PENUTUP DESKRIPSI LOKSI PENELITAN

BAB VI PENUTUP

V.I. Kesimpulan ………………………………………… 132 V.2. Saran ………………………………………………. 133 DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 1 34 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam pencapaian kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik maka akan terbentuk manusia dengan sumber daya yang baik pula. Pendidikan juga mempunyai peran penting dalam pembangunan personal dan sosial, mempengaruhi perubahan individu dan sosial, dan dalam mencapai perdamaian, kebebasan dan keadilan. Menurut penelitian UNESCO, pendidikan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan.Kemajuan pendidikan ini tentu tidak terlepas dari perhatian dan kebijakan pemerintah.Selain, perhatian dari pemerintah, peran guru atau tenaga pengajar juga sangat berpengaruh besar dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Tenaga pengajar yang sering disebut dengan ‘guru’ merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan di Indonesia.Oleh sebab itu, diperlukan guru yang memiliki kemampuan yang maksimal untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan diharapkan secara berkesinambungan mereka dapat meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Menyadari kondisi di atas, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, antara lain dengan disahkannya undang-undang guru dan dosen yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah RPP tentang guru dan dosen, yang Sesuai dengan dengan tujuan pendidikan yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang terkait Pendidikan Nasional, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa, tetapi juga bertujuan untuk membentuk watak dan kepribadian peserta didik. Oleh sebab itu, maka tugas dan tanggung jawab seorang guru menjadi lebih besar. Untuk dapat membentuk siswa yang berkepribadian dan bermoral baik, maka dapat dipastikan bahwa juga tentu diperlukan sosok guru yang mempunyai karakter, kepribadian dan juga moral yang baik atau dengan kata lain diperlukan sosok guru yang professional. 1 Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Bandung : Citra Umbara,hal 7 kesemuanya itu dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Dalam kerangka ini pula, pemerintah mengembangkan berbagai strategis sebagai berikut : 1. Penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi akademik, kompetensi, dan pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikat pendidik. 2. Pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga professional sesuai dengan prinsip profesionalitas. 3. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan dan pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi maupun sertifikasi yang dilakukan secara merata, obyektif, transparan dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan. 4. Penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian professional 5. Peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas professional. 6. Pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan pemerintah daerah. 7. Penguatan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik professional, dan 8. Peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru. Profesionalisasi guru telah banyak dilakukan, namun pelaksanaannya masih dihadapkan pada berbagai kendala, baik di lingkungan depdiknas, maupun di lembaga pencetak guru.Kendala yang melekat di Depdiknas misalnya, adanya gejala kekurangseriusan dalam menangani masalah guru. Gejala tersebut antara lain adanya ketidaksinambungan antara berbagai program peningkatan kualitas guru yang ditangani oleh berbagai direktorat di lingkungan depdiknas; serta tidak adanya fokus dalam peningkatan kualitas guru, sehingga terkesan berputar-putar di tempat. Selain masalah tersebut hal lain yang menyebabkan kurangnya profesionalisme guru adalah adanya anggapan bahwa profesi guru merupakan profesi yang sangat mudah diperoleh oleh sebagian masyarakat. Hal ini tentu menyebabkan kurangnya minat dan pendidikan khusus bagi masyarakat yang ingin menjadi guru. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Adanya pandangan oleh sebagian besar masyarakat bahwa siapa saja pun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan. 2. Kekurangan guru di daerah terpencil memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru. 3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu, perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya semakin merosot. 2 Untuk memperkaya SDM berkualitas yang mampu bersanding bahkan bersaing dengan negara maju, diperlukan guru dan tenaga kependidikan yang professional yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan tersebut perlu dibina, dikembangkan,dan diberikan penghargaan, yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi, dan tugas yang diembannya. Hal ini penting, terutama jika dikaitkan dengan berbagai kajian dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan keberhasilan pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, serta membentuk kompetensi peserta didik. Berbagai kajian dan hasil penelitian tersebut antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut : .

1. Murphy 1992, menyatakan bahwa keberhasilan pembaharuan sekolah

sangat ditentukan oleh gurunya, karena guru adalah pimpinan 2 Abas, Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru, Tarbiyah News Edisi I,TahunI November 2008, hal 36. pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif pembelajaran. Karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan diri secara mandiri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala sekolah dan supervisor.

2. Brand, dalam Educational Leadership 1993 menyatakan bahwa “hampir

semua usaha reformasi pendidikan seperti pembahruan kurikulum dan penerapan metode pembelajaran,semuanya bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategis pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

3. Cheng dan Wong, 1996 berdasarkan hasil penelitiannya di Zhejiang,

Cina, melaporkan empat karakteristik sekolah dasar yang unggul berprestasi yaitu : 1 adanya dukungan pendidikan yang konsisten dari masyarakat, 2 tingginya derajat profesionalisme di kalangan guru, 3 adanya tradisi jaminan kualitas quality assurance dari sekolah, dan 4 adanya harapan yang tinggi dari ssiwa untuk berprestasi.

4. Supriadi 1998: 178, mengungkapkan bahwa mutu pendidikan yang

dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh guru, yaitu 34 pada negara sedang berkembang dan 36 pada negara industry.

5. Jalal dan Mustafa 2001, menyimpulkan bahwa komponen guru sangat

mempengaruhi kualitas pengajaran melalui 1 penyediaan waktu yang lebih banyak pada peserta didik, 2 interaksi dengan peserta didik yang lebih intensif sering 3 tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru. Sehubungan dengan hasil-hasil penelitian tersebut, setidaknya terdapat tujuh indikator yang menunjukkan lemahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar teaching, yaitu : a rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, b kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, c rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kela classroom action research, d rendahnya motivasi berprestasi, e kurangnya disiplin, f rendahnya komitmen profesi, g serta rendahnya kemampuan manajemen waktu. Permasalahan guru di Indonesia seperti dipaparkan di atas langsung atau tidak langsung berkaitan dengan professionalisme guru yang masih belum memadai, sehingga perlu diselesaikan secara komperhensif menyangkut semua aspek terkait, yaitu kesejahteraan, kualitas, pembinaan, perlindungan profesi dan adminsitrasinya.Dalam hal ini, diterangkan bahwa profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, dan secara makro merupakan penyebab rendahnya mutu pendidikan nasional secara keseluruhan.Menurut Balitbang Depdiknas tahun2002- 2003, guru-guru yang layak mengajaruntuk tingkat SD, baik negeri maupun swastaternyata hanya 28,94, guru SMP negeri54,12 swasta 60,99, guru SMA negeri65,29 swasta 64,73, guru SMK negeri55,91 swasta 58,26 3 studinya . Berdasarkan catatan HumanDevelopment Index HDI, fakta lainmenunjukkan bahwa mutu guru di Indonesiamasih jauh dari memadai untuk melakukanperubahan yang sifatnya mendasar sepertikurikulum berbasis kompetensi KBK. Daridata statistik HDI terdapat 60 guru SD, 40SLTP, SMA 43, SMK 34 dianggap belumlayak untuk mengajar di jenjang masing-masing.Selain itu, 17,2 guru atau setaradengan 69.477 guru mengajar bukan bidang 4 Terdapat dua kategori kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu : 1 kompetensi professional yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan menilai tugas sebagai guru yang meliputi penguasaan ilmu pendidikan dan teknologi pendidikan, dan 2 kompetensi personal, yang meliputi etika, moral, pengabdian, kemampuan sosial dan spiritual. Semuanya itu perlu dimiliki oleh guru yang perlu diwijudkan dalam bentuk standard an sertifikassi kompetensi guru. Kompetensi pertama seharusnya dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan melalui proses pendidikan akademik dan profesi suatu lembaga pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupapakan kristalisasi pengalaman dan pergaualan seorang guru yang terbentuk 3 Hesti Murwanti “Jurnal Pendidikan Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Guru di SMK Negeri Se-Surakarta” 4 Ibid 3 dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah tempat mereka melaksanakan tugas. Untuk menjadi professional, seoraang guru dituntut memiliki minimal lima hal, yaitu : 1. Mempunyai komitemen pada peserta didik dan proses belajarnya 2. Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkannya serta mengajarnya kepada peserta didik 3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi 4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilaksanakannya dan belajar dari pengalamannya 5. Seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya Peningkatan kemampuan professional guru bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek administrative kepegawaian, tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan keprofesionalannya dan komitmen sebagai seorang pendidik. Menurut Glickman 1991 guru profesional memiliki dua ciri, yaitu tingkat kemampuan yang tinggi dan komitmen yang tinggi.Oleh sebab itu, pembinaan profesionalisme guru harus diarahkan pada dua hal tersebut. Dalam rangka peningkatan kemampuan profesionalisme guru, perlu dilakukan sertifikasi dan uji kompetensi secara berkala agar kinerjanya terus meningkat dan tetap memnuhi syarat professional. Profil kelayakan guru akan ditekankan pada aspek-aspek kemampuan membelajarkan siswa, dimulai dari menganalisis, merencanakan atau merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan menilai pembelajaran yang berbasis pada penerapan teknologi pendidikan. Sehubungan dengan itu, pemerintah sedang melaksanakan terobosan dalam meningkatkan kualitas profesionalisme guru tersebut, antara lain melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru. Sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik yang kedua bagi guru dalam jabatan. Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang selanjutnya disebut LPTKadalah Perguruan Tinggi yang ditunjuk untuk pelaksanaan proses sertifikasi. 5 Sertifikasi guru ini diharapkan mampu meningkatkan mutu dan kualitas guru sebagai tenaga kependidikan baik dari segi kompetensi guru dan juga profesionalitas guru di Indonesia secara umum. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, guru harus mengikuti sejumlah pendidikan dan pelatihan DIKLAT yang telah dibuat oleh pemerintah yang tertuang dalam UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan juga Undang-Undang lain dan sejumlah Peraturan Pemerintah yang mengatur 5 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik I ndonesia No 62 Tahun 2013 Tentang Sertifikassi Guru Dalam Jabatan Dalam Rangka Penataan dan Pemerataan Guru. tentang sertifikasi guru di Indonesia. Dengan adanya program sertifikasi dalam jabatan ini juga diharapkan akan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan analisa di atas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang program sertifikasi guru dan pengaruhnya bagi kinerja guru dan juga peningkatan kualitas pendidikan di wilayah penelitian yang dipilih. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di sebuah sekolah SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Untuk itu, peneliti mengangkat judul penelitian “ Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Tingkat Kinerja Guru.” I.2. Fokus Penelitian Penelitian ini mempunyai fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam melakukan penelitian.Peneliti hanya memfokuskan penelitiannya pada pengaruh pemberian tunjangan sertifikasi terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dalam melaksanakan penelitiannya merumuskan masalah sebagai berikut :“Adakah Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Terhadap Perbedaan Tingkat Kinerja Guru di SM Negeri I Tigapanah.

