Jenis Data Metode Pengumpulan Data Analisis Deskriptif

33 No Kode Nama Perusahaan 68 STTP Siantar Top Tbk 69 TCID Mandom Indonesia Tbk 70 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Tbk 71 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 72 TRST Trias Sentosa Tbk 73 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 74 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading company 75 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk 76 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 77 UNVR Unilever Indonesia Tbk 78 VOKS Voksel Electric Tbk 79 YPAS Yana Prima Hasta Persada Sumber: www.idx.co.id data diolah

3.6 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperolehdikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data berasal dari hasil publikasi dari website Bursa Efek Indonesia.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data pendukung berupa buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti, jurnal, serta laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 34

3.8.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya Jogiyanto, 2004:163.

3.8.2 Analisis Statistik

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y Situmorang dan Lufti, 2014:166. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Keterangan: Y = Struktur modal a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 X 1 = Ukuran Perusahaan X 2 = Profitabilitas Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e 35 e = Standard error Analisis regresi berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung dan F tabel , signifikansi ditentukan pada output SPSS. Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan serempak beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara parsial tidak Situmorang dan Lufti, 2014:166.

3.9 Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.

3.9.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. 36 Dengannya adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa di generalisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal Situmorang dan Lufti, 2014:100.

3.9.2 Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas berfungsi untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED nilai prediksi dengan SRESID nilai residualnya. Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji glejser, uji park atau uji white.

3.9.3 Uji Autokorelasi

Istilah autokolerasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diururtkan menurut waktu seperti dalam deret waktu atau ruang seperti dalam cross section. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan 37 sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengaganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya Situmorang dan Lufti, 2014:120. Pengujian Autokorelasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu metode grafik, the runs test, percobaan d dari durbin-watson, dan the breusch-godfrey BG Test. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan metode the runs test. Keputusan dapat dilihat melalui nilai Asymp.Sig. 2-tailed. Apabila di atas 5 berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

3.9.4 Uji Multikolenieritas

Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas pad suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.10 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable, baik uji koefisien regresi secara bersama-sama serempak Uji-F atau uji koefisien regresi secara individu parsial Uji-t. Selanjutnya dilakukan uji koefisien 38 determinasi Uji R 2 untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.

3.10.1 Uji-F Uji Simultan

Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Perumusan hipotesisnya: a. H = b 1 = b 2 = 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia c. Jika F hitung F tabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H diterima. d. Jika F hitung ≥ F tabel ata u nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H a diterima.

3.10.2 Uji-t Uji Parsial

Uji-t uji individual digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. Perumusan hipotesisnya : a. H : b i = 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal. b. H a : b i ≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal. 39 Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut : a. Jika t hitung ≤ t tabel atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H diterima b. Jika t hitung ≥ t tabel atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H a diterima

3.10.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictornya. Range nilai dari R 2 adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik Situmorang dan Lufti, 2014:169. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia Jakarta sekarang sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahun 1939. Bursa efek pun akhirnya ditutup karena terjadinya Perang Dunia II, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia. Pada tahun 1952, bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Lukman Wiradinata dan Menteri Keuangan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI 1950. Pada tahun 1956-1977, bursa efek vakum karena program nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta buka kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal. 41 Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT pasar modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama pada tanggal 10 Agustus 1977. Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi bursa efek. Pada tanggal 16 juni 1989, Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya sebagai Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat, jumlah saham yang terdaftar di 40 Bursa Efek Jakarta dari 24 saham pada tahun 1988 manjadi lebih dari 200 saham. Pada tahun 1995, Bursa Parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya dan diberlakukannya sistem otomatisasi perdagangan di BEJ dengan sistem komputer JATS Jakarta Automated Trading System. Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tanggal 10 November 2007, Bursa Efek Surabaya BES dengan Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. 42

