33
No Kode
Nama Perusahaan
68 STTP
Siantar Top Tbk 69
TCID Mandom Indonesia Tbk
70 TKIM
Pabrik Kertas Tjiwi Tbk 71
TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
72 TRST
Trias Sentosa Tbk 73
TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
74 ULTJ
Ultrajaya Milk Industry and Trading company 75
UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
76 UNIT
Nusantara Inti Corpora Tbk 77
UNVR Unilever Indonesia Tbk
78 VOKS
Voksel Electric Tbk 79
YPAS Yana Prima Hasta Persada
Sumber: www.idx.co.id data diolah
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperolehdikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data berasal dari hasil publikasi dari website Bursa Efek
Indonesia.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data pendukung berupa buku-buku
referensi untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti, jurnal, serta laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idx.co.id.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
34
3.8.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari
data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya Jogiyanto, 2004:163.
3.8.2 Analisis Statistik
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan
hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y Situmorang dan Lufti, 2014:166.
Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Keterangan: Y = Struktur modal
a = Konstanta
b
1
= Koefisien regresi variabel X
1
b
2
= Koefisien regresi variabel X
2
X
1
= Ukuran Perusahaan X
2
= Profitabilitas Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2 +
e
35
e = Standard error Analisis regresi berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan
menggunakan F
hitung
dan F
tabel
, signifikansi ditentukan pada output SPSS. Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan serempak beberapa variabel
mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara parsial tidak Situmorang dan Lufti, 2014:166.
3.9 Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi,
tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel
tertentu. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada
ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan
analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah
memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
3.9.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
36
Dengannya adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa di generalisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan
karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal Situmorang dan Lufti, 2014:100.
3.9.2 Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas berfungsi untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot
dengan memplotkan nilai ZPRED nilai prediksi dengan SRESID nilai residualnya. Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada
grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan
adalah uji glejser, uji park atau uji white.
3.9.3 Uji Autokorelasi
Istilah autokolerasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diururtkan menurut waktu seperti dalam deret waktu
atau ruang seperti dalam cross section. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
37
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengaganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya Situmorang dan Lufti, 2014:120.
Pengujian Autokorelasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu metode grafik, the runs test, percobaan d dari durbin-watson, dan the breusch-godfrey BG Test.
Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan metode the runs test. Keputusan dapat dilihat melalui nilai Asymp.Sig. 2-tailed. Apabila di atas 5
berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3.9.4 Uji Multikolenieritas
Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas pad suatu model regresi linear
berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu.
Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5.
Apabila tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.10 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable, baik
uji koefisien regresi secara bersama-sama serempak Uji-F atau uji koefisien regresi secara individu parsial Uji-t. Selanjutnya dilakukan uji koefisien
38
determinasi Uji R
2
untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.
3.10.1 Uji-F Uji Simultan
Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependennya. Perumusan hipotesisnya: a.
H = b
1
= b
2
= 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b.
H
a
: b
1
≠ b
2
≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia c.
Jika F
hitung
F
tabel
atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H diterima.
d. Jika F
hitung
≥ F
tabel
ata u nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H
a
diterima.
3.10.2 Uji-t Uji Parsial
Uji-t uji individual digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. Perumusan hipotesisnya :
a. H : b
i
= 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
b. H
a
: b
i
≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal.
39
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut : a. Jika t
hitung
≤ t
tabel
atau nilai signifikan α ≥ 0.05, maka H diterima
b. Jika t
hitung
≥ t
tabel
atau nilai signifikan α ≤ 0.05, maka H
a
diterima
3.10.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictornya. Range nilai dari R
2
adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model
semakin baik Situmorang dan Lufti, 2014:169.
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang
diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia Jakarta
sekarang sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada
tanggal 1 Agustus 1925. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik Eropa
pada awal tahun 1939. Bursa efek pun akhirnya ditutup karena terjadinya Perang Dunia II, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.
Pada tahun 1952, bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Lukman
Wiradinata dan Menteri Keuangan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan instrumen yang diperdagangkan adalah Obligasi Pemerintah RI 1950. Pada
tahun 1956-1977, bursa efek vakum karena program nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta buka
kembali dan akhirnya mengalami kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal.