I.4. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan dari kegiatan penelitian ini antara lain yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program sertifikasi guru di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah, Kabupaten Karo. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian tunjangan sertifikasi guru terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah.

3. Untuk melihat bagaimana perbedaan tingkat kinerja antara guru yang sudah

menerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.

I.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaaat dari penelitian ini antara lain yaitu : 1. Manfaat secara ilmiah Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodologis, serta bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara. 2. Secara Praktis Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pelaksana Teknis daerah yang terkait dan dijadikan salah satu sumber informasi dalam melaksanakan fungsi pengelolaan yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak. 3. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pengemban ilmu pengetahuan dan pendidikan khususnya bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fisip USU.

I.6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu msalah tertentu.Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel- variabel penelitian, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. 6 Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep 7 Dalam penelitian kerangka teori digunakan untuk memberikan landasan dasar yang berguna untuk membantu penelitian dalam memecahkan masalah. Kerangka . 6 Erlina..2011 Metodologi Pertanian. Medan : USU Press, hal 22. 7 Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey Jakarta : LP3ES, 1995, hal 37 teori dimaksudkan untuk memberi gambaran dan batasan tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan, dengan demikian peneliti dapat melakukan teori-teori relevan dengan tujuan penelitian.

I.6.1. Kinerja

Kata ‘kinerja’ dalam bahasa Indonesia adalah terjemahan dari kata Bahasa Inggris “performance” yang berarti : 1 pekerjaan perbuatan, 2 penampilan atau pertunjukan, sedangkan kinerja dalam ilmu administrasi manajemen memiliki pengertian sebagai tingkat pencapaian hasil penyelesaian terhadap tujuan organisasi the degree of accomplishment. 8 1. Menurut Sulistiyani Beberapa pengertian kinerja dikemukakan oleh para ahli antara lain, yaitu: Kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Hasil kombinasi tersebut terlihat dalam bentuk catatan outcome dalam periode waktu tertentu 9 2. Menurut Henry Simamora 8 Nurlaila. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Bandung : LepKhair, hal 75 9 Sulistiyani, Ambar T dan Rosidah..Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Graha Ilmu.2003, hal 78. Adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan dan memberikan hasil maksimal dari standar yang telah ditentukan selama masa periode waktu tertentu. 10 3. Menurut Rivai dan Basri Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. 11 Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell dapat dilihat dari empat hal, yaitu Dari uraian dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil pencapaian kerja ataupun prestasi kerja maksimal yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melebihi standar kerja yang telah ditetapkan dalam masa periode waktu tertentu. 12 1. Quality of work – Kualitas hasil kerja : 2. Promptness – ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan 3. Initiative – prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan 4. Capability – kemampuan menyelesaikan pekerjaan 10 Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. STEI: YKPN.1997. hal, 67 11 Rivai, Veithzal dan Basri.Performance Appraisal: Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan. Jakarta : Rajagrafindo Persada. 2005, hal 81. 12 Bacal, Robert. Performance Management, ahli bahasa Surya Dharma dan Yanuar Irawan.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001.hal 36. 5. Communication – kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain. Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam menagdakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan. Menurut Ivancevich, patokan tersebut meliputi : 1 hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi, 2 efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi, 3 kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya; 4 keadaptasian, mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.

I.6.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Beberapa teori menerangkan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang ada dan bekerja dalam suatu lingkungan.Sebagai individu setiap orang mempunyai ciri dan karakteristik yang bersifat fisik maupun non fisik.Dan manusia yang berada dalam lingkungan maka keberadaan serta perilakunya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya. Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis 13 13 Gibson, James 2000. Organization and Management.Terjemahan I. Pusta Kajian Bahasa.hal 57. . Ketiga kelompok variabel tersebut memengaruhi kelompok kerja yang pada akhirnya memengaruhi kinerja personel.Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1.Kemampuan mereka, 2.Motivasi, 3.Dukungan yang diterima, 4.Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5.Hubungan mereka dengan organisasi. 14 Menurut Mangkunegara, menyatakan bahwa faktor yang memengaruhi kinerja antara lain 15 14 Mhatis, L Robert dan Jackson.Manajemen Sumber Daya Manusia,Penerjemah Jimmy, Sadeli dan Bayu Prawira . Jakarta : Salemba Empat.2001, hal 69. 15 Mangkunegara, Anwar Prabu.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Remaja Rosdakarya.2009, hal. 74 : a. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan realita pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. b. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap attiude seorang pegawai dalam menghadapi situasi situasion kerja.

1.6.3. Tunjangan atau Insentif.

Kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas disebut dengan insentif. Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan. 16 Tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti.Tunjangan diberikan kepada karyawan dimaksud agar dapat menimbulkanmeningkatkan semangat kerja dan kegairahan bagi para karyawan.Dalam hal ini tunjangan merupakan bagian dari insentif. . 17 Adapun tujuan dari pemeberian tunjangan sebagai insentif kerja menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, antara lain yaitu 18 1. Ikatan Kerja : Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara pengusaha dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas- tugasnya dengan baik , sedangkan pengusaha wajib membayar komopensasi sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 2. Kepuasan Kerja 16 Panggabean, Mutiara, S.Manajemen Sumber Daya Manusia.,Bogor : Ghalia Indonesia.,2001, hal.84. 17 Casmiwaty, D. 2004. Sistim kompensasi pns di indonesia, Sulistiyani ed.,Memahami good governance dalam perspektif sumber daya manusia, GavaMedia, Yogyakarta. 231-232 18 Hasibuan, Sp.P. Malayu.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Bumi Aksara.2000, hal 71. Dengan balas jasa, karyawan akandapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan eegoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya. 3. Pengadaan Efektif Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah. 4. Motivasi Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya dalam bekerja. 5. Disiplin Dengan pemberia balas jasa yang cukup besar, maka disiplin karyawan akan semakin baik.Mereka akan menyadari serta menaati peraturan- peraturan yang berlaku. Tunjangan Profesi Guru TPG merupakan salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan guru yang berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan 1 satu kali gaji pokok bagi guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Mulai tahun anggaran 2012, penyaluran tunjangan profesi bagi guru non PNS dan guru binaan provinsi dibayarkan melalui dana dekonsentrasi, baik untuk guru lulusan sertifikasi tahun 2011 maupun lulusan tahun sebelumnya. Tunjangan profesi dimaksudkan untuk peningkatan kualitas guru PNSD sebagai penghargaan atas profesionalitas untuk mewujudkan amanat Undang-Undang Guru dan Dosen antara lain mengangkat martabat guru, meningkatkan kompetensi guru, memajukan profesi guru, meningkatkan mutu pembelajaran, dan meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. Tunjangan profesi yang dibayarkan melalui dana dekonsentrasi adalah tunjangan yang diberikan bagi guru bukan PNS dan guru PNS yang menjadi binaan dinas pendidikan provinsi serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan, yang diangkat oleh pemerintah daerah atau yayasanmasyarakat penyelenggara pendidikan baik yang mengajar di sekolah negeri maupun sekolah swasta, serta yang telah memiliki sertifikat pendidik dan memenuhi persyaratan lainnya. Tunjangan profesi dibayarkan paling banyak 12 dua belas bulan dalam satu tahun, serta diberikan kepada guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas terhitung mulai awal tahun anggaran berikut setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus sertifikasi dan memperoleh Nomor Registrasi Guru NRG dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Besaran tunjangan profesi bagi guru PNS adalah setara dengan 1 satu kali gaji pokok per bulan sesuai dengan PP 11 Tahun 2011 dan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. Sedangkan bagi guru bukan PNS, tunjangan profesi diberikan setara dengan gaji pokok PNS per bulan sesuai dengan penetapan inpassing jabatan fungsional guru yang bersangkutan sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2010. Bagi guru bukan PNS yang belum memiliki Keputusan inpassing jabatan fungsional guru bukan PNS dibayar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 72 tahun 2008 tentang Tunjangan Profesi bagi Guru Tetap Bukan Pegawai Negeri Sipil yang Belum Memiliki Jabatan Fungsional Guru dengan nominal sebesar Rp. 1.500.000,- satu juta lima ratus ribu rupiah per bulan. Tunjangan Profesi bersifat tetap selama guru yang bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru atau guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pengawas satuan pendidikan dengan memenuhi persyaratan yang sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