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur

Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek Indonesia periode 2011- 2013. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dijadikan sampel berjumlah 79 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2013. Profil perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.1: Tabel 4.1 Profil Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013 No Nama Perusahaan Kode Perusahaan Tanggal berdiri Tanggal Listing di BEI 1 PT Akasha Wira International Tbk ADES 06-Mar-85 13-Jun-94 2 Tiga Pilar sejahtera Food Tbk AISA 26-Jan-90 11-Jun-97 3 Argha karyanPrima Industry Tbk AKPI 07-Mar-80 18-Des-92 4 Alkindo Naratama Tbk ALDO 31-Jan-89 12-Jul-11 5 ALumindo Light metal industry ALMI 26-Jun-78 02-Jan-97 6 Asahimas Flat glasses Tbk AMFG 07-Okt-71 18-Des-00 7 Asiaplast Industries Tbk APLI 05 Agt1992 01-Mei-00 8 Arwana Citra Mulia Tb ARNA 22-Feb-93 17-Jul-98 9 Astra International Tbk ASII 20-Feb-57 04-Apr-90 10 Astra Auto Part Tbk AUTO 20-Sep-91 15-Jun-98 11 PT Sepatu Bata BATA 15-Okt-31 24-Mar-82 12 PT Indo Kordsa Tbk BRAM 08-Jul-81 05-Sep-90 13 Beton Jaya Manunggal BTON 27-Feb-95 18-Jul-01 14 Budi Acid Jaya Tbk BUDI 15-Jan-79 08-Mei-95 15 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 03-Feb-68 09-Jul-96 16 Charoen Pokphand Indonesia CPIN 07-Jan-72 18-Mar-91 43 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan No Nama Perusahaan Kode Tanggal Berdiri Tanggal Listing 17 Citra turbindo CTBN 23-Agt-1983 28-Nop-89 18 Delta Djakarta Tbk DLTA 15-Jun-70 08-Mei-95 19 Darya Varia Laboratoria DVLA 30-Apr-76 11-Nop-91 20 Ekadarma Internasional Tbk EKAD 20-Nop-81 14-Agt-1990 21 Eratex Jaya Tbk ERTX 12-Okt-72 21-Agt-1990 22 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 06-Mar-92 16-Mei-97 23 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 08-Apr-89 23-Des-09 24 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 31-Okt-77 01-Des-80 25 Gudang Garam Tbk GGRM 30-Jun-71 27-Agt-1990 26 Gajah Tunggal Tbk GJTL 24-Agt-1951 08-Mei-90 27 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 19-Okt-63 15-Agt-1990 28 Indofodd CBP sukses Makmur ICBP 02-Sep-09 07-Okt-10 29 Champion Pacific Tbk IGAR 30-Okt-75 05-Nop-90 30 Indal Aluminium Industry INAI 16-Jul-71 05-Des-94 31 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14-Agt-1990 14-Jul-94 32 Indo Rama Syntetic INDR 03-Apr-74 03-Agt-1990 33 Indospring Tbk INDS 05-Mei-78 10-Agt-1990 34 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 07-Des-76 16-Jul-90 35 Indocecement Tunggal Prakasa Tbk INTP 16-Jul-71 05-Des-89 36 Jembo Cable Company JECC 17-Apr-73 18-Nop-92 37 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 18-Jan-71 23-Okt-89 38 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 18-Jul-73 08-Agt-1989 39 Kimia Farma Tbk KAEF 18-Jul-73 14-Jul-01 40 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 19-Jan-72 16-Jul-92 41 Kabelindo Murni Tbk KBLM 19-Jan-72 01-Jan-92 42 Kesawung Setia Industrial Tbk KDSI 09-Jan-73 29-Jul-96 43 Kedaung Indah can Tbk KICI 11-Jan-74 28-Okt-93 44 Kalbe Farma Tbk KBLF 10-Sep-68 30-Jul-91 45 Lion Metal Works Tbk LION 16-Agt-1972 20-Agt-1993 46 Lionmesh Prima Tbk LMSH 14-Des-82 04-Jun-90 47 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 07-Jan-82 05-Feb-90 48 Malindo Feedmill Tbk MAIN 10-Jun-97 10-Feb-06 44 Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan No Nama Perusahaan Kode Tanggal Berdiri Tanggal Listing 49 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 20-Jun-88 09-Jun-05 50 Martina Berto Tbk MBTO 01-Jun-77 13-Jun-11 51 Merck Tbk MERK 28-Des-70 23-Jul-81 52 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 03-Jun-29 17-Jun-94 53 Mayora Indah Tbk MYOR 17-Feb-77 04-Jul-90 54 Nipres Tbk NIPS 14-Apr-75 20-Okt-94 55 Pan Brhothers Tbk PBRX 21-Agt-1980 16-Agt-1990 56 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 16-Okt-80 23-Sep-96 57 Prima Alloy Steel universal Tbk PRAS 20-Feb-84 12-Jul-90 58 Pyramid Farma Tbk PYFA 27-Nop-76 16-Okt-01 59 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 22-Des-87 22-Jan-98 60 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 08-Mar-95 28-Jan-10 61 Supleme Cable Manifacturing SCCO 09-Nop-70 20-Jul-1891 62 Sierad Produce Tbk SIPD 06-Sep-85 27-Des-96 63 Sekar laut Tbk SKLT 19-Jul-76 08-Sep-83 64 Holcim Indonesia Tbk SMCB 15-Jun-71 10-Agt-1997 65 Semen Gresik Tbk SMGR 25-Mar-53 08-Jul-91 66 Selamat Sempurna Tbk SMSM 19-Jan-76 09-Sep-96 67 Indo Acitama SRSN 07-Des-82 11-Jan-93 68 Siantar Top Tbk STTP 12-Mei-87 16-Des-96 69 Mandom Indonesia Tbk TCID 05-Nop-69 23-Sep-93 70 Pabrik Kertas Tjiwi Tbk TKIM 02-Okt-72 03-Apr-90 71 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 01-Jul-77 30-Okt-90 72 Trias Sentosa Tbk TRST 23-Nop-79 20-Jul-90 73 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20-Mei-70 10-Jun-94 74 Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ 02-Nop-71 02-Jul-90 75 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 07-Feb-83 06-Nop-89 76 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT 30-Mei-88 18-Apr-02 77 Unilever Indonesia Tbk UNVR 05-Des-33 11-Jan-82 78 Voksel Electric Tbk VOKS 09-Apr-71 20-Des-90 79 Yana Prima Hasta Persada YPAS 14-Des-95 05-Mar-08 Sumber : www.idx.co.id 45

