMKG Wilayah II Ciputat
4.1.1 Sejarah Organisasi BMG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan
secara perorangan oleh Dr. Onnen, kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin
diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia
Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium
Magnetik dan Meteorologi yang dipimpin oleh Dr. Bersgma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74
stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pada masa
pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi
yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesisa khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.