1.6.4. Hubungan Pemeberian Tunjangan Dengan Tingkat Kinerja

Malayu S.P. Hasibuan mengatakan bahwa salah satu tujuan pemberian tunjangan adalah motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, makaakan mudah memotivasi bawahannya. 19 19 Ibid Menurut Robbins 2007 motivasi merupakan proses yang berperan pada intensitas, arah,dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran. Sehingga apabila seorang karyawan menganggap bahwa tunjangan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan yang karyawan harapkan, maka akan dapat memotivasi sesorang untuk meningkatkan kinerjanya. Simamora 2004mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk finansial adalah penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya.Namun demikian, tentunya pegawai juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial juga sangat penting bagi pegawai terutama untuk pengembangan karir mereka. 20 1. Untuk memberikan penghargaan bagi pegawai dan karyawan yang telah berprestasi . Adapun tujuan pemberian tunjangan menurut Simamora 2004 yaitu : 2. Untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan bagi pegawai dan karyawan 3. Untuk menjamin bahwa pegawai dan karyawan akan mengerahkan usahanya untuk mencapai tujuan organsasi atau perusahaan. 4. Untuk mengukur usaha pegawai dan karyawan menurut kinerjanya. 5. Untuk meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja individu ataupun kelompok. Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pemberian tunjangan kerja bagi pegawai ataupun karyawan adalah untuk memotivasi mereka dalam bekerja.Pemberian tunjangan ini diharapkan mampu mendorong mereka untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas mereka sesuai dengan 20 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2004, hal 94. tanggung jawab mereka.Tunjangan insentif berup uang lebih dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya, seperti penetapan tujuan, partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, dan pemerkayaan kepuasan job enrichment.. 21 21 Mutiara S. Panggabean.Manajemen Sumber Daya Manusia.Bogor : Ghalia Indonesia.2004. hal.58 Untuk mencapai sebuah prestasi kerja yang maksimal, maka karyawan ataupun pegawai perlu diberikan motivasi yang baik yang akan membantu meningkatkan kesadaran dan semangatnya dalam bekerja. Pegawai ataupun karyawan yang sudah termotivasi akan mau dan mampu bekerja dengan baik. Pemberian insentif juga dapat menjamin bahwa karyawan akan mengerahkan usahanya untuk mencapai tujuan dari organisasi ataupun perusahaan. Menurut Agency Theory Jansen dan Meckling, 1976 dan penlitian kompensasi , insentif digunakan untuk mendorong karyawan dalam memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Pemberian intensif tersebut bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawan. Jika insentif yang diteima tidak dikaitkan dengan prestasi kerja, tetapi bersifat pribadi, maka mereka akan merasakan adanya ketidakadilan dan ketidakadilan ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perilaku seorang individu.Namun, para peneliti jugamengemukakan bahwa gaji berdasarkan kinerja tidak selalu cocok untuk semua jenis pekerjaan, pengukuran prestasi kerja yang tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu pemberian tunjangan ataupun sertifikasi harus memiliki standard an kriteria yang baik. Serupa halnya dengan karyawan dalam suatu perusahaan, guru sebagai pegwai dan dalam organisasi kenegaraan juga mempunyai karakter yang sama. Dalam pelaksanaan tugs dan kewajibannya seorang guru perlu ditingkatkan kinerjanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja guru adalah dengan memberikan kompensasi yang biasa disebut dengan tunjangan bagi guru. Pemeberian tunjangan bagi guru inijuga dapat menimbulkan pemikiran dan anggapan bahwa prestasi yang telah mereka raih selama ini dihargai dan dinilai oleh pemerintah. Pemberian tunjangan bagi guru dapat menimbulkan pengaruh yang positif dalam peningkatan kinerja dan potensi guru.Selain peningkatan kinerja, pemberian tunjangan bagi guru juga dapat meningkatkan kesdaran dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini terjadi karena dalam pemberian tunjangan sertifikasi bagi guru telah ditentukan kriteria dan syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh seorang guru sehingga dapat menerima tunjangan sertifikasi tersebut. Pemberlakuan syarat dan ketentuan tersebut tentu akan menguji kemapuan dan kualitas setia guru dan tenaga pendidik yang akan mengikuti sertifikasi tersebut. Dalam kenyataannya, jenis insentif ataupun tunjangan yang diterima oleh karyawan dan pegawai yang paling banyak dijanjikan oleh suatu perusahaan ataupun organisasi adalah insentif ataupun tunjangan berupa uang.Pemberian insentif ataupun tunjangan berupa uang diyakini lebih dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan pegwai dibandingkan dengan jenis tunjangan lainnya. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat, maka mereka yang produktif lebih menyukai semua tunjangan yang akan mereka terima itu dibayarkan berdasarkan kinerja nya dalam bentuk uang. Pemberian insentif dan tunjangan bagi karyawan merupakan suatu bentuk penghargaan yang diterima oleh karyawan di dalam ia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di dalam mencapai tujuan dari sebuah organisasi. Perasaan bahwa mereka dihargai akan menumbuhkan kesadaran dan semangat kerja yang tinggi di dalam diri karyawan. Selain itu, pemberian tunjangan ataupun insentif kerja bagi karyawan juga merupakan bentuk atau suatu cara berkomunikasi penting yanh penting digunakan organisasi atupun perusahaan untuk menyampaikan dan menguatkan nilai, budaya ,dan perilaku yang diinginkan dan juga suatu mekanisme penting yang memungkinkan organisasi untuk mencapai sasaran bisnis mereka. Sebagai alat ataupun sarana yang digunakan sebagai pemacu kinerja dan semangat karyawan dan pegawai, tunjangan ataupun nsentif kerja yang diterima oleh karyawan harus memenuhi beberapa standard an persyarata, antara lain yaitu 22 1. Cukup, kompensasi yang berbentuk tunjangan ataupun kinerja yang diterima oleh karyawan dan pegawai dalam suatu organisasi harus memenuhi persyaratan minimum yang sah menurut pemerintah, serikat pekerja dan manajer. : 2. Layak, setiap orang pegawai dan karyawan harus dibayar secara adil sesuai dengan usaha, kemampuan, dan juga keahlian mereka. 22 Iswanto.Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Terbuka..2003: 57-58 3. Seimbang, upah, tunjangan dan penghargaan lain harus memberikan suatu paket penghargaan total yang masuk akal. 4. Efektif berdasarkan pertimbangan biaya, upah tidak boleh berlebihan sesuai dengan kesanggupan organisasi untuk membayarnya. 5. Aman, upah harus cukup aman untuk membantu karywan merasa aman dalam memuakan kebutuhan dasarnya. 6. Menyediakan insentif ataupun tunjangan yang dapat memotivasi kerja yang efektif dan produktif. 7. Akseptabel, Karyawan harus mengetahui sistem pengupahan dan merasa sistem tersebut masuk akal, baik bagi perusahaan, maupun bagi dirinya sendiri. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi dan perusahan seorang karyawan haru diberikan motivasi dan dorongan. Pemberian dorongan dan motivasi ini merupakan tugas dan tanggung jawab perusahaan ataupun organisasi yang terkait.Kinerja seorang pegawai ataupun karyawan akan terdorong apabila ia merasa bahwa prestasi kerja yang telah ia raih selama ini dianggap dan dihargai oleh perusahaan. Penghargaan tersebut terlihat dalam bentuk pemberian kompensasi yang diterima oleh karyawan dan pegawai dalam bentuk tunjangan.Pemberian tunjangan ini bukan hanya sebagai bentuk penghargaan atas prestasi kerja seorang karyawan dan juga pegawai dalam rangka peningkatan kualitas dan kinerja karyawan tersebut.Pemberian tunjangan juga merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap kebutuhan hidup seorang pegawai atau karyawan. Dalam bekerja yang menjadi tujuan utama seorang karyawan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup nya dan mencapai kepuasan hati dalam berkarya.Asas pemenuhan kebutuhan hidup tersebut sejalan dengan asas yang dipakai oleh perusahaan dalam mencapai tujuan utama nya. Apabila dalam bekerja pada suatu perusahaan ataupun organisasi, seorang karyawan ataupun pegawai tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan jumlah penghasilan yang ia terima yang terlalu kecil, maka ia akan berusaha mencari penghasilan lainnya. Pemberian tunjangan dan insentif kerja yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi hendaknya mampu memenuhi dan mencukupi herarki kebutuhan hidup setiap anggota karyawannya. Pemberian jumlah insentif yang didasarkan pada kinerja seseorang akan memicu semangat seseorang tersebut dalam berkarya. Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa pemberian tunjangan ataupun insentif kerja merupakan bentuk penghargaan yang yang diberikan oleh perusahaan terhadap prestasi kerja seorang pegawai ataupun karyawan. Penghargaan menjembatani kesenjangan antara tujuan organisasi dengan aspirasi serta pengharapan karyawan. Supaya efektif , pemebrian insentif kerja seharusnya dapat: 23 1. Memenuhi kebutuhan standar 2. Mempertimbangkan adanya keadilan eksternal 3. Mempertimbangkan adanya keadilan internal 4. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu. Menurut Robbins dalam Manajemen Sumber Daya Manusia pemberian penghargaan dapat meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan kerja seorang karyawan apabila: 1. Mereka merasakan adanya keadilan dalam penggajian 2. Penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja mereka , dan 3. Berkaitan dengan kebutuhan individu tersebut. Terdapat dua jenis teknik pembayaran insentif kerja bagi pegawai, yaitu : 1. Bagi karyawan yang insentif dan tunjangan kinerjanya yang dibayarkan berdasarkan jumlah hasil kerjanya, jika mereka merasakan overpayment, maka mereka akan berusaha untuk mengurangi hasil kerja dan meningkatkan mutunya, tetapi jika mereka merasakanb adanya 23 Mutiara S.Panggabean, op.cit hlm. 61 underpayment, maka mereka akan berusaha untuk meningkatkan hasil kerja dengan mengurangi mutunya. 2. Bagi mereka yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, jika merek merasakan adanya overpayment, maka mereka akan berusahan untuk meningkatkan hasil dan kualitas kinerjanya, namun jika mereka merasakan adanya underpayment, maka mereka akan mengurangi hasil kerja maupun kualitas kinerjanya. Selain itu faktor yang sangat penting menurut karyawan dalam pemberian ataupun pembayaran insentif kerja yang dilakukan oleh perusahaan ataupun oerganisasi terkait adalah faktor keadilan. Agar pembayaran insentif dan tunjangan bagi karyawan terasa adil, makadiperlukan diadakannya evaluasi pekerjaan, survey gaji, dan juga penilaian prestasi kerja seorang karyawan. Penilaian kerja atau evaluasi kinerja merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan nilai relative dari berbagai pekerjaan, anatar lain dengan cara membandingkan nilai suatu jabatan- jabatan yang lain yang ada dalam suatu organisasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tunjangan ataupun insentif kerja bagi karyawan dan dan pegawai dalam suatu organisasi perusahaan adalah untuk memberikan motivasi positif sehingga akan memicu semangat kerja setiap karyawan tersbut dalam bekerja dalam rangka pencapaian tujuan organisasi perusahaan. Peningkatan motivasi karyawan dan pegawai ini akan berdampak pada peningkatan kinerja dan produktivitas setiap individu. I.7.Defenisi Konsep Menurut Singarimbun,konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial 24 1. Tunjangan atau Insentif . Selain itu, Masri Singarimbun juga mendefenisikan konsep sebagai defenisi yang dugunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,keadaan, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Adapun tujuan defenisi konsep adalah sebagai kerangka berfikir agar tidak terjadi tumpang tindih atas variabel yang menjadi objek peneliti. Oleh karena itu, yang menjadi defenisi konsep dalam penelitian ini adalah : Tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti.Tunjangan diberikan kepada karyawan dimaksud agar dapat menimbulkanmeningkatkan semangat kerja dan kegairahan bagi para karyawan.Pemberian tunjangan ataupun insentif kerja ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan juga kinerja pegawai atau karyawan. 24 Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survei. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan , Universitas Gadjah Mada.2000:85-88 2. Sertifikasi Guru Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pendidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertfikat pendidik. Sertifiaksi guru juga dianggap sebagai alat pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan profesi yang dimilikinya. Sertifikasi guru dikenakan baik pada calon guru lulusan LPTK, maupun yang berasal dari perguruan tinggi non-kependidikan bidang ilmu tertentu yang ingin memilih guru sebagai profesi. Fungsi penjaminan mutu guru dapat dilakukan dengan cara pemberian sertifikat kompetensi bagi guru sebagai tenaga pendidik yang telah memenuhi syarat. Guru yang sudah bekerja pada interval waktu tertentu 10-15 tahun, dipersyaratkan untuk mengikuti program resertifikasi. 3. Kinerja Kinerja adalah merupakan hasil prestasi kerja yang telah dicapai atas suatu pekejaan.Kinerja guru dapat diukur dengan menggunakan variabel yang telah ditentukan oleh standar pengukuran yang sah yang telah ditetapkan dan disepakati oleh lembaga badan yang terkait. Melalui program pemberian tunjangan sertifikasi yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja dan juga profesionalisme guru dalam rangka upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya Kabupaten Karo.