4.2. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Data yang digunakan diransformasikan kedalam bentuk Logaritma Natural LN, dengan tujuan untuk penormalan setiap uji yang akan dilakukan. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam Tabel 4.2: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 237 ,0387 7,3964 1,037270 ,9407209 SIZE 237 11,3785 20,4153 14,044443 1,5952592 ROA 237 ,0162 65,7201 10,069072 9,7352812 Valid N listwise 237 Sumber:olahan data SPSS 2015 Tabel 4.2 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 dengan menggunakan SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 237 sampel 97 perusahaan manufaktur selama 3 tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel DER memiliki nilai rata-rata sebesar 1,037 kali, artinya rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan total utang tehadap ekuitas sebesar 1,037 kali. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar 0,387 kali, nilai maksimum sebesar 7,39 kali, dan standar deviasi sebesar 0,94 kali. 46 2. Ukuran perusahaan size dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa angka total asset terendah adalah sebesar 11, 385. Sedangkan, total asset tertinggi sebesar 20,4153. Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai rata-rata mencapai 14,44 dengan standar deviasi sebesar 1,595. 3. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 10.069, artinya rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap total aset sebesar 10.069. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0.0162, nilai maksimum sebesar 65,72, dan standar deviasi sebesar 9,735. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Stuktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 43 94

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 7 109

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 21