41
Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus
diperingati sebagai HUT pasar modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama pada
tanggal 10 Agustus 1977. Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan
Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi bursa efek. Pada tanggal 16 juni 1989, Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT Bursa Efek
Jakarta pada tanggal 13 Juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPAM yang awalnya sebagai
Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Bursa Efek Jakarta berkembang dengan pesat, jumlah saham yang terdaftar di 40
Bursa Efek Jakarta dari 24 saham pada tahun 1988 manjadi lebih dari 200 saham. Pada tahun 1995, Bursa Parallel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
dan diberlakukannya sistem otomatisasi perdagangan di BEJ dengan sistem komputer JATS Jakarta Automated Trading System. Pemerintah mengeluarkan
Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. Pada tanggal 10 November 2007, Bursa
Efek Surabaya BES dengan Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
42
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur
Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek Indonesia periode 2011-
2013. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Jumlah
perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dijadikan sampel berjumlah 79 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2013. Profil
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Profil Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2011-2013
No Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
Tanggal berdiri
Tanggal Listing di
BEI 1
PT Akasha Wira International Tbk ADES
06-Mar-85 13-Jun-94
2 Tiga Pilar sejahtera Food Tbk
AISA 26-Jan-90
11-Jun-97 3
Argha karyanPrima Industry Tbk AKPI
07-Mar-80 18-Des-92
4 Alkindo Naratama Tbk
ALDO 31-Jan-89
12-Jul-11 5
ALumindo Light metal industry ALMI
26-Jun-78 02-Jan-97
6 Asahimas Flat glasses Tbk
AMFG 07-Okt-71
18-Des-00 7
Asiaplast Industries Tbk APLI
05 Agt1992 01-Mei-00
8 Arwana Citra Mulia Tb
ARNA 22-Feb-93
17-Jul-98 9
Astra International Tbk ASII
20-Feb-57 04-Apr-90
10 Astra Auto Part Tbk
AUTO 20-Sep-91
15-Jun-98 11
PT Sepatu Bata BATA
15-Okt-31 24-Mar-82
12 PT Indo Kordsa Tbk
BRAM 08-Jul-81
05-Sep-90 13
Beton Jaya Manunggal BTON
27-Feb-95 18-Jul-01
14 Budi Acid Jaya Tbk
BUDI 15-Jan-79
08-Mei-95
15
Cahaya Kalbar Tbk
CEKA 03-Feb-68
09-Jul-96 16
Charoen Pokphand Indonesia
CPIN 07-Jan-72
18-Mar-91
43
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
No Nama Perusahaan
Kode Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
17 Citra turbindo
CTBN 23-Agt-1983
28-Nop-89 18
Delta Djakarta Tbk DLTA
15-Jun-70 08-Mei-95
19 Darya Varia Laboratoria
DVLA 30-Apr-76
11-Nop-91 20
Ekadarma Internasional Tbk EKAD
20-Nop-81 14-Agt-1990
21 Eratex Jaya Tbk
ERTX 12-Okt-72
21-Agt-1990 22
Eterindo Wahanatama Tbk ETWA
06-Mar-92 16-Mei-97
23 Gunawan Dianjaya Steel Tbk
GDST 08-Apr-89
23-Des-09 24
Goodyear Indonesia Tbk GDYR
31-Okt-77 01-Des-80
25 Gudang Garam Tbk
GGRM 30-Jun-71
27-Agt-1990 26
Gajah Tunggal Tbk GJTL
24-Agt-1951 08-Mei-90
27 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
HMSP 19-Okt-63
15-Agt-1990 28
Indofodd CBP sukses Makmur ICBP
02-Sep-09 07-Okt-10
29 Champion Pacific Tbk
IGAR 30-Okt-75
05-Nop-90 30
Indal Aluminium Industry INAI
16-Jul-71 05-Des-94
31 Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF 14-Agt-1990
14-Jul-94 32
Indo Rama Syntetic INDR
03-Apr-74 03-Agt-1990
33 Indospring Tbk
INDS 05-Mei-78
10-Agt-1990 34
Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP
07-Des-76 16-Jul-90
35 Indocecement Tunggal Prakasa Tbk
INTP 16-Jul-71
05-Des-89 36
Jembo Cable Company JECC
17-Apr-73 18-Nop-92
37 Japfa Comfeed Indonesia Tbk
JPFA 18-Jan-71
23-Okt-89 38
Jaya Pari Steel Tbk JPRS
18-Jul-73 08-Agt-1989
39 Kimia Farma Tbk
KAEF 18-Jul-73
14-Jul-01 40
KMI Wire and Cable Tbk KBLI