I.8. Defenisi Operasional

Operasional secara sederhana mengacu pada langkah-langkah , prosedur atau operasi-operasi yang akan melalui pengukuran dan identifikasi variabel-variabel yang akan diobservasi. 25 Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran ini dapat dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang menjadi pendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut. 26 1. Variabel bebas X, yaitu : tunjangan pemerintah bagi setiap guru di Indonesia, meliputi : Dengan kata lain, defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengetahui, mengukur, dan mengidentifikasi suatu variabel sehingga dalam pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam variabel. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: a. Tunjangan suami istri b. Tunjangan anak, c. Tunjangan jabatan 25 Erlina.Metodologi Penelitian. Medan : USU Press.2001: hal 82 26 Masri Singarimbun. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah Mada University press.2003: hal 92 1. Tunjangan Jabatan Struktural 2. Tunjangan Jabatan Fungsional d. Tunjangan profesi guru tunjangan sertifikasi e. Tunjangan kinerja f. Tunjangan hari tua tunjangan pensiun g. Tunjangan beras. h. Tunjangan kesehatan Dalam hal ini yang menjadi fokus utama dalam variabel bebas dari penelitian ini adalah tunjangan profesi guru ataupun tunjangan sertifikasi guru dengan indikator sebagai berikut : a. Besaran jumlah tunjangan sertifiaksi yang diterima oleh setiap guru baik PNS maunpun non PNS dan juga tenaga honorer. b. Jumlah jam kerja bagi setiap guru penerima tunjangan sertifikasi c. Gaji pokok yang menjadi ukuran kelipatan tunjangan sertifikasi guru. d. Intensitas lama kerja guru. e. Kompetensi pedagogik 2. Variabel Terikat Y, yaitu kinerja guru, yang dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut : a. Porm quality, of work kualitas kerja b. Promptness Ketepatan waktu c. Initiative inisiatif d. Capability kemampuan e. Communication komunikasi

I.9. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pemikian sendiri sebelum dilakukannya penelitian untuk mencari kesimpulan akhir yang akurat.Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori.Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesis lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris 27 Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun implisit. Selain harus menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih, hipotes juga harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut : positif atau negatif. Hipotes yang baik juga harus memberikan petunjuk bagaimana cara pengujiannya. Hipotesis yang tidak terbukti akan menimbulkan pemikiran-pemikiran baru, baik berupa teori baru maupun metodologi baru, yang akan terus mengembangkan ilmu pengetahuan. . 28 27 Sofian Effendni.Metode Penelitian Survei.Jakarta :LP3ES. 28 Ibid, Hal 43. Berdasarkan kerangka teori dan latar belakang yang ada, peneliti merumuskan beberapa hipotesis dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pemberian tunjangan sertifikasi guru memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan kinerja guru di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah. Hubungan Positif antara kedua variabel. 2. Program pemberian sertifikasi guru yang dilaksanakan di Kabupaten Karo tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap peningkatan kinerja guru di SMA Negeri I Tigapanah.Hubungan negatif.

I.10. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang , perumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, hipotesis dan sistematika penulisan. BAB II METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berikan gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, sosial ekonomi dan pemerintahan. BAB IV PENYAJIAN DATA Bab ini berisikan data-data yang diperoleh selama penelitian di lapangan dan dokumen-dokumen yang akan dianalsis. BAB V ANALISIS DATA Bab ini memuat analisis data yang telah diperoleh selama penelitian dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dilakukan dan saran- saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan.

BAB II Metodologi Penelitian

II.1 .Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode analisis data menggunakan analisis uji beda rata rata sampel saling bebas Compare Means Independent Samples T-Test. Analisis ini digunakan untuk melihat perbedaan rata rata dengan membandingkan dua sampel yang sama dengan perlakuan yang berbeda. Dalam hal ini yang dibandingkan adalah perbedaan rata-rata dari tingkat kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.

II.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. II.3.Polulasi dan Sampel II.3.1.Populasi Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri- cirinya akan diduga 29 29 Sofian Effendi 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta :LP3ES., hal 95 . Menurut Sugyono populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi nya adalah seluruh guru dan tenaga pengajar yang ada di lokasi penelitian SMA Negeri I Tigapanah, Kec. Tigapanah, Kab.Karo Sumatera Utara. II.3.2.Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya. Pengambilan dari sebagian populasi itu dimaksudkan sebagai representasi dari populasi sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.MenurutArikunto, apbila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keeluruhannya, namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil diantara 10-15 atau 20-25 atau lebih dari jumlah populasi yang tersedia. Berdasarkan pemaparan di atas yang menjadi sampel penelitian ini adalah semua guru dan tenaga pengajar di SMA Negeri I Tigapanah, Kab.Karo yang sudah menerima tunjangan sertirfikasi maupun yang belum menerima tunjangan sertifikasi yang berjumlah sebanyak 70 orang.orang.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperolah data ataupun suatu informasi dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan, maka peenliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Teknik Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh ataupun yang dikumpulkan oleh peneliti secra langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sbagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date .Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan data primer adalah dengan menggunakan teknik seperti: observasi lapangan, diskusi terfokus, dan pembagian angket atau kuesioner. a. Kuesioner , yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat sejumlah pertanyaan tertulis mengenai suatu masalah ataau bidang yang akan ditelitiyang dilengkapi dengan alternative jawaban untuk memperoleh informasi yang relevan dari responden serta informasi yang dibutuhkan. b. Observasi atau Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data cara mengamati cara mengamati secara langsung obyek penelitian , dan kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan permasalahn penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data Skunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh ataupun data yang dikumpulkan oleh seorang peneliti dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya tanpa harus langsung terjun ke lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti hanya akan berperan sebagai tangan kedua. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik BPS, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Teknik pengumpulan data skunder yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari : a. Penelitian kepustakaan Library Research, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dri buku-buku, karya ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti. b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan. II.4.1.Teknik Penentuan Skor Melalui penyebaran kuesioner yang berisikan beberapa pertanyaan, maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skalaLikert untuk menilai jawaban kuesioner. Adapun saskor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk jawaban alternatif “Sering Sekali” SS diberikan skor 5 2. Untuk jawaban alternatif “Sering” SR diberikan skor 4 3. Untuk jawaban alternatif “Ragu-ragu” RG diberikan skor 3 4. Untuk jawaban alternatif “Kadang-kadang”KD diberikan skor 2 5. Untuk jawaban alternatif “Tidak Pernah” TP diberikan skor 1

