Asam lemak jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh, akibatnya titik leleh asam lemak jenuh lebih tinggi. Kestabilan asam lemak jenuh
mudah dipengaruhi oleh temperatur.
3.1.1 Destilasi Asam lemak
Sebagian besar zat pengotor pada CPO dan CPKO tetap terikut dalam asam lemak. Zat pengotor ini harus dipisahkan untuk mendapatkan fraksi-
fraksi asam lemak yang berkualitas tinggi. Destilasi asam lemak, disamping terutama untuk memisahkan fraksi-fraksi asam lemak, juga untuk
memisahkan fraksi-fraksi asam lemak, juga untuk memisahkan zat pengotor dari fraksi-fraksi asam lemak.
Fraksi-fraksi asam lemak yang diperoleh pada destilasi asam lemak terbagi atas dua fraksi utama, yaitu fraksi asam lemak C
6-10
dan fraksi asam lemak C
12-18
. Sekitar 30 impuritis bertitik didih diatas 270°C pada tekanan 8 mbar serta sebagian kecil asam lemak beratom C
20
, yang lazim disebut fraksi residu, dapat dihidroksi ulang pada splitter.
3.1.2 Uraian Proses Destilasi
Diagram blok proses destilasi asam lemak atas dua bagian fraksi C
6-10
dan C
12-18
dapat digambarkan sebagai berikut
As. lemak as. Lemak
as. Lemak
C
12-18
residu Gambar 3.1.2. Diagram blok proses distilasi asam lemak
Universitas Sumatera Utara
Umumnya proses distilasi asam lemak dimulai dengan pengeringan. Pada proses pengeringan ini, air yang terkandung pada asam lemak dikurangi sampai
tingkat tertentu hingga tidak mengganggu proses distilasi. Pengeringan asam lemak tidak hanya bertujuan untuk mengurangi air, tetapi juga untuk
mengurangi kandungan impuritis yang bertitik didih sekitar 100°C pada tekanan 8 mbar.
Zat pengotor yang dipisahkan pada bagian bawah kolom kedua berupa : a.
Digliserida b.
Monogliserida c.
Asam lemak C
18-20
d. Trigliserida
e. Colour bodies
Gliserida yang terkandung pada residu, merupakan bagian yang tidak terkonversi seutuhnya menjadi asam lemak dan gliserin pada hidrolisa
trigliserida CPO atau CPKO, oleh sebab ini fraksi residu ini dapat diolah kembali menjadi asam lemak dan gliserin.
3.1.3 Tekanan Vakum
Kondisi tekanan yang digunakan selalu dibawah 1 atm. Besar tekanan vakum rata-rata dibawah 50 mbar.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 2 hal pokok yang melatar belakangi kondisi vakum ini, antara lain : a.
Efisiensi pemakaian energi b.
Meningkatkan mutu asam lemak yang dihasilkan
4.1 Gliserin 4.1.1 Pengertian Gliserin