Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skalaLikert untuk menilai jawaban kuesioner. Adapun saskor dari setiap
pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk jawaban alternatif “Sering Sekali” SS diberikan skor 5
2. Untuk jawaban alternatif “Sering” SR diberikan skor 4 3. Untuk jawaban alternatif “Ragu-ragu” RG diberikan skor 3
4. Untuk jawaban alternatif “Kadang-kadang”KD diberikan skor 2 5. Untuk jawaban alternatif “Tidak Pernah” TP diberikan skor 1
II.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif yakni dengan membandingkan rata-rata dari tingkat kinerja
antara guru penerima tunjangan sertifikasi dengan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi. Untuk membandingkan rata rata kinerja tersebut, peneliti
menggunakan uji beda dua rata rata sampel saling bebas atau Compare Means Independent Sample T-Test.
Adapun metode statistic yang digunakan adalah : 1. Uji Normalitas Data Dengan Metode Shapiro-Wilk
Untuk menguji dua sampel independen dan menguji hipotesis nol bahwa mereka berasal dari distribusi yang identik. Kriteria uji
normalitas metode Shapiro-Wilk mensyaratkan bahwa dua distribusi sampel dibandingkan. Ini berarti, mencari numerik
maksimu di antaranya 2. Uji Beda Dua Rata- rata Sampel Saling Bebas.
Dimana :
µ = µ1 - µ2
σ =�
�
1 2
�−1
+
�
2 2
�−2
Keterangan : µ = Rata-rata populasi
µ1 = Rata-rata hasil kinerja sampel 1 µ2 = Rata-rata hasil kinerja sampel 2
σ = Simpangan Baku atau Standar Deviasi populasi
S = Simpangan baku sampel n = Jumlah banyaknya sampel
3. Uji Homogenitas Varian Perhitungan dengan menggunakan uji F :
F = Keterangan :
F : Varian yang dicari S
1 2
: Varian Yang terbesar S
2 2 :
Varian yan terkecil df1 = n1-1 dan df2 = n2-1
II.5.1.Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti.Pembuktian dari
hipotesis tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti maka penulis membuat uji hipotesis sebagai
berikut : Langkah –langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis adalah
menggunakan uji t sebagai berikut : a. Menetukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan
digunakan rumus sebagai berikut :
S
2 =
S
1
– S
2
Keterangan : S
2
= Varian Gabungan n
1
atau n
2 =
Jumlah sampel Guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi.
S
1
atau S
2
= Standar deviasi sampel guru penerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi
b. Mencari perbedaan kinerja antara guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi dan guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi dengan
menggunakan uji hipotesis dua rata-rata. Dalam uji hipotesis uji beda dua rata-rata terdapat dua teknik melakukan uji t atau auji hipotesis.
1. Untuk sampel yang berukuran besar,atau n 30 sampel besar digunakan uji hipotesis dengan metode uji z.
Keterangan : z = uji hipotesis
x1 = rata rata sampel 1
z =
��−�� �
��� ��
+
��� ��
�
�
=
�
∑ �
� �
� �=�
−
�∑ ��
� �=�
� �
�
�−�
x2 = rata-rata sampel 2 n = jumlah banyaknya sampel
2. Untuk sampel yang berukuran kecil, atau n ≤ 30, maka digunakan uji
hipotesis dengan metode uji t.
t hitung mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar n
1
+ n
2
– 2. Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya Z
t dibandingkan dengan z
α
z
α 2’
- z
α 2
t
α’
t
α 2’
- t
α 2
. Kriteria pengujian Ho ditolak jika hitung
≥ t z
Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya hipotesis, Ridwan dan Sunarto 2007:83 mengungkapkan kaidah yang digunakan dalam pengujian terhadap
hipotesis penelitian sebagaimana dikutip berikut ini : Kaidah pengujian :
“jika t hitung atau z hitung ≥ t table, maka t
olak Ho artinya signifikan, dan t hitung atau z hitung
≤ t table, maka terima Ho artinya tidak signifikan.”
t =
��−�� ���−� �
� �
+ ��−��
� �
�
������+��−� ��+��
Nilai t tabel bisa ditemukan dengan bantuan tabel distribusi t student yang sudah tersedia secara umum.
BAB III DESKRIPSI LOKSI PENELITAN