II.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif yakni dengan membandingkan rata-rata dari tingkat kinerja antara guru penerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi. Untuk membandingkan rata rata kinerja tersebut, peneliti menggunakan uji beda dua rata rata sampel saling bebas atau Compare Means Independent Sample T-Test. Adapun metode statistic yang digunakan adalah : 1. Uji Normalitas Data Dengan Metode Shapiro-Wilk Untuk menguji dua sampel independen dan menguji hipotesis nol bahwa mereka berasal dari distribusi yang identik. Kriteria uji normalitas metode Shapiro-Wilk mensyaratkan bahwa dua distribusi sampel dibandingkan. Ini berarti, mencari numerik maksimu di antaranya 2. Uji Beda Dua Rata- rata Sampel Saling Bebas. Dimana : µ = µ1 - µ2 σ =� � 1 2 �−1 + � 2 2 �−2 Keterangan : µ = Rata-rata populasi µ1 = Rata-rata hasil kinerja sampel 1 µ2 = Rata-rata hasil kinerja sampel 2 σ = Simpangan Baku atau Standar Deviasi populasi S = Simpangan baku sampel n = Jumlah banyaknya sampel 3. Uji Homogenitas Varian Perhitungan dengan menggunakan uji F : F = Keterangan : F : Varian yang dicari S 1 2 : Varian Yang terbesar S 2 2 : Varian yan terkecil df1 = n1-1 dan df2 = n2-1 II.5.1.Uji Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti.Pembuktian dari hipotesis tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti maka penulis membuat uji hipotesis sebagai berikut : Langkah –langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis adalah menggunakan uji t sebagai berikut : a. Menetukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan digunakan rumus sebagai berikut : S 2 = S 1 – S 2 Keterangan : S 2 = Varian Gabungan n 1 atau n 2 = Jumlah sampel Guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi. S 1 atau S 2 = Standar deviasi sampel guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi b. Mencari perbedaan kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi dengan menggunakan uji hipotesis dua rata-rata. Dalam uji hipotesis uji beda dua rata-rata terdapat dua teknik melakukan uji t atau auji hipotesis. 1. Untuk sampel yang berukuran besar,atau n 30 sampel besar digunakan uji hipotesis dengan metode uji z. Keterangan : z = uji hipotesis x1 = rata rata sampel 1 z = ��−�� � ��� �� + ��� �� � � = � ∑ � � � � �=� − �∑ �� � �=� � � � �−� x2 = rata-rata sampel 2 n = jumlah banyaknya sampel 2. Untuk sampel yang berukuran kecil, atau n ≤ 30, maka digunakan uji hipotesis dengan metode uji t. t hitung mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n 1 + n 2 – 2. Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya Z t dibandingkan dengan z α z α 2’ - z α 2 t α’ t α 2’ - t α 2 . Kriteria pengujian Ho ditolak jika hitung ≥ t z Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Ridwan dan Sunarto 2007:83 mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian terhadap hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini : Kaidah pengujian : “jika t hitung atau z hitung ≥ t table, maka t olak Ho artinya signifikan, dan t hitung atau z hitung ≤ t table, maka terima Ho artinya tidak signifikan.” t = ��−�� ���−� � � � + ��−�� � � � ������+��−� ��+�� Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum.