19-Jan-72 16-Jul-92
41 Kabelindo Murni Tbk
KBLM 19-Jan-72
01-Jan-92 42
Kesawung Setia Industrial Tbk KDSI
09-Jan-73 29-Jul-96
43 Kedaung Indah can Tbk
KICI 11-Jan-74
28-Okt-93 44
Kalbe Farma Tbk KBLF
10-Sep-68 30-Jul-91
45 Lion Metal Works Tbk
LION 16-Agt-1972
20-Agt-1993 46
Lionmesh Prima Tbk LMSH
14-Des-82 04-Jun-90
47 Multi Prima Sejahtera Tbk
LPIN 07-Jan-82
05-Feb-90 48
Malindo Feedmill Tbk MAIN
10-Jun-97 10-Feb-06
44
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
No Nama Perusahaan
Kode Tanggal
Berdiri Tanggal
Listing
49 Multistrada Arah Sarana Tbk
MASA 20-Jun-88
09-Jun-05 50
Martina Berto Tbk MBTO
01-Jun-77 13-Jun-11
51 Merck Tbk
MERK 28-Des-70
23-Jul-81 52
Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
03-Jun-29 17-Jun-94
53 Mayora Indah Tbk
MYOR 17-Feb-77
04-Jul-90 54
Nipres Tbk NIPS
14-Apr-75 20-Okt-94
55 Pan Brhothers Tbk
PBRX 21-Agt-1980
16-Agt-1990 56
Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
16-Okt-80 23-Sep-96
57 Prima Alloy Steel universal Tbk
PRAS 20-Feb-84
12-Jul-90 58
Pyramid Farma Tbk PYFA
27-Nop-76 16-Okt-01
59 Ricky Putra Globalindo Tbk
RICY 22-Des-87
22-Jan-98 60
Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
08-Mar-95 28-Jan-10
61 Supleme Cable Manifacturing
SCCO 09-Nop-70
20-Jul-1891 62
Sierad Produce Tbk SIPD
06-Sep-85 27-Des-96
63 Sekar laut Tbk
SKLT 19-Jul-76
08-Sep-83 64
Holcim Indonesia Tbk SMCB
15-Jun-71 10-Agt-1997
65 Semen Gresik Tbk
SMGR 25-Mar-53
08-Jul-91 66
Selamat Sempurna Tbk SMSM
19-Jan-76 09-Sep-96
67 Indo Acitama
SRSN 07-Des-82
11-Jan-93 68
Siantar Top Tbk STTP
12-Mei-87 16-Des-96
69 Mandom Indonesia Tbk
TCID 05-Nop-69
23-Sep-93 70
Pabrik Kertas Tjiwi Tbk TKIM
02-Okt-72 03-Apr-90
71 Surya Toto Indonesia Tbk
TOTO 01-Jul-77
30-Okt-90 72
Trias Sentosa Tbk TRST
23-Nop-79 20-Jul-90
73 Tempo Scan Pacific Tbk
TSPC 20-Mei-70
10-Jun-94 74
Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ
02-Nop-71 02-Jul-90
75 Unggul Indah Cahaya Tbk
UNIC 07-Feb-83
06-Nop-89 76
Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
30-Mei-88 18-Apr-02
77 Unilever Indonesia Tbk
UNVR 05-Des-33
11-Jan-82 78
Voksel Electric Tbk VOKS
09-Apr-71 20-Des-90
79 Yana Prima Hasta Persada
YPAS 14-Des-95
05-Mar-08 Sumber :
www.idx.co.id
45
4.2. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Data yang digunakan diransformasikan kedalam bentuk Logaritma
Natural LN, dengan tujuan untuk penormalan setiap uji yang akan dilakukan. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam Tabel 4.2:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
237 ,0387
7,3964 1,037270
,9407209 SIZE
237 11,3785
20,4153 14,044443
1,5952592 ROA
237 ,0162
65,7201 10,069072
9,7352812 Valid N listwise
237
Sumber:olahan data SPSS 2015
Tabel 4.2 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 dengan menggunakan SPSS. Jumlah sampel keseluruhan
adalah 237 sampel 97 perusahaan manufaktur selama 3 tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Variabel DER memiliki nilai rata-rata sebesar 1,037 kali, artinya rata-rata
perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan total utang tehadap ekuitas sebesar 1,037 kali. Variabel DER memiliki nilai minimum sebesar
0,387 kali, nilai maksimum sebesar 7,39 kali, dan standar deviasi sebesar 0,94 kali.
46
2. Ukuran perusahaan size dilihat dari total asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa angka total asset terendah adalah sebesar 11, 385. Sedangkan, total asset tertinggi sebesar 20,4153.
Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai rata-rata mencapai 14,44 dengan standar deviasi sebesar 1,595.
3. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 10.069, artinya rata-rata
perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap total aset sebesar 10.069. Variabel ROE memiliki nilai
minimum sebesar 0.0162, nilai maksimum sebesar 65,72, dan standar deviasi sebesar 9,735.
4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas