mengandung 4 – 20 gliserol dan juga diketahui sebagai atau gliserin.
b. Splitting atau hidrolisis dari minyak inti sawit dibawah tekanan dan
temperatur yang tinggi untuk menghasilkan asam lemak atau gliserin. Gliserin ini mengandung 10 – 20 gliserol.
c. Transesterifikasi dari minyak dengan methanol katalis untuk
menghasilkan metil ester. Sejak proses tidak menggunakan air, konsentrasi gliserol lebih tinggi
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan dalam industri kosmetika antara lain sebagai bahan pengatur kekentalan
shampoo, obat kumur, pasta gigi dan sebagainya Fauzi, 2002.
4.1.3 Kegunaan Gliserin
Gliserin mempunyai peran hampir di setiap industri. Penggunaan terbesar dari gliserin adalah pada resin alkid, dimana ±35.000 tontahun. Industri kertas,
dimana gliserin berfungsi sebagai bahan pelunak adalah pengguna terbesar berikutnya, yaitu 25.000 tontahun. Industri nitrogliserin sebesar 7.500
tontahun, tetapi pemasarannya berkurang 25 tahun terakhir, dengan digantikannya nitrogliserin oleh bahan peledak yang lebih murah.
a. Makanan dan minuman
Gliserin mudah di cerna dan tidak beracun dan bermetabolisme bersama karbohidrat, meskipun berada dalam bentuk kombinasi pada sayuran dan
lemak binatang. Untuk produk makanan dan pembungkus makanan yang kontak langsung dengan konsumen, tidak beracun adalah syarat utama.
Universitas Sumatera Utara
Gliserin, sejak 1959 diakui sebagai satu diantara bahan yang aman oleh Food and Drug Administration.
Kegunaan sebagai : a.
Pelarut untuk pemberian rasa seperti vanilla dan pewarna makanan
b. Agen pengental dalam sirup
c. Pengisi dalam produk makanan rendah lemak biskuit
d. Pencegah kristalisasi gula pada permen dan es
e. Medium transfer panas pada kontak langsung dengan makanan saat
pendinginan cepat f.
Pelumas pada mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pengemasan makanan
Pada tahun-tahun terakhir, poligliserol dan poligliserol ester meningkat, penggunaanya dalam makanan, khususnya mentega dan lemak.
b. Obat-obatan dan kosmetik
a. pada obat-obatan dan kedokteran gliserin adalah bahan dalam larutan
alkohol dan obat penyakit b.
gliserin pada kanji digunakan dalam selai dan obat salep c.
obat batuk dan obat bius, seperti larutan gliserin-fenol d.
turunanya digunakan sebagai obat penenang krim dan lotion untuk menjaga kehalusan dan kelembutan kulit
e. bahan dasar pembentukan pasta gigi, sehingga diperoleh kehalusan,
viskositas, dan kilauan yang diinginkan
Universitas Sumatera Utara
c. Bahan pembungkus dan pelumas
Pembungkus daging, jenis khusus kertas, memerlukan bahan pelunak untuk memberi kelenturan dan kekerasan.