BAB III DESKRIPSI LOKSI PENELITAN

III.1.Kondisi Umum Kabupaten Karo III.1.1.Letak Geografis, Topografis, dan Hidrologi III.1.1.1Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 2°50” - 3°19” Lintang Utara serta pada 97°55 - 98°38¨ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.127,25 Km² atau merupakan 2,97 dari luas Propinsi Sumatera Utara. Secara administratif terdiri dari 17 Kecamatan dan 262`DesaKelurahan 252 desa dan 10 kelurahan, dengan jumlah penduduk 2.127,25 jiwa KaroDalam Angka 2009. KARAKTERISTIK PENJELASAN Letak 2°50 - 3°19 Lintang Utara 97°55” - 98°38¨ Bujur Timur Luas Wilayah 2.127,25 Km² Letak diatas pemukaan Laut 120-1420 M Batas-Batas Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deliserdang Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir Barat : Propinsi Nangroe Aceh Darusalam Timur : Kabupaten Deliserdang dan Kaabupaten Simalungun Daerah Administratif terdiri dari 17 Kecamatan dan 262 DesaKelurahan III.1.1.2. Topografis Kabupaten Karo secara geografis terletak pada jajaran bukit barisan dan sebagian besar merupakan dataran tinggi.Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini.Wilayah kabupaten karo berada 120-1420 diatas permukaan laut. III.1.1.3.Hidrologi Kabupaten Karo merupakan Daerah Hulu Sungai DHS dan Daerah Aliran Sungai DAS WampuUlar, sub Daerah Aliran Sungai Laubiang, dengan luas areal 2.127,25 km 2 , yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka. Pada umumnya sub DAS ini dimanfaatkan untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian. III.2. Administratif Secara administratif wilayah Kabupaten Karo terbagi dalam wilayah 17 kecamatan, 252 desa dan 10 kelurahan.Pusat pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe. III.2.1. Luas Wilayah, Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 262 desakelurahan memiliki luas wilayah 2.127, 25 km 2 dengan luas wilayah masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Luas Wilayah Kabupaten Karo No Kecamatan Luas Wilayah km 2 1 Mardingding 267,11 2 Laubaleng 252,60 3 Tigabinanga 160,38 4 Juhar 218,56 5 Munte 125,64 6 Kutabuluh 195,70 7 Payung 47,24 8 Tiganderket 86,76 9 Simpang empat 93,48 Naman Teran 10 87,82 Merdeka 11 44,17 Kabanjahe 12 44,65 Berastagi 13 30,50 Tigapanah 14 186,84 Dolat Rayat 15 32,25 Merek 16 125,51 Barusjahe 17 128,04 Jumlah 2.127,25 Sumber : Kab. Karo Dalam Angka Tahun 2010 Untuk pembagian wilayah kabupaten karo dapat dilihat di gambar Peta Kabupaten Karo berikut ini : Gambar 3.1 Peta Kabupaten Karo Secara rinci, penggunaan lahan di Kabupaten Karo dapat dibedakan sebagai berikut: Tabel 3.2 Persentase Penggunaan Lahan Kabupaten Karo Tahun 2003 - 2013 No Penggunaan Lahan Luas Ha Luas Persentase 1 Hutan Lindung 96.387 45,31 2 Suaka Alam 475 0,22 3 Taman Nasional 0,00 4 Hutan Wisata 0,00 5 Tahura 7 0,003 6 Hutan Produksi 22.987 10,81 7 Tanaman Lahan Basah 16.454 7,73 8 Tanaman Lahan Kering 46.448 21,83 9 Tanaman Tahunan 14.138 6,65 10 Perkebunan Campuran 7.714 3,63 11 Alang-Alang 8.115 3,81 Jumlah 212.725 100 Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karo 2003 – 2013. III.3. Kependudukan Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Karo terus tumbuh secara relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara keseluruhan Jumlah penduduk Kabupaten Karo TA. 2007 tercatat sebanyak 351.368 jiwa, kemudian meningkat menjadi 360.880jiwa pada Tahun 2008 , kemudian meningkat menjadi 370.655 jiwa pada Tahun 2009. Dimana komposisi penduduk menurut umur pada tahun 2009 sebagai berikut : penduduk kelompok umur 0 sd 14 Tahun sebanyak 121.407 jiwa 32,76 dan penduduk kelompok umur 15 sd 64 Tahun sebanyak 232.011 jiwa 62,60, sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 65 Tahun keatas adalah 17.201 jiwa 4,64. Jumlah penduduk Kabupaten Karo ini merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Karo dimasa yang akan datang guna mempercepatpengembangan daerah Kabupaten Karo .Dilihat dari distribusi dan kepadatan penduduk, maka rata-rata kepadatan penduduk telah mencapai ± 174,22 jiwakm 2 . Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Berastagi yaitu 1.530,69 jiwakm 2 , sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Mardinding yaitu 62,21 jiwakm 2 . 30 30 Jumlah kepadatan penduduk per kecamatan dapat terlihat pada tabel berikut : http:ppsp.nawasis.info...kab.karoBAB250112520BP2520Gambaran2520Umum.doc Tabel 3.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2009 No Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Wilayah Km 2 Banyak penduduk Kepadatan Penduduk jiwaKm2 1 Mardingding Mardingding 267,11 16.617 62,21 2 Lau Baleng Lau Baleng 252,60 20.355 80,58 3 Tigabinanga Tigabinanga 160,38 19.902 124,09 4 Juhar Juhar 218,56 14.217 65,05 5 Munte Munte 125,64 21.586 171,81 6 Kutabuluh Kutabuluh 195,70 12.507 63,91 7 Payung Payung 47,24 11.309 239,39 8 Tiganderket Tiganderket 86,76 14.579 168,04 9 Simpang Empat Simpang Empat 93,48 21.089 225,60 10 Naman Teran Naman Teran 87,82 12.652 144,07 11 Merdeka Merdeka 44,17 13.218 299,25 12 Kabanjahe Kabanjahe 44,65 63.990 1 433,15 13 Berastagi Berastagi 186,84 46.686 1 530,69 14 Tigapanah Tigapanah 186,84 33.102 177,17 15 Dolat Rayat Dolat Rayat 32,25 8.573 265,83 16 Merek Merek 125,51 16.130 128,52 17 Barusjahe Barusjahe 128,04 24.107 188,28 Jumlah Total 2.127,25 370.619 174,22 Sumber : Karo Dalam Angka Tahun 2010 Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Karo Tahun 2009 No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Rasio 1 Mardingding 8.323 8.294 16.617 100,35 2 Laubaleng 10.072 10.283 20.355 97,95 3 Tigabinanga 10.033 9.869 19.902 101,66 4 Juhar 6.704 7.513 14.217 89,23 5 Munte 10.745 10.841 21.586 99,11 6 Kutabuluh 6.199 6.308 12.507 98,27 7 Payung 5.552 5.757 11.309 96,44 8 Tiganderket 7.124 7.455 14.579 95,56 9 Simpang Empat 10.462 10.627 21.089 98,45 10 Naman Teran 6.348 6.304 12.652 100,70 11 Merdeka 6.608 6.610 13.218 99,97 12 Kabanjahe 31.856 32.134 63.990 99,13 13 Berastagi 21.863 24.823 46.686 88,08 14 Tigapanah 16.291 16.811 33.102 96,91 15 Dolat Rayat 4.256 4.317 8.573 98,59 16 Merek 8.084 8.046 16.130 100,47 17 Barusjahe 11.977 12.130 24.107 98,74 Jumlah 182.497 188.122 370.619 97,01 Sumber: Karo Dalam Angka Tahun 201 Tabel 3.5 Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Di Kabupaten Karo Tahun 2009 KecamatanSub Regency Distribusi penduduk tahun Rata-rata pertumbuhan penduduk 1990 2000 2009 20001990 200920 00 Mardingding 14.436 13.488 16.617 -0,68 2,35 Laubaleng 15.293 14.268 20.355 -0,69 4,03 Tigabinanga 16.969 16.795 19.902 -0,10 1,90 Juhar 12.901 13.242 14.217 0,26 0,79 Munte 16.488 18.461 21.586 1,14 1,75 Kutabuluh 9.881 9.496 12.507 -0,40 3,11 Payung 8.605 9.181 11.309 0,65 2,34 Tiganderket 12.290 12.059 14.579 -0,19 2,13 Simpang Empat 15.472 16.981 21.089 0,93 2,44 Naman Teran 7.786 9.198 12.652 1,68 3,61 Merdeka 7.857 330 13.218 1,73 3,95 Kabanjahe 41.045 46.785 63.990 1,32 3,54 Berastagi 26.046 30.575 46.686 1,62 4,82 Tigapanah 20.003 22.319 33.102 1,10 4,48 KecamatanSub Regency Distribusi penduduk tahun Rata-rata pertumbuhan penduduk 1990 2000 2009 20001990 200920 00 Dolat Rayat 5.728 6.637 8.573 1,48 2,88 Merek 10.731 14.521 16.130 3,07 1,17 Barusjahe 16.450 20.377 24.107 2,16 1,89 Jumlah total 257.981 274.713 370.619 0,96 3,01 Sumber : Karo Dalam Angka tahun 2010 III.4. Pendidikan Ketersediaan jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Karodapat dibedakan dari Pendidikan Umum dan Pendidikan Agama. Jumlah fasilitas pendidikan umum di Kabupaten Karopada tahun 2009 terdapat sekitar 384 Sekolah yang terdiri dari 286 unit Sekolah Dasar, 64 unit SLTP, 27 unit SMU dan 7 unit Sekolah Menengah Kejuruan. Fasilitas pendidikan terbanyak terdapat di Kecamatan Tigapanah yaitu sebanyak 27 unit sekolah.Sedangkan fasilitas pendidikan terkecil terdapat di Kecamatan Kutabuluh dan Merek yaitu masing-masing sebanyak 13 unit sekolah. Jumlah fasilitas pendidikan Agama Islam di Kabupaten Karo pada tahun 2009 terdapat sekitar 15 unit sekolah yang terdiri dari 7 unit Sekolah Mdrasah Ibtidaiyah, 5 unit Sekolah Madrasah Tsanawiyah, 3 unit Sekolah Madrasah Aliyah, 98 unit Sekolah MTs dan sebanyak 32 unit Sekolah MA. Fasilitas pendidikan agama islam masih terdapat di sebagian kecil wilayah Kabupaten Karo yaitu di kecamatan Laubaleng, Tigabinanga, Simpang Empat, Kabanjahe, Berastagi, Kutabuluh. Sedangkan untuk kecamatan Mardingding, Juhar, Munte, Payung, Tiganderket, Naman Teran, Merdeka, Tigapanah, Dolat Rayat, Merek, dan Barusjahe belum memiliki sekolah agama Islam. Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas pendidikan di Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel : Tabel 3.7 Jumlah Fasilitas Pendidikan Umum Di Kabupaten Karo Tahun 2008 No Kecamatan SD SMP SMU SMK Jumlah Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw. Neg. Sw. 1 Mardingding 16 3 3 - 1 - - - 23 2 Laubaleng 15 2 1 4 1 - - - 23 3 Tigabinanga 19 2 3 1 1 1 - - 27 4 Juhar 14 - 3 - 1 1 - - 19 5 Munte 20 - 2 1 1 - - - 24 6 Kutabuluh 13 1 5 - 1 - - - 20 7 Payung 26 - 3 1 1 1 - - 32 8 Tiganderket - - - - - - - - - 9 Simpang Empat 30 3 1 1 1 - 36 10 Naman Teran - - - - - - - - - 11 Merdeka - - - - - - - - - 12 Kabanjahe 23 12 3 10 3 1 3 55 13 Berastagi 16 10 3 4 1 6 1 - 41 14 Tigapanah 27 2 4 1 3 - 37 15 Dolat Rayat - - - - - - - - - 16 Merek 13 - 2 2 - - - 3 18 17 Barusjahe 21 1 4 1 1 1 - - 29 Jumlah 253 33 39 25 14 13 3 4 384 Sumber : Karo Dalam Angka tahun 2010 Keterangan : Data Kecamatan Tiganderket masih bergabung dengan Kecamatan Payung, Naman Teran dan Merdeka ke Simpang Empat, dan Dolat Rayat ke Kecamatan Tigapanah Tabel 3.7 Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru Dan Murid Di Kabupaten Karo Tahun 2009 No. Kecamatan Sekolah Ruang Kelas Guru Murid 1 Mardingding 16 112 146 2.316 2 Laubaleng 15 81 131 2.233 3 Tigabinanga 19 101 128 1.931 4 Juhar 14 113 124 1.514 5 Munte 20 126 192 2.427 6 Kutabuluh 13 91 128 2.196 7 Payung 26 175 263 1.705 8 Tiganderket - - - - 9 Simpang Empat 30 196 291 4.392 10 Naman Teran 1 - - - - 11 Merdeka 1 - - - - 12 Kabanjahe 23 162 298 5.939 13 Berastagi 16 100 183 3.883 14 Tigapanah 27 200 297 3.990 15 Dolat Rayat - - - - 16 Merek 13 88 134 2.441 17 Barusjahe 21 143 219 3.043 Jumlah 253 1.688 2.534 38.010 III.5. Kesehatan Jumlah fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Karo pada tahun 2009 terdapat sekitar 422 Unit, yang terdiri 6 unit Rumah Sakit Umum, 19 Unit Pukesmas Rawat Jalan, 258 Unit Puskesmas Pembantu, 23 Unit Rumah Bersalin, 93 Unit Balai Pengobatan Umum BPU dan 23 Unit Pos Kesehatan Desa Poskesdes yang telah tersebar di 19 Sembilan belas kecamatan, disamping itu di Kabupaten karo juga terdapat sebanyak 401 unit Pos Pelayanan Terpadu Posyandu. Fasilitas kesehatan terbanyak terdapat di Kecamatan Berastagi, yaitu sebanyak 60 Unit.Sedangkan fasilitas kesehatan terkecil terdapat di Kecamatan Dolat Rayat, yaitu hanya mempunyai sebanyak 7 Unit fasilitas kesehatan. Lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 3.9 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Karo Tahun 2009 No Kecamatan Rumah Sakit Umum Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin BPU Poskesdes Jumlah Rawat inap Rawat Jalan 1 Mardingding - - 1 8 - 5 1 15 2 Laubaleng - - 1 15 - 8 - 24 3 Tigabinanga - - 1 25 - 6 1 33 4 Juhar - - 1 11 - 3 - 15 5 Munte - - 1 34 - 2 - 37 No Kecamatan Rumah Sakit Umum Puskesmas Puskesmas Pembantu Rumah Bersalin BPU Poskesdes Jumlah Rawat inap Rawat Jalan 6 Kutabuluh - - 1 10 1 2 - 14 7 Payung - - 1 6 - - - 7 8 Tiganderket - - 1 11 - 1 - 13 9 Simpang Empat - - 1 11 - 1 2 15 10 Naman Teran - - 1 14 - 2 5 22 11 Merdeka - - 1 4 - 1 3 9 12 Kabanjahe 4 - 1 25 8 17 - 55 13 Berastagi 2 - 2 21 9 23 3 60 14 Tigapanah - - 2 19 2 8 6 37 15 Dolat Rayat - - 1 3 1 1 - 6 16 Merek - - 1 11 2 5 - 19 17 Barusjahe - - 1 30 - 8 2 41 Jumlah 6 19 258 23 93 23 422 Sumber : Karo Dalam Angka Tahun 2010 III.6. Sosial Masyarakat Jika dilihat dari kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Karo pada umumnya penduduk di Kabupaten Karo mayoritas beragama Kristen Protestan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah umat Kristen lebih banyak bila dibandingkan dengan sarana ibadah agama lainnya walalupun pada dasarnya masyarakat di Kabupaten Karo terdiri dari beragam suku dan agama. Jumlah sarana ibadah yang ada saat ini di Kabupaten terdapat sebanyak 911 Unit, yang terdiri dari 164 Unit Mesjid, 51 Unit LanggarMusholla, 538 Unit Gereja Protestan, 148 Unit Gereja Katolik, 8 Unit Pura, dan 2 Vihara. Jumlah sarana ibadah yang terbanyak terdapat di Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu sebanyak 354 Unit.Sedangkan jumlah sarana ibadah yang terkecil terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu hanya sebanyak 23 Unit. III.7. Perekonomian Sektor Pertanian merupakan bagian terpenting dalam per-ekonomian Kabupaten Karo. Peranan sektor ini terhadap PDRB Karo pada tahun 2009 sekitar 60,46 untuk harga berlaku. Sektor pertanian dikelompokkan menurut sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan. Sedangkan untuk sektor lainnya seperti jasa-jasa, pertambangan, perdagangan, hotel, restoran, dan sektor lainnya hanya mencapai 39,54 pada tahun 2009. Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. PDRB ini disajikan atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan.Berdasarkan harga berlaku, nilai PDRB Kabupaten Karo pada tahun 2009 sebesar 5.646,54 miliar rupiah. Dibandingkan dengan PDRB tahun 2008 yang nilainya sebesar 5.058,68 miliar rupiah, pada tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar 587,86 miliar rupiah atau meningkat sebesar 11,62 persen. Untuk harga konstan, dengan menggunakan harga tahun dasar 2000 PDRB Kabupaten Karo juga mengalami kenaikan dari sebesar 3.019,39 miliar rupiah pada tahun 2008 menjadi 3.175,60 miliar rupiah pada tahun 2009. Penghitungan PDRB berdasarkan harga konstan dapat menunjukkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo mengalami peningkatan sebesar 5,17 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,27 persen.Sektor pertanian masih mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Karo pada tahun 2009. Hal ini dibuktikan dengan besarnya sumbangan sektor ini dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karo yang mencapai 60,46 persen atau sebesar 3.413,85 miliar rupiah. Sedangkan penyumbang terkecil diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian dan sektor listrik, gas dan air bersih masing-masing sebesar 0,36 persen. III.8. VISI dan MISI Berdasarkan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan dan Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Visi dan Misi Kabupaten Karo tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten Karo Tahun 2005 - 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2009 - 2014. Pada penyusunan Buku Putih ini yang digunakan adalah visi dan misi pada dokumen perencanaan RPJMD Kabupaten Karo Tahun 2009 - 2014. III.8.1. Visi Kabupaten Karo Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada tahun-tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka Visi Pemerintah Kabupaten Karo pada Tahun 2009-2014 adalah : “ TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN KARO YANG MAJU, DEMOKRATIS, BERIMAN DAN SEJAHTERA DALAM SUASANA KEKERABATAN KARO” III.8.2. Misi Kabupaten Karo Untuk memberikan kejelasan agar tidak menimbulkan asumsi dan persepsi yang berbeda,perlu dijelaskan arti yang terkandung dalam visi dimaksud melalui beberapa misi yang hendak dicapai sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat khususnya tokoh agama dan rohaniawan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. 3. Mengembangkan secara optimal pertanian, pariwisata, industri dan perdagangan berbasis agribisnis yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan serta pelestarian hutan dan rehabilitasi lahan yang kritis. 4. Meningkatkan peranan koperasi dan UMKM untuk menunjang perekonomian masyarakat melalui perbankan dan lembaga keuangan non bank. 5. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana Kabupaten Karo. 6. Melestarikan nilai-nilai Budaya Karo dengan tidak menutup diri terhadap budaya luar yang bersifat positip. 7. Meningkatkan ketertiban dan ketentraman masyarakat serta kesadaran politik berdasarkan nilai demokrasi. III.9. Profil SMA Negeri I Tigapanah III.9.1. Identitas Satuan Pendidikan Nama Sekolah : SMA Negeri I Tigapanah NPSN : 10201991 Alamat : Jl. Tiga Panah No. 121 Kode Pos : 22171 Desa Kelurahan : Mulawari Kecamatan Kota : Tigapanah Kab Kota : Kab. Karo Provinsi : Sumatera Utara Status Sekolah : NEGERI Waktu Penyelenggaran: Pagi Jenjang Pendidikan : SMA Naungan : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI No. SK Pendirian : 05 19 01 1991 Tanggal SK Pendirian : 1900-01-01 Akreditasi : A No. SK Akreditasi : Ma 012472 Tgl SK. Akreditasi : 09-11-2011 No. Sertifikassi ISO : Belum Bersertifikat Luas tanah : 30.198 m 2 Akses Internet : Telkom Speedy Sumber Listrik : PLN dan Diesel Kontak : 0628 7000686 Email : smansatu..tigapanahyahoo.com III.9.2. Visi dan Misi Sekolah Visi Sekolah : ”UNGGUL DALAM PRESTASI, BERDASARKAN IMAN DAN DAN TAQWA” Indikator : 1. Unggul dalam peningkatan isi kurikulum KTSP 2. Unggul dalam pengembangan tenaga kependidikan 3. Unggul dalam peningkatan stabdar proses 4. Unggul dalam peningkatan fasilitas pendidikan 5. Unggul dalam peningkatan standar kelulusan 6. Unggul dalam peningkatan mutu kelembagaan dan manajemen 7. Unggul dalam pengembangan standar pembiayaan pendidikan 8. Unggul dalam pengembangan standar penilaian Misi Sekolah : 1. Melaksanakan kurikulum KTSP 2. Meningkatkan dan mengembangkan tenaga kependidikan 3. Meningkatkan standar proses pembelajaran 4. Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pendidikan 5. Melaksanakan pengembangan standar kelulusan 6. Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen 7. Melaksanakan pengembangan standar pembiayaan pendidikan 8. Melaksanakan pengembangan standar penilaian Tujuan Sekolah : Pada tahun 2010 2011, tujuan yang ingin dicapai oleh SMA Negeri I Tigapanah adalah : 1. Memiliki dan mencapai standar isi kurikulum KTSP yang meliputi tersusun program tahunan, program semester, pengembangan kurikulum, sialbus, sistem penilaian , dan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Sekolah mencapai standar tenaga kependidikan meliputi semua guru berkualifikasi minimal S.1.90, 90 guru mengajar sesuai dengan keahlian, tenaga-tenaga yang professional, baik keahlian maupun tingkat pendidikan. 3. Mencapai standar proses pembelajaran meliputi pelaksanaan pembelajaran dengan strategi metode CTL, pendekatan belajar tuntas, pendekatan belajar individual. 4. Sekolah mencapai standar fasilitas pendidikan yang cukup. Penataan dan perawatan ruangan, dan media pembelajaran yang cukup. 5. Memiliki dan mencapai standar ketuntasan, kompetensi dan standar kelulusan yang tinggi. 