5.1 Daerah Pemucatan
Pemucatan adalah proses penyerapan secara fisik dengan menggunakan tanah liat atau karbon aktif untuk membuang zat-zat yang tidak diinginkan,
seperti residu sabun untuk menetralkan minyak, presipitasi gum dari praperlakuan asam, logam, produk-produk oksidasi, dan pigmen warna seperti
klorofil. Pemucatan adalah proses yang kritis pada pemurnian minyak nabati baik
secara fisik maupun kimia. Pada pemurnian secara fisik, Minyak kelapa sawit MKS diberi praperlakuan dengan asam untuk menghilangkan gum. Pada
pemurnian secara kimia, perlakuan ini tidak diperlukan. Bahan baku yang digunakan yaitu MKS dari tangki timbun. MKS dialirkan dengan kecepatan
sekitar 35-60 tonjam. Temperatur awal MKS yaitu 40-60°C. Aliran MKS dipompakan melalui sistem rekorveri panas, berupa piring penukar panas untuk
menaikkan temperatur sampai 60-90°C. Setelah itu, sekitar 20 MKS dipompakan ke dalam slurry tank dan
dicampur dengan tanah liat 6-12 kgton MKS yang dosisnya dikendalikan oleh PLC Programmable Logic Controllers untuk menghasilkan campuran
setengah cair. Pengaduk di dalam slurry tank akan mencampur MKS dengan tanah liat secara merata. Setelah itu slurry akan dialirkan ke bleacher.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat yang bersamaan, 80 MKS dipompakan melalui piring penukar panas lain dan uap pemanas meningkatkan temperatur MKS sampai 90-130°
temperatur yang dibutuhkan untuk reaksi MKS dengan asam fosfat. Setelah itu, MKS dipompa ke dalam mixer statis dengan ditambahkan asam fosfat
0,35-0,45 kgton MKS. Pengadukan yang terus-menerus di dalam pencampur bertujuan untuk menghilangkan gum. Proses ini akan mempermudah
penghilangan gum pada proses penyaringan berikutnya sehingga ukuran deodorizer tidak perlu terlalu besar. Selain itu, proses ini juga bertujuan untuk
mencegah pemanasan permukaan. MKS yang telah mengalami proses degumming ini kemudian dialirkan ke bleacher.
Di dalam bleacher, 20 slurry dan 80 degumming MKS akan dicampur dan proses pemucatan pun dimulai. Proses pemucatan minyak sawit dilakukan
dengan penambahan tanah liat untuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan semua pigmen, trace metal, dan produk-produk oksidasi dari
MKS. Proses ini akan meningkatkan rasa awal, aroma akhir, dan stabilitas oksidatif produk. Proses pemucatan ini juga membantu mengatasi masalah
pada proses pengolahan selanjutnya dengan menyerap sabun, ion logam penyebab oksidasi, menguraikan peroksida, mengurangi warna, dan menyerap
senyawa minor. Temperatur di dalam bleacher harus sekitar 100-130°C selama 30 menit untuk mendapatkan pemucatan yang optimal. Uap bertekanan rendah
diinjeksikan ke dalam bleacher untuk mengaduk konsentrasi slurry supaya menghasilkan kondisi pemucatan yang lebih baik.
Slurry yang mengandung minyak dan tanah liat dialirkan melaui saringan Niagara untuk mendapatkan partikel minyak yang bersih dan bebas dari tanah
Universitas Sumatera Utara
liat. Temperatur harus dipertahankan antara 80-120°C untuk proses penyaringan yang lebih baik. Di dalam saringan Niagara, slurry dialirkan
melalui saringan dan tanah liat akan terkumpul di saringan. Oleh karena itu, pembersihan tanah liat dari saringan Niagara harus dilakukan setiap 45 menit
untuk menjamin proses penyaringan yang baik. Minyak sawit yang telah dipucatkan dari saringan Niagara kemudian dipompa ke dalam tangki
penyangga yang difungsikan sebagai tempat penimbunan sementara sebelum minyak sawit diproses lebih lanjut.
Umumnya, ada saringan kedua yang digunakan bersama-sama dengan saringan Niagara yang berperan sebagai saringan pengendap jika ada sebagian
tanah liat yang bocor keluar. Adanya tanah liat dalam minyak yang diproses akan menyebabkan kerusakan deodorizer, mengurangi stabilitas oksidatif
produk minyak, dan berperan sebagai katalis aktivitas dimerisasi dan polimerisasi. Pressure life filter umumnya digunakan sebagai pemucatan filter.
Saringan dengan system batch ini bekerja secara automatis menggunakan PLC dengan system SCADA Supervisory Control And Data Acquisition
atau dengan panel yang dilengkapi dengan tombol tekan dan diagram warna yang
serupa dengan alur proses sebenarnya. “Tes Biru” dilakukan untuk setiap batch penyaringan untuk menjamin proses penyaringan dilakukan dengan sempurna.
Dengan uji ini, jika terjadi kebocoran pada saringan Niagara atau saringan pengendap maka tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan segera.
Universitas Sumatera Utara
6.1 Daerah Destilasi Asam Lemak