6. Mencapai standar kelembagaan yang bermutu dan manajemen berbasis sekolah dalam mencapai standar pengelolaan pembelajaran, kurikulum, fasilitas pendidikan, personal, kesiswaaan, administrasi dan sumber daya lainnya. III.9.3. Data Personil Sekolah Tahun Berdiri : Berdiri pada tahun 1991 Daftar Nama Kepsek : 1. Drs. Peringeten S. Depari 2. Drs. Tommy Jaya Ginting 3. Drs. Kemon Ginting 4. Drs. Benar Kaban 5. Drs. Josua Perangin-angin Daftar nama pegawai: 1. Hermina Br Karo.,S.E 2. Ratna Jaya Sinulingga., S.E 3. Bernard S. Simamora., S.Pd. 4. Ridwan Sembiring Brahmana., S.E 5. Arnesta Pelawi., Amd. SMA Negeri I Tigapanah saat ini berada di bawah kepemimpinan Drs. Josua perangin-angin selaku kepala sekolah. Saat ini jumlah ruangan kelas yang terdapat di SMA Negeri I Tigapanah adalah 24 kelas, dengan pembagian 8 kelas yang digunakan untuk ruangan kelas sepulu X, 8 kelas untuk kelas sebelas XI yaitu 4 kelas untuk program jurusan IPA dan 4 kelas untuk program jurusan IPS, dan 8 kelas untuk ruangan kelas dua belas XII yaitu 4 kelas untuk program jurusan IPA dan 4 kelas untuk program jurusan IPS. Saat ini jumlah siswa yang terdapat di SMA Negeri I Tigapanah adalah sekitar 820 orang siswa yang terdiri dari kelas sepuluh X, kelas sebelas XI, dan kelas dua belas XII.Sekolah SMA Negeri I Tigapanah memiliki jumlah guru sebanyak 59 orang guru dan 5 orang yang bekerja sebagai pegawai administrasi di tata usaha sekolah.SMA Negeri I Tigapanah memiliki 2 buah lapangan yang dapat digunakan untuk kegiatan upacara, olahraga, dan acara apel lainnya yang berada di luar ruangan kelas. Selain itu, SMA Negeri I Tigapanah juga memiliki laboratorium yang lengkap seperti: lab kima, lab biologi, lab fisika, lab bahasa, dan lab komputer. Fasilitas lain yang terdapat di SMA Negeri I Tigapanah antara lain: mushola, ruangan agama Kristen protestan dan ruangan agama Khatolik, laboratorium, kantor kepala sekolah, kantor bagian admnistrasi tata usaha, kantor wakil kepala sekolah dan pembantu kepala sekolah PKS, gudang penyimpanan barang, tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat, dan post satpam. Selain fasilitas yang berbentuk bangunan dan ruangan, fasilitas lain yang terdapat di SMA Negeri I Tigapanah yang juga dapat menunjang proses kegiatan pendidikan di sekolah ini yaitu : jaringan Wifi yang tersedia di setiap sudut sekolah dan dapat diakses oleh setiap siswa, guru dan juga pegawai sekolah, sarana dan prasarana olah raga berupa alat untuk olahraga tennis meja, alat olahraga bulu tangkis dan jarring net, bola kaki, bola volli, lembing, cakram, matras, dan juga alat bolahraga skipping. Proses belajar mengajar di SMA Negeri I Tigapanah dilakukan pada pagi hari yang dimulai pada pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB. Pada saat jam pelajaran tengah berlangsung seluruh siswa diwajibkan untuk mematuhi seluruh peraturan yang berlaku di sekolah. Adapun peraturan yang berlaku di SMA Negeri I Tigapanah antara lain seperti : 1. Setiap siswa wajib tiba di sekolah sebelum pukul 07.30 WIB, dan tidak dizinkan pulang sebelum pukul 14.00 WIB 2. Setiap siswa diwajibkan memakai seragam kemeja putih dan rok celana abu-abu pada hari senin sampai dengan hari kamis, dan pakaian kemeja batik dan rok celana abu-abu untuk hari jumat dan sabtu. 3. Setiap siswa diwajibkan mengenakan topi dan dasi lengkap ketika mengikuti upacara bendera pada hari senin dan juga pada hari nasional lainnya, dan memakai dasi pada hari senin sampai dengan hari kamis. 4. Setiap siswa diwajibkan untuk mengenakan atau memakai sepatu hitam polos dan kaos kaki putih polos. 5. Setiap siswa diwajibkan mengenakan pakaian olahraga pada saat mengikuti pelajaran olahraga, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 6. Setiap siswa dilarang membawa benda tajam masuk ke dalam lingkungan sekolah. 7. Setiap siswa dilarang mengaktifkan alat komunikasi sejenis Hand Phone dan alat komunikasi lainnya pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas tengah berlangsung. 8. Setiap siswa dilarang menggunakan dan memakai aksesoris berlebihan dan berupa perhiasan barang berharga di lingkungan sekolah. 9. Setiap siswa dilarang menggunakan jaket yang berwarna pada jam sekolah, kecuali jaket yang berwarna putih polos dan krem polos. 10. Setiap siswa dilarang berkeliaran di luar kelas ataupun di luar lingkungan sekolah pada saat jam pelajaran tengah berlangsung. 11. Bagi siswa yang beragama Kristen protestan dan khatolik diwajibkan untuk mengikuti rubrib atau ibadah sekolah yang diadakan setiap hari jumat setelah pulang sekolah. 12. Setiap siswa diwajibkan dan diharuskan untuk ikut terlibat dan peduli untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. 13. Setiap siswa dituntut untuk peduli terhadap lingkungan sekolah dan juga peduli pada semua sarana dan prasarana sekolah yang dapat dipakai oleh siswa. III.9.4 Struktuir Organisasi Struktur organisasi adalah suatu susunan hubungan anatar tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan anatara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jika ada suatu pertanggung jawaban apa yang akan dikerjakan. Struktur organisasi SMA Negeri I Tigapanah : ─ ─ ─ ─ ─ ─ Keterangan Gambar : Kepala Sekolah PKS 1 PKS 2 PKS 3 PKS 4 Wali Kelas Guru SISWA Komite Sekolah Dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan, kepala sekolah bekerja sama dan berkoordinasi dengan pihak komite sekolah, baik dalam hal penganggaran dan pendanaan kebutuhan sarana dan prasarana dan juga fasilitas sekolah. Pihak komite sekolah membantu kepala sekolah dalam merumuskan anggaran belanja sekolah dalam suatu periode tertentu.Dalam hal ni, komite sekolah dan kepala sekolah memiliki tingkat kedudukan yang setara namun dalam jabatan yang berbeda. Dalam menjalankan tugasnya di luar urusan keuangan dan anggaran sekolah seperti msialnya untuk menanggung jawabi semua hal yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, kepala sekolah dibantu oleh Pembantu Kepala Sekolah. Sekolah SMA Negeri I Tigapanah tidak memiliki wakil kepala sekolah seperti halnya dengan sekolah lain. Namun kepala sekolah dibantu oleh empat 4 orang Pembantu Kepala Sekolah PKS.Masing-masing PKS mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan bidang binaannya. PKS 1 : Bertanggung jawab dalam mengurusi bidang kurikulum pendidikan. PKS 2 :Bertanggung jawab dalam hal kepengurusan sarana dan prasarana fasilitas sekolah. PKS 3 : Bertanggung jawab dalam hal bidang kesiswaan. PKS 4 : Bertanggung jawab dalam bidang hubungan masyarakat humas. Keempat PKS ini memiliki fungsi yang sama penting antara PKS satu dengan PKS lainnya.PKS ini juga membawahi atau memiliki jabatan struktural yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru lainnya.Di bawah jabatan struktural PKS terdapat jabatan wali kelas yang dijabat oleh guru biasa. Kemudian, wali kelas atau guru membawahi siswa sebagai objek dari kegiatan dan proses belajar mengajar di SMA Negeri I Tigapanah, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten karo. Data Guru SMA Negeri I Tigapanah Menurut Pendidikan No Nama NIP NUPTK Jenis Kelamin Pen didi kan Mapel Diampu LK PR 1 Drs.Josua Perangin angin 196903241944121001 2656747648200002 1 S1 B.Indonesia 2 Bagekin Br Tarigan S.Pd. 196404011988032002 4733742644300002 2 S1 Fisika 3 Robinson Barus, S.Pd. 196409171987031002 1249742642200003 1 S1 Penjaskes 4 Dra. Samaria Ginting 195805131986032004 6845736638300032 2 S1 B.Indonesia 5 Raya., S.Pd. 195611281981032002 3460734636200003 2 S1 Kimia 6 Dra. Kibar Br Perangin2 195811101990032002 8442736638300003 2 S1 BP BK 7 Dra. Ridawati Br Ginting 196507111994122001 3043743645300003 2 S1 Sejarah 8 Enawati Br Tarigan 197102141994012001 5546749561300002 2 S1 Kimia 9 Dra. Romatia Klara N. 196703061994122001 8638745647300002 2 S1 Biologi 10 Komando Karo- karo.,Spd 196310161987011005 3348741643200003 1 S1 Biologi 11 Harta Br Ginting S.Pd 196310301989032002 3362741643300003 2 S1 Ekonomi 12 Drs. Ruslan Ginting 195710251986031001 1357735638200003 1 S1 Ekonomi 13 Dra. Terikut Br tarigan 196212311990032024 3462740643300003 2 S1 Kimia 14 Nehriaty Br Sitepu, S.Pd 196512311988032036 4537743644300003 2 S1 Seni Budaya 15 Penterawati Br sebayang 196509201993032003 8252743646300003 2 S1 Kimia 16 Teger Bangun, S.Pd 196208201995121002 5152740642200003 1 S1 Kewarganegar an 17 Dra. Yulaini 196106201987032002 6952739640300002 2 S1 P.A. Islam 18 Drs. Simon Sembiring 196411111991031004 3443742643200003 1 S1 Kimia 19 Drs. Effendi 196302011991031007 5533741643200012 1 S1 P.A. Protestan 20 Persada Bangun 195508221993091001 2154733636200003 1 S1 B.Indonesia 21 Dra. Rosenda karo S. 196711061955122001 5438745647300003 2 S1 Matematika 22 Dra. Sarianna Br Bangun 196808291998012001 2160746648300013 2 S1 Matematika 23 Eva Br Sitepu S.Pd 197707162002122002 8048755656300003 2 S1 Matematika 24 Kriston P. S.Pd. 196902242006041007 4556747649200002 1 S1 Penjaskes 25 Rasninta. S.Pd 196303262006042001 4658741642300002 2 S1 Kewarganegar aan 26 Liasen Br Surbakti. S.Pd 197306102006042003 9542751653300002 2 S1 Geografi 27 Suryani Br M. Simbolon 197611202005022001 1452754655300003 2 S1 B.Indonesia 28 Antoni Suranta S. S.Pd. 197512262005021003 1558753655200003 1 S1 B.Indonesia 29 Herlina N. nainggolan 197805192005022001 3851756657300002 2 S1 Biologi 30 Ojak Parlindungan S 197712262005021002 2558755657200003 1 S1 Matematika 31 Rasnawati Ginting . S.Pd 197507242006042002 2056753655300003 2 S1 B.Inggris 32 Ruth Br Bukit .S.Pd 197507142006042013 7046753655300003 2 S1 B.Inggris 33 Rehmanita Br tarigan 197701032007012003 5435755656300002 2 S1 Matematika 34 Meydiana Rospita 197210072006042007 5339750652300003 2 S1 Matematika 35 Agustina Saragih. S.Pd 196808172005022001 3149747650300103 2 S1 Kewarganegar aan 36 Roamawaty.Ginti ng ,S.Pd 197106182005022001 1950749656300002 2 S1 Geografi 37 Nurlan Br.Bangun,S.Pd 198308302010012021 5558747650200002 2 S1 Bimbingan dan Konseling 38 Elfrida Sianipar 197008012006042004 445456660200003 2 S1 Bahasa Perancis 39 Rosmadin Br,Kemit 196906202006042005 8350758661300013 2 S1 P.A.Protesta n 40 Des syofianti,S.Sos 197612092008032001 6133748649300023 2 S1 Sosiologi 41 Elisma Br. Kembaren, 197503092006042002 2952747650300012 2 S1 Kewarganegar aan 42 Julianita Br.Tarigan 197405142006042001 7244754656300073 2 S1 Sejarah 43 Junus Sitepu,S.Si 197006102005021002 2641753654300002 1 S1 Fisika 44 Mando Perangin- angin,S.Pd 196902262000031004 1846752653300042 1 S1 P.A.Katolik 45 Kelvin Ginting,S.Pd 198011222006041008 6942748650200002 1 S1 Fisika 46 Erida Fransiska Br.Ginting,S.Ko m 198010182009032001 0162761662220002 2 S1 TIK 47 Setiawati Br.Ginting,S.Ko m 198306092011012013 1941761662220002 2 S1 TIK 48 Samsidar Br.Ginting,S.Pd 197909292011012008 1261757659220003 2 S1 Ekonomi 49 Marisa Seila,S.Pd 198709262011012013 1258765666220003 2 S1 Sosiologi 50 Berlian Josefa Br.Ginting,S.Pd 198810072011012013 233976666220003 2 S1 Ekonomi 51 Deli Susanti Br.Sem.S.Pd 198101152011012003 1447759661220002 2 S1 Sejarah 52 Matius Tarigan,S.Pd,M. Si 196302081987031006 9540741643200002 1 S1 Fisika 53 Alam Sembiring,S.Pd 196902101992031004 2542747648200002 1 S1 Matematika 54 Berlianta Tarigan 196102121984032001 9544739640300002 2 D3 Keterampila n 55 Mimpin Sembiring 196212221987032001 7554739640200013 1 D3 Fisika 56 Marwan Tarigan 196404251988031007 6757142644200002 1 D3 Penjaskes 57 Darna Karo-karo 196202181988031002 5550740642200002 1 S1 Seni Budaya 58 Gita Lorena Br.Ginting - - 2 S1 P.A.Protesta n 59 Ika Valentina Br T. - - 2 S1 B. Indonesia Jumlah 19 40 59 - Pendidikan Lk Pr Jumlah S2 1 - 1 S1 15 39 54 D3 3 1 4 Jumlah 59

BAB IV PENYAJIAN DATA